Bertemu Uchiha Brother

3.2K 272 19
                                    

Author Note :

Fugaku : kakak tertua umur 36 tahun, seorang duda.

Kakashi : kakak kedua umur 34 tahun, bujangan

Obito : kakak ketiga umur 31 tahun, bujangan

Itachi : kakak keempat umur 30, bujangan

Sasuke : bungsu umur 27 tahun, bujangan

Naruto : umur 17 tahun

Kyuubi : kakak Naruto umur, 30 tahun

Satu lagi cerita baru Ai persembahkan untuk para reader. Maaf-maaf banget, Ai belum nyelesein utang ficnya lagi sibuk di duta. Jadi susah mau update. Tapi Ai nggak hiatus kok, jadi tenang aja. OK, dari pada banyak bacot. Silahkan dibaca. Chekidot.



Don't Like Don't Read

Naruto berdiri di depan pagar sebuah rumah mewah nan megah di atas bukit, dengan mulut ternganga lebar. Plang nama 'UCHIHA' tertulis dengan gagahnya di pintu pagar gapura. Ia menelan ludahnya susah payah, tak percaya. 'Serius ia kerja di sini?' pikirnya bingung. Ia membaca berulang kali kertas lusuh, pemberian sang bibi angkatnya, meyakinkan diri sendiri jika alamatnya benar.

Alamat di kertas itu memang tidak mencantumkan nama calon majikannya. Hanya alamat jalan rumahnya saja. Mungkin bibinya khawatir kalau ia tahu nama asli majikannya, ia bakal balik badan dan ambil langkah seribu. Dan, memang itu sih yang terlintas dalam otaknya kini.

Otaknya panik, dengan dering bel yang berbunyi kencang, memekakkan telinganya. Otaknya memerintahkan kakinya cepat-cepat beranjak menjauh, sebelum terlambat, tapi sayang otot-ototnya sudah lemas duluan. Kakinya tak beranjak sedikitpun seolah dipaku secara permanen. Jadi ia hanya bisa diam di tempat, menatap kaku plang nama di depannya. Wajahnya memucat seperti mayat hidup hanya karena nama Uchiha.

Siapa sih yang tak kenal nama itu? Uchiha itu nama keluarga super tajir yang boleh dibilang masuk jajaran 10 orang terkaya di Asia. Perusahaannya bertebaran dimana-mana dan bergerak di berbagai bidang. Mana makhluk-makhluk bermarga Uchiha itu handsome pula. Klop deh. Wajar bukan jika seluruh penduduk Konoha mengenal mereka?

Tapi bukan kekayaannya atau ketampanannya yang membuatnya begitu terkenal di seantero Konoha. Naruto mendengar banyak desas-desus tak sedap seputar mereka. Rumor yang mampu membuat siapapun bergidik ngeri, termasuk bayi yang baru lahir.

Para Uchiha konon terkenal benci dengan yang namanya wanita. Katanya mereka tak segan-segan bersikap kejam dengan kaum hawa ini. Banyak kok yang jadi korbannya. Wanita-wanita muda yang datang ke tempat itu, pasti pulang dengan menangis tersedu-sedu, bersimbah air mata. Keputus asaan terpancar di sorot mata mereka. Tapi anehnya ada aja wanita-wanita muda nan bodoh yang jatuh dalam pesona pada Uchiha. Mereka tetap datang silih berganti ke rumah paling mewah di kota ini.

Rumor lainnya, terkait para pembantu di sana. Konon tak ada pembantu yang betah kerja di tempat itu, selain Bibi Kurenai. Itu pun ia hanya bertugas beres-beres rumah dan mengambil baju kotor saja untuk dicuci di rumahnya. Entah hal mengerikan apa yang mereka lihat. Yang jelas, tak ada yang berani ke rumah itu dan menginap, selain ia itu orang gila.

Dan ia, Naruto kesulitan meneguk ludahnya sendiri, berani-beraninya melamar kerja di sini? Ia meragukan kewarasannya saat ini. Mengingat rumor itu saja sudah mampu membuat Naruto terkencing-kencing di celana. 'Serius ia mau kerja dan tinggal di sini?' pikirnya untuk yang keseribu kalinya, tidak yakin.

Ia sudah ingin pingsan ketakutan mendengar suara bariton menegurnya kasar dari arah belakangnya. "Sedang apa kau di sini?" tegurnya dengan nada sama sekali tak bersahabat. Naruto bahkan bisa mendengar geraman rendah dari makhluk yang satu itu. Ia terdengar marah padanya. Coret. Sangat marah.

UCHIHA BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang