"Siapa bang? Wahhh keren." Jinara bertepuk tangan heboh dengan mata berbinar, takjub dengan kemampuan Wilnan yang luar biasa hebat itu.

"Gue." Jawab Wilnan singkat yang sontak saja membuat si bungsu menganga tak percaya.

"LAH? KOK ABANG TEGA SIH BUNUH MARIMAR? KASIAN BANG JAY KEHILANGAN TEMAN HIDUPNYA. PANTES AJA BANG JAY STRESS NYA PERMANEN,"

Wilnan kembali menghela nafas panjang lalu mengusap telinganya yang berdengung akibat teriakan Jinara. "Habis dulu ditanya, mau pada makan apa? Kalian jawab, Marimar..- yaudah gue sembelih tuh ayam. Toh Bang Jay nya juga ikut makan kan?"

"Maksudnya tuh ayam, Wilnannnnn, kan kita manggil semua jenis ayam tuh Marimar. Pelupa sih.. kalau Jay tahu kamu pelakunya, habis kamu sama dia." celetuk Shaka yang rupanya sedari tadi ikut menyimak. Ia terkekeh ketika ingat dulu Jay mengira kalau Marimar hilang dan si sulung itu menangis seharian, padahal Marimar sudah ada di perut mereka karena dijadikan menu makan malam oleh Wilnan.

"Mending nonton Ewing hd, gilaaaa gue malah suka deg-degan sendiri apalagi pas penampakan nya ke rekam kamera banget." saran Key yang tiba-tiba bergabung dengan percakapan mereka. Ia mendekatkan dirinya dan kini duduk di samping Jinara.

"Mending Nessie judge lahh, gak terlalu horror tapi seru, cara dia jelasin enak banget." Dava yang bosan pun akhirnya masuk kedalam percakapan mereka dan mengeluarkan pendapatnya.

"Semuanya juga seru sih,."

"Mending kita bikin YouTube channel sendiri aja." usul Jinara dengan semangat. Ia berdiri dari duduknya dan mulai memandang satu persatu wajah para kakaknya. "Nahh, kita buat gabungan dari jurnalrisa, sara Wijayanto, karma, sama siraman qolbu. Bang Shaka jadi tukang ruqyah, Bang Wilnan jadi cenayang, terus Bang Dava jadi yang megang kamera, Bang Jay jadi editor, dan Bang Key jadi narasumber. Aku sendiri jadi pembawa acara. Gimana?"

"Kok gue jadi narasumber, sih?" Tanya Key heran.

"Kan kita akan mengungkap misteri suara misterius yang selalu muncul setiap malam di kamar abang, yang suara cewek uhh ahh itu loh." jawab Jinara polos membuat yang lain langsung tertawa.

"HAHAHAHA ANJIR SETUJU GUE ADUHHH."

"MISTERIUS BANGET EMANG HAHA."

Key tersenyum tipis, ia merasa kalau hari ini adalah hari dimana ia akan dibully habis-habisan oleh yang lain gara-gara kebiasaan buruknya bermain perempuan di masa lalu. Haduh, padahal itu kan dulu, sekarang ia sudah tobat dan mulai menata hidup untuk lebih baik lagi. "Kok gitu?"

"Ya habis aku suka takut bang, tiap lewat suka ada suara misterius gitu, terus kan kamar abang gelap, pas aku intip, ranjang nya tuh suka gerak-gerak sendiri. Kan serem banget."

"LO NGINTIP?" Tanya Dava kaget, tidak menyangka jika kepolosan sang adik sudah ternodai tanpa disadari.

"Kadang sih bang, abis aku penasaran. Habisnya berisik, kayak lagi mukbang samyang."

"Astaghfirullah..-" Shaka mengelus dadanya sabar, takut adik bungsunya itu terkontaminasi virus mesum Key yang sering disebut kantung hormon berjalan.

"Eh ulang lagi yang barusan, nan, anjir gue gak lihat. KEJAUHAN BEGO!"

"YA SABAR DONG! GUE KAN GAK TAU."

Jinara terdiam dan wajahnya perlahan membentuk ekspresi blackmoon khas emoji chat saat ia melihat Wilnan dan Dava tengah menonton berdua dengan Dava yang bersandar di bahu Wilnan. Dan rupanya, hal itu membangkitkan jiwa fujoshi Jinara karena memang si bungsu itu nahkoda kapal hubungan si kembar Nakula Sadewa itu.

"Aduh ada momen lagi.. kalian berdua ini memang benar-benar membangkitkan jiwa-jiwa fujo aku, lucu banget huhuhu ayok nikah kalian nikahhhh! AAAAAA.." Jinara memekik gemas dan tanpa sadar ia memukul pundak Wilnan sebagai pelampiasan.

[✓] Kakak + Day6Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt