Bagian 6 : I'm Just Fine

Start from the beginning
                                        

"Ya! Abis ini kita langsung cari tahu. Lo tau kan gue paling gak suka kalo ada orang yang coba ngusik bahagianya sahabat gue?" Given langsung memalingkan wajahnya lagi, fokus ke buku paket yang sedang duduk manis di atas mejanya.

"Makasih sayang! Gue terlalu percaya Tuhan sengaja ngirim lo buat jadi malaikat pelindung gue. Uhuhuhu!" Anya kini tersenyum dan berdiri meninggalkan meja Given.

"Bacot sekali lagi dan gue bakal lempar lo ke sumur belakang sekolah!" ucap Given sedikit berteriak.

"Ahahahahah jahat banget sih sahabat kesayangan gua!"

***

Hari ini siswa-siswi SMA Kusuma dipulangkan lebih awal. Para guru sedang rapat mendadak dan untuk itu, para siswanya diizinkan meninggalkan sekolah agar tidak mengganggu karena mengingat pentingnya pembahasan rapat semua guru di sekolah itu.

Anya dan Given sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Mereka sebenarnya ingin mengurungkan niat untuk mencari tahu perihal Gafran dan Aurel hari itu, namun takdir malah mengizinkan mereka untuk melancarkan ide mereka saat itu juga.

"Kak Ethan kan? dan kak Arka? Mau kemana?"

"Anya! Kita mau ke dalem bentar, ada yang perlu diambil sama Ethan." ucap Arka sambil menunjuk pintu perpustakaan disamping tempat mereka berdiri.

"Tunggu bentar ya, gue kedalem dulu." Arka mengangguk, Ethan kemudian berjalan meninggalkan mereka.

"Kakak temenan juga sama kak Ethan? Sama kak Gafran?" tanya Given.

"Ah iya, mereka berdua temen baik gue." jawab Arka ramah. "Ada apa?"

Given menyenggol-nyenggol tubuh Anya. Membuat gadis itu panik sendiri. "Apaan sih Giv? Jangan dorong-dorong gue ih!"

"Bodoh. Cepet lo cari tahu tentang Kak Gaf lewat dia! Lo pulang bareng dia! Gue duluan ya," bisik Given di telinga Anya dan langsung berbalik pergi begitu saja.

"Eh, Givgiv?" ah, percuma. Bocah itu sudah jauh.

"Kenapa Nya?" Anya kembali menatap Arka.

"Ah, enggak. Itu si Given ada keperluan mendadak kak. Anya jadi ditinggalin deh." Anya kemudian sengaja membuat ekspresi sedih agar gampang memodusi Arka untuk diajak pulang bareng.

"Loh, terus lo pulang sama siapa? Gue anter aja ya!" Arka sepertinya punya insting kepekaan yang sangat tinggi. Anya tersenyum sebentar,

"Gak ngerepotin kah kak?"

"Gakpapa lah. Yuk, kita tinggalin aja Ethan. Dia bawa motor sendiri kok. Lagian sih lama." Arka langsung menarik tangan Anya membawa gadis itu keluar menuju parkiran dan pulang bersama.

***

Dipertengahan jalan, Anya dan Arka singgah sebentar di taman yang berada di pusat kota. Anya sendiri yang meminta hal itu karena ia ingin berbicara sebentar dengan Arka.

Arka juga menerima permintaan itu dengan senang hati. Sejak saat pertama kali ia bertemu Anya, rasanya gadis ini berbeda dengan gadis-gadis yang sebelumnya ia goda untuk dijadikan modus permainannya saja.

Mereka memperbincangkan banyak hal.
Mulai dari kenyataan bahwa Gaf itu sahabatnya Arka, mengapa Gaf bisa berpacaran dengan Aurel, dan kesedihan yang tengah dirundung Anya sendirian sejak kemarin.

Arka adalah pendengar yang sangat baik. Serta Anya adalah cewek cerewet yang kalau berbicara selalu mengundang senyum lawan bicaranya.

"Maaf banget nih ya. Gue cuma bisa bantu dengerin curhatan hati lo gini aja Nya. Gue gabisa bantu banyak. Gaf pacaran itu bener-bener mendadak banget dan gue, Ethan juga sama sekali belum denger cerita langsung dari dia." Arka menepuk pundak Anya perlahan, menyalurkan rasa prihatin ahahaha bukan, mungkin semacam ikut bersedih dengan apa yang Anya alami.

"Iya, gakpapa kok kak. Aku makasih banget udah mau ngedengerin curhatan gak jelas aku hari ini."

"Lo segitu sukanya ya sama Gafran?" Anya sontak menolehkan kepalanya yang sedari tadi menunduk itu pada Arka. Menatap manik mata cowok itu sebentar.

"Ah, aku juga gak ngerti kak. Mungkin ini cuma suka sesaat doang. Atau mungkin hanya rasa kagum? Intinya aku cukup sedih dan kecewa sih karena ini. Tapi gak bakalan berlarut-larut juga. Aku orangnya suka yang seneng-seneng aja kok soalnya!" Anya tersenyum pada Arka namun terlihat sedikit dipaksakan.

"Pokoknya lo gak boleh sedih. Lo itu special Nya. Entah, emang gue baru banget kenal lo. Tapi gak ada yang boleh bikin lo sedih gini sekalipun orang itu adalah sahabat gue. Gue bakalan ada buat lo kalo lo butuh gue. Jangan pernah sedih lagi Nya. Lo bisa kan janji sama gue?"

Perasaan Anya tiba-tiba menghangat. "Makasih banget kak. Aku gak nyangka pertemuan gak sengaja kita, berakhir bikin aku punya seseorang lagi yang gak kalah berartinya juga buat aku sekarang."

Kemudian Anya dan Arka saling beradu tatap sejenak. Larut dalam perasaan masing-masing. Dan hanya mereka berdua yang tahu seperti apakah hal itu.

A/n : Jangan baper, ini ujian eh wkwkw
Ini kehidupan.

Mr. PHPWhere stories live. Discover now