Ini two

13 4 2
                                    

"Mau?" Woojin menyodorkan beng-bengnya yang tersisa sepertiga, tapi lagi-lagi tak membuat emosi ceweknya itu mereda.

Woojin harus apa?

"Salto dulu depan kak Hana. Kalau dia ilfeel, baru, deh."

Woojin membelalakkan matanya, bukan karena tantangan salto itu. Tapi, bagaimana bisa dia bertingkah gila di depan orang yang pernah di kejarnya 2 tahun yang lalu itu?

"Jangan aneh-aneh, deh, yang,"

Adel menggeleng, muka isengnya itu, lho. Kalau bukan pacar juga sudah Woojin gampar pakai rudal.

"Lakuin. Atau. Putus."

"EBUSET YANG?! KOK GITU SIH? NGGAK ELIT BANGET NGANCEMNYAAAA!" Kata Woojin dengan mata berkaca-kaca. Sayangnya, bukannya gemes, Adel makin gatel buat nampar mukanya.

"Buru, Jiiin..." kata Adel bersemangat, apalagi, kebetulan yang sangat indah, kak Hana melewati mereka bersama teman-temannya.

"Aduh, aduh!"

Woojin benar-benar tersiksa saat ini, Adel kalau kesel suka berlebihan. Entah nyuruh Woojin beli k*nd*m di Indomaret, atau yang semacam ngeselin kayak gini.

Apalagi, kalau Woojin ketahuan sama cewek...

Bruukk!

"OUH?!"
"E AYAM?!"
"PARK WOOJIN?!"

🌻🌻🌻

"Del, dengerin aku duluuu..."

"Aku bilang lepasin. Nggak usah deket-deket!"

Ini sudah kesekian kalinya Woojin menarik tangan Adel dan berkali-kali pula dia menghempas tangan Woojin ke udara, walaupun pacarnya itu sama sekali nggak menyerah dengan usahanya.

"Bisa nggak, sih, kamu dengerin aku dulu?!" Bentak Woojin, akhirnya.

Sukses membuat Adel menghentikan langkahnya, lalu menatap pacarnya itu, angkuh.

"Kapan, sih, kamu mau ngertiin aku? Kapan kamu sadar kalau kamu nggak ada bedanya sama anak kecil? Aku capek, Del."

Cewek itu kehilangan kata-kata di buatnya, di buat oleh seorang Park Woojin yang hanya di kenalnya sebagai seorang pacar yang kerjaannya ngelawak dan membuat kekonyolan di sekitarnya.

Nggak. Woojin nggak selucu itu. Woojin juga pernah merasakan yang namanya sedih, marah dan kesal. Sama seperti Adel.

Bahkan, semua itu di dapat dari masa lalunya sendiri. Woojin nggak akan pernah memiliki perasaan-perasaan itu, kalau dia nggak mencicipi dulu bagaimana pahitnya kehidupan.

"Kalau kamu pikir aku cuman sebatas orang yang bikin kamu ketawa, berarti selama ini kamu nggak mencintaiku dengan tulus." Katanya, lalu meninggalkan perempuan itu menatapnya dalam jauh.

-----♧♧♧-----

Tbc

©takoyaki_yn

Mine <REVISI>Where stories live. Discover now