Wish You Were Here -

47 15 2
                                    

"Zoom-Zoom bego! Zoom-Zoom bego!!!" Ucap Zoom-Zoom sambil memukul kepalanya terus menerus

"Keluarlah kamu dari pikiranku!!" Zoom-Zoom frustasi dengan pikirannya sendiri dan membuat sang fotografer datang menghampirinya

"Bae Zoom-Zoom?" Sang fotografer mencoba mendekati Zoom-Zoom

"Yah Tn. Ahn?" Zoom-Zoom langsung menatap wajah Tn. Ahn

"Apa yang mengganggumu? Sepertinya pikiranmu sedang kacau?" Tn. Ahn berusaha untuk menenangkan pikiran Zoom-Zoom

"Seseorang telah mengganggu pikiranku Tn. Ahn. Namanya Win Min. Orang yang terlahir tanpa ekspresi dan perasaan. Tapi dia itu sosok yang tsundere. Apakah Tn. Ahn tau kenapa Win selalu merasuk pikiranku?" Zoom-Zoom bertanya dengan polosnya dan berhasil membuat Tn. Ahn tertawa

Zoom-Zoom kesal saat Tn. Ahn menertawakan setelah ia menjelaskan apa yang dia rasakan, "Tn. Ahn! Berhentilah tertawa."

"Hahaha.. Maafkan aku Bae Zoom-Zoom. Kamu itu sedang jatuh cinta. Pasti pernah merasakan jatuh cintakan?" Tanya Tn. Ahn

"Gak pernah." Jawab Zoom-Zoom yang berhasil membuat Tn. Ahn mengerutkan kedua keningnya

"Aku bisa kuat, aku bisa tegar. Tapi saat bersama Win, semua itu berubah. Dan juga seorang gadis itu yah entahlah." Zoom-Zoom menggantungkan ceritanya

Tn. Ahn menepuk bahu Zoom-Zoom dengan pelan, "Lanjutkan ceritamu. Aku pasti akan mendengarkannya. Dari pada kamu pendam sendiri seperti orang gila. Hahaha."

Zoom-Zoom menatap sinis ke Tn. Ahn lalu melanjutkan ceritanya "Dan aku selalu mengingat semua hal konyol yang pernah dia katakan dan semua tingkah gila yang pernah dia lakukan." Zoom-Zoom frustasi dan merebahkan kepalanya diatas meja

"Apa yang harus aku lakukan untuk memilikimu?" Zoom-Zoom yang keceplosan dengan omongannya sendiri dan langsung menutup wajahnya karena malu

"Yah Bae Zoom-Zoom! Kembalilah ke Korea besok! Temui dia dan katakanlah perasaanmu. Aku tau dia juga pasti memiliki perasaan yang sama." Saran Tn. Ahn

"Tn. Ahn jangan konyol besok masih ada pemotretanku." Zoom-Zoom mengingatkan Tn. Ahn akan jadwal pemotretannya

"Pulanglah dan temui cinta sejatimu Zoom. Tidak apa kamu harus pulang lebih cepat. Aku juga pernah mengalami hal yang sama denganmu." Tn. Ahn mengacak puncak kepala Zoom-Zoom lalu meninggalkan Zoom-Zoom seorang diri

Zoom-Zoom masih terdiam dan melamun dengan apa saja yang baru terjadi. Dan nyatakannya Zoom-Zoom menginginkan sosok Win untuk selalu berada disisinya.

"Dan akhirnya aku mengakui perasaanku sendiri. Tunggu aku!" Zoom-Zoom langsung beranjak dari tempat duduknya dan ia merasa bahwa ada chat yang masuk

LINE:

WM: HEH

Zoom-Zoom mengerutkan kedua keningnya, kenapa bisa ada orang asing yang meng-add id line nya dan mengirim chat yang aneh

"Balas gak yah? Gak usalah. Malas." Zoom-Zoom mengabaikan chat tersebut

Tau kan Zoom-Zoom seperti apa?

"Manusia dengan penyakit ruam dan orang gila yang berkedok sebagai pemain skateboard." Win menjawab pertanyaan Chin Hae

Chin Hae merasa sangat sangat menyesal dengan dirinya. Sangat nyesal bertanya dengan pertanyaan seperti itu kepada orang seperti Win Min.

"Aku chat dia gak balas. terserahlah." Win melempar handphone nya kearah samping lalu ia menatap Chin Hae

"Kurasa kamu salah ngasih id line nya."

"Dianya aja yang gak mau balas chat mu. Siapa suruh jadi cowok kok dingin. Kayak kulkas berjalan tau gak. Eh salah. Kayak kulkas eskrim berjalan. Karena senyumanmu semanis eskrim." Sahut Chin Hae

"Memuji atau menghina?" Tanya Win

"Terserah kamu anggap yang mana. Aku pulang dulu." Pamit Chin Hae lalu ia menggendong tas punggungnya

"Makanya setelah jam kuliah abis langsung pulang. Jangan singgah main kerumah orang. Coba liat Chin Hwa. Pulang kuliah langsung pulang gak kayak kamu." Sindir Win

"Heh! Mirror please! Kan kamu yang bawa aku kesini." Makin kesini batas kesabaran Chin Hae semakin menipis

Win mengambil handphone nya yang tadi dia lempar dan menatap ruang chat antara dirinya dan Zoom-Zoom.

"Ku rasa kamu adalah obatku. Tolong berikan obat itu." Win bermonolog sembari menatap layar handphone nya

Win pun beranjak dari tempat duduknya, ia menuju ke lapangan panah. Entah apa yang apa yang ada pikirannya, bukannya bermain panah, Win malah duduk sendirian dan melamun.

"Aku merindukanmu. Apa yang harus ku katakan didepanmu?" Win frustasi

"Ayo hidup bersama!"

"Nikah yuk?!"

"Bego kamu Zoom! Pergi sana!"

"Bae Zoom-Zoom."

"Tolong pilihkan aku kata kata yang cocok untuk bertemu Zoom-Zoom." Win menyerah pada keadaan

Will You Come In ✔Where stories live. Discover now