21

296 36 6
                                    

Gue, Irene dan Wendy masih terpaku saking terkedjoed dan terheran-herannya liat cowok yang berdiri tepat ditengah-tengah lapangan basket ternyata bukan Chanyeol.

"Gi," panggil Irene.

Gue masih gak ngerti sama situasi.

"Seulgi," sekarang Wendy yg manggil.

"Itu jigong lo netes, Gi," bisik Irene.

"WAH SERIUS?!" dengan panik gue langsung megangin daerah sekitar mulut gue yg nyatanya gak ada apa-apa.

Gue natap Irene garang yg dibales cengiran khasnya.

"Mending lo samperin deh, Gi. Kasian bego panas gitu ditengah lapangan," seru Nayeon yg entah sejak kapan ada disini juga.

MASALAHNYA GUE BINGUNG BAT KENAPA TUH ORANG YG ADA DI TENGAH LAPANGAN?!

Gak lama kemudian cowok yg tadinya berdiri di tengah lapangan basket pun maju menghampiri gue. Gereget kali dia liat gue malah hokcai gak jelas.

"Gi," panggil cowok itu lembut.

"I-iya," jawab gue.

"Aku minta maaf, Gi. Aku tau mungkin gak pantes juga aku bilang ini, tapi kamu mau gak balikan lagi sama aku?" Tanya Luhan lembut seperti biasanya.

"Maaf, Lu. Gue gak bisa. Disaat lo udah bikin hati seseorang terluka, gak bisa semudah itu lo kembali lagi ke hidup dia dengan seenaknya dan berharap semua bakal sama kayak dulu lagi. Karena gue punya hati, Lu. Maaf." Jelas gue dan setelah itu gue meninggalkan lapangan dan balik ke rumah dengan tergesa.

Sesampainya gue dirumah, gue langsung mandi buat nenangin pikiran gue yg amburadul dan setelahnya gue ngeringin rambut gue di balkon kamar. Gue gak abis pikir, bisa-bisanya Luhan dateng dengan seenak jidat setelah apa yg udah dia perbuat ke gue. Serendah itukah gue dimata dia?

***

Hari ini gue makin males aja buat sekolah. Pasti aja ada orang yg bahas masalah kemarin. Ya secara gue yg cuma remahan kerupuk bisa-bisanya nolak cowok bermuka malaikat didepan umum. So cantik bat kan kesannya.

Bener aja dong belum aja gue masuk kelas diselanjang koridor kelas XII udah rame aja dan pada ngeliatin gue dengan pandangan gak suka. Ya gue sih bodoamat lah ya. Dan gak lama mereka semua lari sambil histeris menuju ruang kepala sekolah.

Gue bingung parah. Pada kena racun siput gila apa gimana sih?

Gue pun memasuki kelas yg rame kayak biasanya. Tentunya sambil menjawab pertanyaan-pertanyaan gak penting dari temen kelas gue seputar masalah kemarin. Gue ampe kepikiran, apa gue bikin konferensi pers aja sekalian? Atau bikin video klarifikasi 'alasan gue nolak dia'?

Emang ya netizen tuh kepo bat dah sama urusan orang lain. Padahal hidupnya sendiri belum tentu keurus.

Tiba-tiba kepala sekolah gue masuk ke kelas yg bikin kita semua terkedjoed dan terheran-heran tapi gak diajak makan daging dan sayur kol kok, engga.

"Selamat pagi anak-anak," sapa bapak kepala sekolah yg dijawab hampir seluruh isi kelas kecuali Onew.

"Lah, emang gue anak lo apa ya," jawab Onew yg rasanya pengen gue tendang.

"Hari ini kita kedatangan murid baru, pindahan dari luar negeri." Kata kepala sekolah yg langsung disambut meriah banget sama anak kelas.

Gak lama orang yg dimaksud pun memasuki kelas.

Gue sontak teriak.

"Vernon?!" Dan seketika gue jadi pusat perhatian yg bikin Vernon terkekeh geli.

The Annoying Boy •pcy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang