Reuni bersama bunda

4.7K 629 146
                                    

Minara terbangun saat tenggorokannya tiba-tiba kering dan ia membutuhkan minum, ia lalu pergi ke dapur untuk mengambil segelas air, namun saat melewati ruang tamu, ia mengeryit karena tidak menemukan Jinara di depan tv. Ia melirik ke jam di dinding dan ternyata sudah pukul setengah dua belas malam.

Hanya ada tv yang menyala tanpa ada yang menonton. Minara meminum airnya dalam sekali tegukan kemudian menyimpan gelasnya di atas meja. Ia langsung mencari keberadaan putri bungsunya itu ke segala penjuru rumah. Sayangnya, Jinara tidak ada di manapun. Di wc, ruang belakang, bahkan dapur tidak ada. Sebenarnya ada dua ruangan yang belum ia periksa yaitu kamar Yuta dan Yuko. Tapi, tidak mungkin kan Jinara ada di kamar mereka?

"Ya Allah, itu anak kemana sih?" Gumam Minara yang sudah diliputi rasa khawatir. Ia kemudian berjalan menuju pintu depan, dan tak sengaja matanya melirik ke arah rak sepatu dan menyadari jika ada dua pasang sepatu yang hilang, yaitu sepatu Yuko dan sepatu Jinara.

Minara kembali mengeryit, apa Jinara pergi berduaan dengan Yuko secara diam-diam? Dengan segera, ibu enam anak itu langsung menuju kamar Yuko untuk membangunkan Jay. Dan ternyata benar, Yuko tidak ada di kamar dan hanya ada Jay yang sedang tertidur pulas.

"Jay, nak, bangun dulu." Minara dengan panik menggoyangkan tubuh Jay dengan brutal membuat Jay langsung terbangun.

"Aduh..- aduh bunda iya iya ini Jay bangun." Jay mencari kacamatanya di atas nakas kemudian memakainya dengan segera. Ditatapnya Minara dengan wajah mengantuk miliknya.

"Kenapa sih bun?" Jay memandang wajah Minara yang tampak panik sembari menggosok kedua matanya.

"Jinara hilang."

Mata Jay terbuka sempurna. "KOK BISA BUN?"

"stttt jangan berteriak, ini sudah malam. Ayo bantu bunda cari, soalnya Yuko juga tidak ada di rumah."

Jay melompat dari atas kasur kemudian menarik tangan Minara dengan segera setelah mendengar nama Yuko. Insting macan galaknya seketika muncul dan ia merasakan hawa panas yang tidak dapat diuraikan oleh kata-kata.

"Aduhh nak, bentar dulu..-" cegah Minara saat Jay sudah menariknya lagi padahal ia sedang memakai sendal.

Ceklek

Baru saja Jay akan membuka pintu, ternyata pintu sudah terbuka terlebih dahulu oleh orang dari luar membuat Jay mundur beberapa langkah. Di ambang pintu menampilkan Yuko yang sepertinya baru saja datang.

"Yuko? Kau darimana? Apa kau bersama Jinara?" Tanya Minara beruntun.

Yuko tersenyum tipis, "iya bibi, aku bersama Jinara."

"Darimana?" Tanya Jay ketus.

"Mengantar Jinara, katanya mau ke minimarket."

"Untuk apa? Bukankah makanan sudah tersedia?" tanya Minara heran,

"Kalian habis kencan malam?" Tuduh Jay membuat tawa Yuko langsung terdengar, "Tidak, Jay, tadi saya menemani Jinara untuk menjemput yang lain."

"Loh? Maksudnya Shaka sama yang lain?"

Yuko mengangguk, "iya."

"Terus, Jinara nya mana?"

"Masih di belakang sama yang lain,"

Tak lama, dari arah luar samar-samar terdengar suara perkelahian dan debat yang dipelopori oleh Jinara dan Key. Minara menghela nafas pasrah ketika tau sifat anak-anaknya memang tidak berubah dalam 7 tahun terakhir.

"Yuko..-" panggil Minara. "Ini sudah malam dan kau tahu kan anak-anak ku berisiknya seperti apa?"

Yuko seketika ingat perilaku Aksara bersaudara saat dalam perjalanan tadi. Sangatlah berisik dan ribut. Apalagi jika Jay dan Jinara disatukan dengan Key, membuat telinga orang yang mendengar bisa berdenging saking berisiknya.

[✓] Kakak + Day6Where stories live. Discover now