8.Penobatan

Mulai dari awal
                                    

Tambah riuh kala ucapan Zurich selesai. Sudah lama Altair tidak mempunyai seorang Ratu, wajar jika rakyat begitu bahagia mendengar kursi Ratu yang kosong akan segera di isi.

"Kepada semua rakyat Altair, kalian akan menjadi saksi dalam penobatan Yang mulia Ratu. Maka dengan ini, penobatan akan dimulai!"

Thanasa menuju balkon melihat ke bawah. Ribuan rakyat menaruh harapan yang besar untuk dirinya. Sayang mereka tidak tahu jika Thanasa tidak berminat sama sekali menjadi Ratu.

Mahkota di bawa oleh seorang pelayan, benda yang dihiasi berlian tersebut sangat memukau. Delano mulai mengangkat dan memasangkannya kepada Thanasa. Lagi-lagi Thanasa hanya bisa menahan emosi, menundukkan kepala dihadapan Delano, hukumnya adalah haram.

Terpasang, si gadis menegakkan kembali kepalanya. Terdiam sejenak, lalu mulai berbicara.

"Aku, Ratu Altair. Thanasa Altair dari Kerajaan Lucian, hari ini... aku adalah Ratu Altair dan Ratu kalian. Mulai hari ini, aku berjanji akan selalu mendampingi Raja Delano ikut membangun Altair."

Aura keratuan Thanasa keluar. Sangat tegas dan berwibawa. Kian berdecak kagum, suara rakyat semakin huru-hara.

***

Kembali keperjamuan, Delano tampak asik disana.

Sedangkan Thanasa, ia berdiri dibelakang Kerajaan Altair menangisi penderitaan. Xenya sempat menemani gadis itu, namun Thanasa mengusir dan bilang hanya ingin sendiri.

"Ayah, maafkan aku." Mengutuk, Thanasa kecewa. Dia sudah berjanji tidak akan menangis, nyatanya tidak seperti itu.

"Putri, kau dan Delano tampak tidak semesra yang terlihat. Aku menerka-nerka ada apa sebenarnya dengan hubungan kalian." Suara bariton dibelakang langsung memalingkan tatapan Thanasa.

Raja Mos Cov.

Lancang sekali pria itu berani memanggilnya dengan kedua tangan yang menyilang, seolah-olah dia bukan siapa-siapa.

Mos Cov mendekati Thanasa yang tidak bergeming dari tempatnya. Sesungguhnya Thanasa tidak bisa berpikir jernih untuk sekarang. Begitu terlarut kesedihan hingga sadar senyuman jahat Mos Cov mengembang. Lalu...

Sreet

Baju Thanasa ditarik sampai robek.

"Jahanam, apa yang kau lakukan!"

Plaak

Tamparan Thanasa memicu Mos Cov kian berani berbuat lebih. Ia merampas kasar mahkota Thanasa membuang kesembarangan arah hingga rambut sang Putri terurai berantakan. Kemudian bajunya dibuka paksa. Thanasa mencoba melawan dan berteriak untuk melepaskan dirinya. Mos Cov seperti setan, tidak peduli dengan penolakan Thanasa, pria itu mulai merobek balutan pakaian Thanasa.

"Aku ingin lihat apakah Delano sikeparat itu masih mau menerima dirimu hasil bekasan dari ku hahaha." Tangan Thanasa dipelintir ke belakang, Mos Cov mencium aroma rambut Thanasa. Wangi, sangat wangi. Mos Cov makin kacau dan tambah liar.

Tercium bau minuman dari tubuh pria itu, Thanasa mual dan disaat yang sama ia sangat takut.

"Lepaskan! Brengsek!" Cairan bening menetes terus. Sambil sumpah serapah, gadis itu tidak terima dengan kehidupan malangnya.

Criiit

Cipratan darah menyeruak membasahi gaun Thanasa dan rumput.

"Bajingan!"

Delano menghunuskan pedangnya berkali-kali ke punggung Mos Cov, pria itu jatuh tak sadarkan diri. Delano tidak berhenti, ia membabi buta menusukkan pedang terus-menerus ke arah Mos Cov yang diyakini sudah tidak bernyawa.

Pemandangan ngeri itu disaksikan oleh banyak orang, banyak Raja yang ketakutan melihat adegan yang berlangsung tersebut.

Pengawal Kerajaan Mos Cov datang. Arnold dan Tristan mencegat aksi Delano, pria itu brutal.

Menyapu pandangan semua orang, memperhatikan mata mereka satu-persatu.

"Ku peringati kalian semua, jika ada yang berani mengganggu Ratu Altair. Kalian akan menerima akibat yang lebih kejam dari ini!" Tegas Delano menciptakan barier ketakutan.

Menghampiri Thanasa yang menangis tersedu-sedu, agak kecewa ketika Thanasa menolak.

"Pergi! Pergi! Dasar brengsek, lepaskan aku!"

"Ini aku. Hei!"

Menyadari kehadiran Delano, entah kenapa membuat Thanasa lega dan langsung menghamburkan diri dalam pelukan Raja Altair itu.

Delano menggendong Thanasa menuju kamar mereka.

"Bubarkan acaranya."

"Baik Yang mulia."

***

MY KING MY ENEMY (TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang