Jangan Rayu-Rayu Aku

1.9K 207 21
                                    


Masih ingat dengan rencana Naruto untuk menjauhi Sasuke? Ah ternyata rencananya tak berjalan dengan baik. Sasuke sama sekali tak bisa diajak bekerja sama. Semua rencananya berantakan gara-gara Sasuke yang malah membuat acara 'Ayo-siksa-Naruto. Acara itu sukses membuat Naruto justru lebih banyak menghabiskan waktu dengan Sasuke dari pada sebelum-sebelumnya. Seperti kejadian hari ini.

"Lagi kerja?" Sapa Obito yang baru saja lari pagi ramah.

"Iya, tuan." Balas Naruto sopan.

"Tak usah panggil tuan. Panggil saja Obito. Biar lebih akrab." Kata Obito memamerkan senyum prince charmingnya yang mampu membuat para gadis klepek-klepek, termasuk Naruto.

Naruto merasa kakinya seperti jelly, begitu lunak seperti tak bertulang. Untung saja ia sedang berdiri menyandar pada tiang. Kalo tak? Mungkin ia sudah tersungkur ke tanah dengan cara yang memalukan. Wajah tampan itu sungguh dosa.

Tepat di saat itu, Sasuke memanggil dengan suara congkaknya dari dalam rumah. "Naruto! Jangan bengong seperti orang idiot di sana! Cepat selesaikan pekerjaanmu dan lekas kemari!" Teriakan Sasuke membuat Naruto yang tengah fly akibat senyuman sejuta wattnya Obito-sama kembali menginjak bumi.

"I-i-iya, tuan." Jawab Naruto tergagap. Ia memberi senyuman minta maaf pada Obito-sama sebelum membereskan selang air yang ia gunakan untuk menyiram tanaman.

Naruto masuk ke kamar Sasuke dengan ogah-ogahan. Ia menjaga jarak sejauh-jauhnya dari Sasuke. Ia memenuhi janjinya untuk menjauhi Sasuke, takut jadi korban mesum si teme lagi.

"Setelah kamar ini beres, mandikan Manda. Yang bersih. Awas kalo sampai aku pulang, Manda masih kotor." Ancamnya seenaknya.

Tuh kan benar, dugaannya? Sasuke sama memang raja tega. Tukang bully. Ia suka memerintah Naruto dan memberinya tugas yang tidak-tidak yang tidak sesuai dengan job deskriptionnya. Memandikan Manda? Huh? Emang ia petugas kebun binatang? Ia mana tahu cara mandiin ular. Kenapa nggak dia aja sih? Kan Sasuke itu majikannya bukan Naruto. Tapi sialnya si teme itu tuan mudanya, jadi terpaksa ia menganggukkan kepala, mengiyakan.

"Majikanmu itu sungguh menyebalkan. Aku belum pernah melihat orang semenyebalkan dia." Curhat Naruto pada Manda setelah Sasuke meninggalkan kamarnya.

"Mandikan Manda! Emang aku ini pawang ular? Aku mana tahu caranya. Sungguh mengesalkan. Kenapa sih Fugaku-sama yang baik itu bisa punya adik se-mengerikan seperti dia?" keluhnya diantara acara beres-beres kamar.

Manda yang jadi ajang pelampiasan amarah Naruto hanya mengedikkan bahunya, tak acuh. Ia membalas Naruto dengan pandangan itu-sih-DK-(derita kamu)-EGP-(Emang gue pikirin).

"Jangan banyak mengeluh! Cepat bereskan!" hardik Sasuke yang nggak tahu kapan datangnya, sadis. Matanya mendelik karena dijuluki si menyebalkan dan si mengerikan. Wajah kece gini masa dibilang mengerikan?

Bibir Naruto mengerucut kaku. Ia sebal setengah mati. Cara kerjanya cenderung lebih kasar dan tak ikhlas. Ia memperlakukan barang-barang Sasuke tak sehati-hati seperti barang-barang milik Fugaku-sama. Bibirnya komat-kamit melemparkan kutukan pada Sasuke yang dengan tak tahu dirinya memilih duduk di sofa, pojok kamar.

Sasuke membaca buku yang ada di pangkuannya. Meski serius membaca, matanya masih bisa menilai hasil kerja Naruto. "Di bawah kursi masih ada debu. Mejanya lap lagi. Itu kurang kinclong." Katanya memberi intruksi.

Acara bersih-bersih kamar beres. Ia beralih dengan acara membersihkan si Manda. Berkat sesi curhat dengan Manda tempo dulu, ketakutan Naruto pada Manda berkurang. Ia membuka buku panduan cara memandikan ular yang diberikan Sasuke . Naruto dengan telaten mengerjakannya persis seperti intruksi sehingga Manda tak berkomentar apapun. Manda malah aktif berpartisipasi.

UCHIHA BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang