Nyaman

170 22 1
                                    


Seminggu kemudian...

Mila datang ke cafe tempat Kevin bekerja tersebut seperti biasa ia memesan Greentea Latte dan cheesecake. "Vin, greentea nya satu sama cheesecake satu deh". "Greentea nya habis. Sorry banget nih. Tadi stok nya cuma dikit. Mau diganti apa?" tanya Kevin sambil tersenyum. "Oh gitu, gausah deh. Cheesecake aja" ucap Mila. Setelah memesan pesanannya tersebut dan membayarnya, Mila duduk di tempat biasanya, meja 18. Sudah hampir sepuluh kali ia mendatangi cafe ini dan duduk ditempat yang sama. Entah mengapa, Mila suka dengan meja nomor 18 ini, mungkin karena langsung disuguhi pemandangan jaalan London yang padat dengan orang yang berlalu lalang.

Tak lama kemudian, datang Kevin membawa cheesecake pesanan Mila tadi dan secangkir Vanilla Latte. "Ini pesanannya Mil" ucap Kevin membuyarkan lamunan Mila. "Oh iya iya" jawab Mila. Kevin meletakkan cheesecake tersebut dengan secangkir Vanilla Latte di meja nomor 18 itu

"Loh kok ada Vanilla Latte? Buat aku?" tanya Mila dengan ekspresi bingungnya. "Iya buat kamu, gratis" jawab Kevin sembari tersenyum menatap Mila. 'Duh Kevin kok perhatian gini ya. Terus senyumnya itu juga manis banget sih. Eh tapi gue kok mikirin dia sih? Hiiiiishhh' batin Mila sejenak sebelum Kevin membuyarkan lamunannya dengan tangannya yang melambai tepat di depan wajah Mila. "Eh. Hmmm, Vin lo gak dimarahin apa sama bos lo ngasih gue minuman gratis gini?" tanya Mila dengan wajah polosnya. Kevin yang mendengarnya hanya terkekeh. "Loh kok ketawa? Ada apa? Ada yang salah?" tanya Mila kebingungan. "Gak, gak kok. Gue yang punya cafe ini Mila" kata Kevin yang sontak membuat Mila kaget. "Hah? Beneran? Keren lo Vin" ucap Mila yang masih dalam mode kagetnya. "Kenapa kok kaget? Terus maksudnya keren apaan?" tanya Kevin yang tersenyum melihat ekspresi Mila. "Ya keren lah. Ini cafe dekorasinya unik banget temanya unicorn gitu. Lo kreatif banget sih" ucap Mila sambil memandangi setiap sudut Cafe itu sambil menyeruput Vanilla Latte yang diberikan Kevin.

 Lo kreatif banget sih" ucap Mila sambil memandangi setiap sudut Cafe itu sambil menyeruput Vanilla Latte yang diberikan Kevin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Biasa aja kali. Lagian juga semua Cafe gue temanya unik dan beda beda. Biar ada kesan dari pelanggan aja" jawab Kevin. "Semua Cafe? Lo punya berapa Cafe? Terus sebutin deh temanya apa aja, kali aja gitu tema cafe lo yang lain sama kayak suasana hati gue yang berubah ubah" ucap Mila sambil menyeruput vanilla Latte miliknya yang sudah setengah ia minum. "Baru lima sama yang ini sih. Di London juga. Temanya ada yang Mermaid, Zoo, Hammock, Snow, dan cafe ini" jawab Kevin dengan santai. "Oh gitu. Btw, itu siapa? Pegawai lo?" tanya Mila sambil menunjuk pria yang sepertinya seumuran dengannya dan Kevin sedang melayani pembeli di kasir. "Oh itu Ali, Christopher Aliando James Johan" jawab Kevin.

Mila yang mendengar jawaban Kevin cuman ber-oh-ria. Kini, Mila sibuk dengan iphone nya. Terjadi keheningan sesaat. Kevin yang tidak nyaman dengan situasi seperti ini akhirnya membuka pembicaraan lagi. "Mil, rumah lo di xxxx kan?" tanya Kevin. "Heum. Kenapa?" tanya Mila yang tetap fokus dengan iphone nya. "Lo jangan lewat jalan xxxxx ya, katanya habis ada pembegalan, apalagi malem malem" ucap Kevin dan Mila pun menatap Kevin dengan wajah yang sulit diartikan. "Thanks infonya" ucap Mila singkat yang sekarang kembali fokus kepada iphone nya.

"Eh Vin, gue pulang dulu ya. Sepupu gue udah nyampe dari Jerman. Thanks juga buat Vanilla Lattenya. See you" ucap Mila lalu meninggalkan Kevin sendirian di meja nomor 18 itu.

'Duh gue kenapa sih? Setiap ngorol sama Mila jantung gue maraton terus. Gue juga nyaman sama dia. Tapi kalo dipikir Mila cantik juga sih' batin Kevin yang melihat mobil Mila pergi dari parkiran cafenya.

London, I'm in LoveWhere stories live. Discover now