11

4.3K 513 33
                                    

Epsilon, Delta dan Zeta. Aku bertemu dengan orang-orang yang memiliki tanda itu di bawah telinga. Aku juga melihat Omega, Phi dan Ksi. Hanya saja tanda di dahi Dollie membuatku bingung, lambang Sagitarius, dia memiliki tanda yang berbeda dari anak-anak lain. Aku tahu setiap anak yang terlibat dalam proyek Crystallize memiliki tanda masing-masing, sesuai dengan kemampuan mereka. Hanya saja tanda Dollie menjadi satu-satunya seperti tanda belah ketupat pada dahi Sakura yang menjadi satu-satunya karena setiap anak yang di beri tanda itu dianggap gagal setelah melakukan tes, hanya Sakura yang berhasil dan menjadikannya The Chosen One.

Sagitarius? Seperti pedang dengan tanda panah. Apa Artinya?

"Hai, Cherry, lama tidak melihatmu," sapa Karin saat melihat Sakura di lobby Uchiha Inc.

Sakura tersenyum kecil. "Oh hai, Ruby. Senang melihatmu, dimana Shark? Aku selalu yakin kalian cocok," katanya cuek.

Wajah Karin memerah. "A-apa maksudmu?"

"Inuzuka, kau tahu. Dia itu sumber informanku."

"Oh sial," keluh Karin, wajahnya masih memerah, bahkan lebih. "Em itu, ya. Kau tahu, terjadi begitu saja."

Sakura tertawa geli. "Yah, benci dan cinta itu memang beda tipis. Aku suka kutipan itu."

"Please, cherry." Karin cemberut. "Aku yakin kau datang kesini bukan untuk bergosip. Dan Shark sedang ada urusan dengan Uchiha-san, kau telat, Nona. Karyawan macam apa yang datang jam sepuluh?"

Sakura menyeringai. "Oh, aku ini sepesial, tahu." Mata Sakura lalu beralih pada Takeda Saburo yang baru saja keluar lift, mereka saling tatap dan terlihat jelas tatapan permusuhan dari pria itu, berbeda dari pertemuan sebelumnya yang lebih bersahabat. Sakura menyeringai saat Saburo yang lebih dulu mengalihkan pandangannya dan berjalan ke meja resepsionis. Pria itu jelas tahu siapa Sakura sebenarnya.

"Dia memang mencurigakan," bisik Karin tiba-tiba. Sakura menoleh ke kanan, menatap dengan alis mengernyit pada Karin. Wanita berambut merah itu lalu mengarahkan dagunya kedepan, Sakura mengikuti arahannya yang menunjuk pada Sabaru. "Aku tahu ada yang tidak beres dengan orang tua itu. Suigetsu pernah melihatnya menelfon tapi wajahnya waspada, seperti takut ketahuan habis mencuri."

Well, setidaknya dua agen dari polisi ini cukup pintar untuk mengamati seseorang. Sakura memberikan senyum terbaiknya pada Karin yang menjauh darinya setelah selesai berbisik. "Yah, aku rasa aku datang kesini bukan untuk bergosip, Ruby-san," kata Sakura, nadanya di buat serius.

Karin tertawa, senang bisa lebih akrab dengan sosok yang diam-diam dia kagumi. "Oh, tentu saja, Cherry-san, maafkan aku."

"Dimaafkan," kata Sakura ringan. "Sepertinya aku harus segera ke ruanganku."

"Tentu saja, aku tidak akan menghalangi."

Sakura tertawa saat melihat Karin bergeser dengan sopan, mempersilahkannya untuk jalan, ia lalu menepuk bahu Karin sebelum berjalan. "Selalu awasi musuhmu, Ruby," katanya membuat wajah Karin bingung. Sebelum Karin bisa membalas, Sakura sudah pergi dan menghilang di dalam lift.

Sakura sampai di depan ruangannya, ia tidak perlu repot-repot menyapa Sasuke lebih dulu. Selain karena Karin bilang pria itu sedang ada urusan dengan Suigetsu, Sakura juga tidak punya alasan untuk bertemu dengan Sasuke. Dia mendesah, akhirnya dia benar-benar kembali ke kantor ini setelah berdebat lagi dengan Kakashi, dia lalu membuka pintu dan langsung menatap pasangan yang sedang berciuman seperti orang kelaparan.

"Ew," kata Sakura membuat pasangan itu saling melepas diri. Ino berdiri dari pangkuan Jugo, membenarkan rok dan rambutnya. "Benar kata, Kiba. Kalian menjijikan. Ini bahkan masih jam kerja." Matanya melotot pada Ino. "Apa yang kau lakukan disini, Miss. Yamanaka?"

JADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang