Delapan

5.7K 757 115
                                    

Rahung pria memikat, tahu cara menghadapi lawan jenis. Wanita-wanita yang berkenalan dengannya biasa bereaksi menyenangkan. Namun ketika memberitahukan siapa dirinya, reaksi berbeda didapat dari Anin. Rahung tidak memperkirakan efek yang ditimbulkan akan sedahsyat ini. Wajah wanita itu sepucat mayat, matanya berkilat-kilat ketakutan seperti baru melihat hantu. Insting memberitahu jika Rahung menyentuhkan tangannya, Anin akan hancur berkeping-keping.

"Bagaimana kalau kau duduk dulu."

Suara Rahung terdengar tenang, ia memang bermaksud menghilangkan ketakutan Anin. Rahung menunjuk ke arah sofa lalu berjalan mendahului dan menyingkap plastik yang digunakan untuk melindungi sofa dari debu. Selain sofa satu-satunya perabot yang ada di ruangan itu adalah teve. Tampak baru, besar, canggih, mahal, dan juga ditutupi plastik.

Ruangan di lantai atas sebetulnya sudah dapat diisi, tapi Anin baru akan menatanya bila seluruh rumah sudah dipasangi lantai. Debu yang dihasilkan dari proses pemotongan keramik di lantai bawah memenuhi udara. Rumah nyaris tertutup debu tebal, udara jadi luar biasa panas, ditambah bau cat basah semakin menyesakkan napas.

Anin memperhatikan Rahung bergerak menyingkirkan plastik penutup sofa. Ia melihat lelaki itu telah mengendurkan dasinya, satu buah kancing teratas kemejanya sudah dilepas, lengan bajunya tergulung sampai siku. Rahung mengenakan sepasang sepatu hitam Gucci yang sekarang terlihat tidak mengilat lagi.

Anin mengenali wajah dan masih ingat nama kebanyakan orang dari masa kecilnya, namun ingatannya tidak dapat mengidentifikasi Rahung Senda sebelum lelaki itu menyebutkan namanya tadi. Rahung sahabat Rumi, mereka sangat akrab hampir tidak terpisahkan, selalu bersama dan satu kata. Teman-temannya biasa memanggil Rakun, Rawi maupun Anin otomatis ikutan memanggilnya dengan sebutan yang sama. Anin tidak mengerti kenapa lelaki itu mau saja dipanggil dengan nama binatang.

Jika diperhatikan saksama, sebetulnya tidak ada yang berubah dari Rahung. Posturnya masih tegap dan wajahnya tetap setampan dulu. Begitu juga dengan tinggi badan, Anin masih merasa mungil bila di dekatnya sehingga harus mendongak saat menatapnya. Rambutnya juga masih sehitam gagak, hanya sekarang dipotong pendek dan lebih rapih.

Selain nama ada lagi yang berubah dari Rahung, mata yang berwarna cokelat tua itu tidak lagi terlihat liar tapi menatapnya tajam. Bibir yang dulu sering menyunggingkan cengiran mengejek, kini terkatup rapat membentuk garis tipis. Kepalanya tegak, gerakannya tegas dan mantap. Terlihat berwibawa penuh kuasa. Metamorfosa ini yang membuat Anin tidak mengenalinya. Rahung telah berhasil menjadi pria sesuai dengan umurnya, terlihat matang dan percaya diri diusia tiga puluh tiga tahun. Kedewasaan sepertinya telah menghilangkan beberapa sifat buruknya.

Bersama teman-temannya, dulu ia selalu bertingkah konyol dan menyebalkan. Kerap mengganggu dan mengejeknya dengan kata-kata menyakitkan, sama sekali tidak tahu batas belas kasihan. Mereka juga dikenal sebagai remaja nakal pembuat onar, kerap berkelahi dan mengutil di mini market. Melakukan vandalisme, ikut balapan liar, dan terlibat tawuran atau bertingkah menyerempet bahaya bahkan hukum. Tidak jarang sesama mereka terjadi baku hantam sampai salah satu tidak kuat mengangkat tinju atau hingga Dona histeris melihat rumahnya mendadak jadi dojo.

Rahung sadar sedang diawasi. Selama beberapa saat ia membiarkan dirinya diperhatikan. Usai menyingkirkan penutup sofa dan meletakkannya begitu saja di lantai. Ia lalu duduk di kursi tunggal menyamanankan diri di atas bantalan sofa berlapis kulit. Melihat Anin masih berdiri tertegun di depan pintu kamar, Rahung menunjuk sofa panjang, meminta Anin duduk.

Anin tidak berkewajiban bersikap sopan menuruti keinginan Rahung, tapi lelaki itu telah melontarkan tantangan yang tidak dapat ditolak. Ia sudah mengatakan pada dirinya untuk tidak takut lagi dan tidak perlu membuktikannya. Ketakutannya sudah lama berlalu, jadi ia menerima undangan Rahung duduk di sofa panjang lebih karena kesopanan. Suka atau tidak, lelaki ini telah mempekerjakannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 15, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Last ChildWhere stories live. Discover now