Meet Him -

155 60 54
                                    

"Wow!! Terima kasih telah memberitahuku tempat ini!!!" Teriak Zoom-Zoom pada Eun-Young

"Oke!" Respon Eun-Young

Eun-Young sengaja mengajak Zoom-Zoom bermain skateboard di Korea. Karena sebelumnya Zoom-Zoom baru pindah ke Korea 1 minggu yang lalu, karena dulu, Zoom-Zoom dan Sun tinggal di New York.

"Bagaimana? Are you happy?" Tanya Eun-Young

"Hm!" Zoom-Zoom mengangguk senang

"Kaki ku udah pegel nih. Urutin dong." Pintah Eun-Young

"Terima kasih atas permintaan anda." Zoom-Zoom menolak permintaan Eun-Young dan terus saja bermain skateboard

"Jangan pulang kemalaman! Jam 6 sore harus sudah ada dirumah!" Eun-Young mengingatkan Zoom-Zoom

"Oke mami!!" Jawab Zoom-Zoom lalu ia melambaikan tangannya pada Eun-Young yang pulang duluan karena disuruh pulang mami nya

Karena terlalu senang bermain skateboard, Zoom-Zoom akhirnya duduk sebentar diatas skateboard nya dan memijat mijat kakinya yang pegal dan ruam ruam dikulitnya mulai muncul.

"Haus..." Zoom-Zoom ngiler saat melihat orang orang membeli es krim dan menyantapnya

Karena haus, Zoom-Zoom menuju penjual es krim dengan menaiki skateboard nya. Tapi hal memalukan terjadi. Di pertengahan jalan Zoom-Zoom jatuh pas didekat kaki seorang cowok karena kehilangan keseimbangan tiba tiba.

Cowok itu hanya diam dan menatap Zoom-Zoom sebentar, lalu ia pergi.

Cowok itu hanya diam dan menatap Zoom-Zoom sebentar, lalu ia pergi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kaki Zoom-Zoom keseleo, sangat sakit jika ia paksa untuk berdiri.

"Ingin ku mati saja!!!" Dumel Zoom-Zoom yang menahan malu setengah mati

Tidak ada yang menolong Zoom-Zoom. Zoom-Zoom sudah pasrah. Namun ada tangan yang muncuk didepannya.

"Cepat berdiri!" Pintahnya

"Kaki ku keseleo. Jadi gak bisa berdiri." Jawab Zoom-Zoom

Cowok itu terpaksa merangkul Zoom-Zoom dan membawanya ke mobilnya. Didalam perjalanan menuju mobil, Zoom-Zoom berjalan pincang dan sangat lambat, tangan kanannya pun sangat pegal karena memegang skateboard.

"Ku kira ada orang yang mau menolongmu. Makanya aku tinggal." Ucap cowok itu

"Jangan banyak bicara!! Kaki ku sakit. Btw namamu siapa?" Tanya Zoom-Zoom

"Win."

"Win?" Zoom -Zoom mengucapkan kembali nama Win dan memiringkan kepalanya

"Kenapa?" Win berhenti saat Zoom-Zoom memandang wajahnya

"Aku gak bau keringat kan?" Tanya Zoom-Zoom

"Gak." Respon Win singkat

Zoom-Zoom mengelus dadanya "Syukurlah."

Win hanya bisa memasang wajah datar dan menatap tingkah Zoom-Zoom saat ia mengendus endus badannya sendiri.

"Sudahlah. Badanmu gak bau. Cepat masuk mobil!" Pintah Win

"Cepat masuk mobil katamu?! Ini aja aku masih didalam rangkulanmu! Heh, cepat bantu aku masuk di didalam mobilmu dan aku harus duduk didepan!" Zoom-Zoom malah memerintah kembali

"Oke. Baiklah." Dengan sangat terpaksa Win harus mengalah dengan sosok cewek yang sangat cerewet

Namun semua tidak sesuai kenyataan. Nyatanya Win menaruh Zoom-Zoom di kursi belakang. Dan ia kembali duduk dikursi depan.

"Win!!!!!!!" Teriak Zoom-Zoom karena sangat kesal

"Kamu pikir kamu siapa mau duduk disampingku?" Tanya Win dengan nada pelan tapi sangat menusuk

"Manusialah." Zoom-Zoom tetap mendumel sendirian

Win melihat Zoom-Zoom dengan wajah yang cemberut dari kaca spion tengah. Tanpa bertanya dimana rumah Zoom-Zoom, Win langsung menjalankan mobilnya.

"Emang kamu tau, aku tinggal dimana?" Ucap Zoom-Zoom

"Dirumah." Win menjawab pertanyaan Zoom-Zoom sambil menaikan alisnya sebelah

"Aish!!!" Zoom-Zoom sangat frustasi sambil mengacak ngacak rambutnya sendiri

"Kalo mau gila yah gila aja. Gak usah pake kedok jadi pemain skateboard." Ejek Win

Karena sudah cukup memendam perasaan kesal pada Win, Zoom-Zoom nekat menjambak rambut Win dari belakang.

"Siapapun namamu, kalo kita tabrakan kita bisa mati!!" Win sangat marah dan berusaha menyetir dengan normal kembali

Bukannya takut, Zoom-Zoom malah menepuk nepuk pelan pipi Win dan menempelkan pipinya ke pipi Win.

"Aku minta maaf, tapi aku tidak salah." Zoom-Zoom mencubit pipi Win

"Kotor sudah pipiku. Duduk disitu dan diam! Jangan ganggu aku menyetir!" Sahut Win

"Aku tinggal di apartemen xxx no 9." Zoom-Zoom menyebutkan alamat tempat tinggalnya

Win hanya diam tidak memberi respon apapun.

"Untung aku gak duduk didepan." Zoom-Zoom berbicara sendiri untuk menarik perhatian Win

Namun sayang. Win tidak peka atau memang dia malas untuk menjawab atau dia sakit hati akibat perilaku Zoom-Zoom tadi.

Sesampainya didepan apartemen Zoom-Zoom, Win langsung turun dari kursi depan dan membukakan pintu mobil Zoom-Zoom.

"Aku gak nyuruh loh yah." Ucap Zoom-Zoom yang turun dari mobil Win dengan kaki yang pincang sebelah

Win melepaskan jaketnya dan memberikannya kepada Zoom Zoom "Cepat pake jaket ini! Ruam ruam kulitmu semakin banyak. Gak bagus kalo semakin kena angin atau AC."

Zoom-Zoom masih tidak percaya, sosok Win bisa selembut ini. Zoom-Zoom menganga dan menatap Win dengan tatapan kosong.

Lagi lagi kesabaran Win diuji, Win mendorong naik dagu Zoom-Zoom supaya mulut Zoom-Zoom tidak terbuka terus. Lalu memakaikan Zoom-Zoom jaketnya.

"Masuklah." Pintah Win

"Bae Zoom-Zoom." Zoom-Zoom menyebut namanya sebagai tanda terima kasih

"Harusnya kamu bilang terima kasih. Bukan menyebut namamu!" Jawab Win

Dan Zoom-Zoom langsung menjambak kembali rambut Win lalu ia berlari masuk kedalam apartemennya.

Win hanya bisa diam dan masuk kedalam mobilnya.

"Jangan sampai aku dapat pacar kayak dia. Mati mendadak aku!" Kata Win

Will You Come In ✔Where stories live. Discover now