Ada banyak hal yang aku suka dari Bintang, orangnya baik, sangat berempati dengan banyak hal disekitarnya, Pedulinya juga diluar batas kewajaran, sampai sampai ada beberapa teman kantorku yang salah menilai kepeduliannya sebagai perasaan suka, tapi aku tidak seperti itu. Bukan kepeduliannya yang menjadikan aku merasa Ge'er. Bintang bukan sebarang staf dikantorku, dia sekertaris Bos Besar dikantor. Bintang memiliki wajah cantik, aku melihatnya mirip salah satu anggota DPR, Anggun, berwibawa, pokoknya semua yang ada di Bintang aku pikir itu unik, saking banyaknya alasan tersebut aku malah merasa sukaku ke Bintang tak beralasan.

Semua staf dikantor takut kepadanya, bukan hanya karena dia dekat dengan bos, tapi memang wajahnya sedikit beraut galak, Kadang juga temen temen kantor takut kepadanya bukan hanya hal hal itu tadi tapi juga males aja rebut sama bintang, entah masih bisa disebut takut atau tidak. Yang jelas banyak temen menghindari untuk bermasalah denganya. Karena ketika kalian bermasalah dengan Bintang, kalian akan merasa dimedan perang karena Bintan tidak suka memendam masalah malah cenderung blak blak an menghardik lawannya didepan umum.

Bintang selalu jadi bahan utama topik hayalanku tentang keindahan, setiap dikeramaian dan melihat dua pasangan bergandegan tangan aku pasti berhayal andai itu Bintang dan aku. Setiap ada yang jadi pengantin aku langsung saja diam, lalu berharap itu yang duduk dipelaminan adalah aku dan Bintang. Pernah juga aku melihat dipasar dekat rumahku ada penjual burung dara putih sepasang dan mengajaku berangan andai aku dan Bintang jadi burung saja, enak, bisa berdekatan terus tanpa peduli orang sekitar. Pasti kalian menganggap aku gila, tidak, aku gak akan gila kecuali tergila gila pada Bintang.

Sabtu pagi ini kota malang masih seperti biasa, aku menyiapkan bekal beberapa kaos, celana dalam, celana panjang dan juka baju hangat. Selain itu aku juga harus menyiapkan bahan meeting untuk siang nanti. Teman teman yang tidak ikut meeting dengan Klien sebagian sudah berkumpul ditempat yang sudah disepakati, menggunakan dua mobil untuk siap siap berangkat ke kota Batu. Mereka berangkat duluan, tentu saja Bintang ada diantara mereka, 10 orang berangkat pagi ini untuk menyiapkan tempat kami menginap dan hal hal lain, sedangkan aku berdua dengan Bram, teman satu angkatanku dikantor menyusul sore harinya karena harus meeting dahulu dengan Klien.

"Gentar, kamu pasti nyusulkan..?"

Chatting dari bintang yang tidak hanya membuatku semangat pagi ini tapi juga membuatku kesal karena harus meeting dahulu sedangkan sebenarnya aku ingin sekali berangkat bareng Bintang.

"Iya Bintang, aku pasti nyusul, do'ain meetingnya cepet ya.." jawabku.

"Oke, jangan sampai gak nyusul yah..aku sayang kamu"

"Aku juga..!"

"Oke, aku jalan duluan ya..!"

"Sippp..Ati2 ya, jangan nakal." Jawabku menutup pembicaraan

"Gak akan sayang..!"

Jam 12 siang aku sampai kantor, aku lihat sekeling belum ada satupun Klien perusahaan yang merencanakan meeting jam 1 hadir. Tidak mengapa bathinku, toh waktu masih panjang, aku menuju kafe didepan kantor tempat meeting, mengambil kursi paling pojok, memesan Es Coffe Mocca Jelly kesukaanku, tentu saja dengan sepiring singkong goring keju, aku duduk menyalakan rokok dan mengambil handphone.

"Hei Bintang, sudah sampai mana..?" tanyaku memalui aplikasi chatting di hpku.

"Hey Gentar...aku dan yang lain mampir dulu keatas, nanti siang baru turun ke villa"

Atas yang dimaksud Bintang adalah puncak tertinggi dari kota Batu. Jaraknya sekitar 70 km dari tempatku saat ini menunggu meeting, dan sekitar 5 km dari villa yang sudah kami booking beberapa hari lalu.

"Oke Bintang, aku sudah sampai kantor, lagi persiapan meeting." Jawabku

"Iya..udah pada dateng yang mau meeting..?" balas Bintang

"Belum...jadi males neh kayak gini, ga ontime..!"

"Sabar ya, tenang aja aku jaga diri, cepet nyusul ya..disini indah banget, akan lebih indah

kalo kamu ada disamping aku.." jawab bintang menggoda.

" Heheh..iya setelah selesai meeting aku langsung jalan."

"Jadi ama bram berangkatnya..?"

"Belum tau, dia bilang istrinya sakit jadi belum pasti ikut nyusul." Jawabku.

"Tapi kamu beneran nyusul kan sayang..?" tanya bintang penuh harap.

"Do'akan saja meetignnya tidak sampai tengah malam dan aku pasti nyusul." Jawabku

ragu, karena meeting sabtu biasanya sampai tengah malam, dan jika memang hari ini terjadi

lagi, aku mungkin tidak akan menyusul Bintang dan teman teman yang lain.

"Aminnnn....!!!!!"

Jujur saja aku menunggu moment ini agar bisa berlibur bersama Bintang, sedikit aku kasih tau sebenarnya tidak banyak waktu untukku dan Bintang untuk bisa main kesuatu tempat dan menginap, begitu pula aku. Selain itu aku dan Bintang baru satu setengah bulan pacaran, masih hangat hangtanya kata orang. Kalian tau berapa lama aku harus menunggu untuk mendapatkan Bintang, Iya...dua tahun lalu aku sudah menyukai Bintang. Karena beberapa alasan aku memutuskan untuk menyimpan perasaanku kepadanya, bukan karena takut Bintang menolak, sama sekali bukan, karena meskipun kulitku (sedikit) hitam, tapi dalam hal menggaet wanita, aku jagonya, maaf kalau membuat kalian berpikir aku sombong. Bukan karena itu semua sampai aku memutuskan menyimpan perasaanku ke Bintang selama dua tahun. Sekali lagi ada satu hal yang belum boleh kalian tau alesannya. Bukan karena aku Gentar.

Aku dan Bintang sepakat menjalani hubungan kami (saat ini) hanya kami berdua yang tau. Sehingga teman teman satu kantor pun tidak ada yang tau, lucu memang tapi kami tidak mau jika nanti temen kantor pada tau hubunganku dengan bintang nanti akan menjadi masalah, baik menyangkut pekerjaan ataupun hal lain.

"Nanti saja kalau sudah nikah kita undang semua biar seru" kata bintang saat itu.

DIA ADALAH BINTANGWhere stories live. Discover now