9

4.1K 503 24
                                    

Sasuke membanting majalah di atas meja kerjanya. Sudah seminggu sejak kekacauan di ballroom terjadi, semua media membahas kejadian, ada yang dari sumber ataupun karangan yang membesar-besarkan masalah. Teroris? Yang benar saja! Tapi bisa saja organisasi ini adalah komplotan teroris, Sasuke bahkan belum menemukan titik cerah tentang organisasi yang mengincar keluarganya. Chief muda itu mendesah lelah sambil memijat pelipisnya. Sudah satu minggu juga dia tidak melihat Sakura. Kakashi mengatakan jika Sakura ada pekerjaan lain, sebagai gantinya agen Inuzuka yang di tugaskan mengawasinya. Dia bukan FBI, Inuzuka seorang agen intelligent negara yang sering bekerja bersama FBI.

Seminggu..

Well, bagi seorang Sasuke yang tak pernah memikirkan urusan wanita, ini cukup mengganggu. Siapa sih Sakura ini? Mereka bahkan baru kenal kurang dari seminggu, kenapa juga seringai wanita itu selalu membayang-bayangi Sasuke? Dia menggelengkan kepalanya, menolak melihat Sakura yang menyeringai padanya, mengejek dirinya. Sialan Sakura.

"Uchiha-san, kita akan pergi lima menit lagi." Kiba berdiri di depan pintu tanpa mengetuk, dia memiliki wajah seperti keledai, pikir Sasuke. Sasuke bukannya membenci Kiba, yang ada di pikirannya hanya bagaimana menyingkirkan wajah keledai ini dan membawa Sakura kembali. Oke sial, Sasuke mengakui bahwa dia merindukan Sakura. Tapi kenapa? Apa sih yang di lakukan wanita itu di pikirannya? Kenapa dia bisa merindukan wanita itu? Sasuke ingat kayu manis, lilac, rose dan hujan. Double sial!

"Inuzuka," panggil Sasuke sebelum Kiba sempat keluar. "Sudah ada kabar tentang Haruno?"

Kiba mengangkat satu alisnya. "Sakura?"

"Ya, Sakura," kata Sasuke jengkel. Kapan dia bisa memanggil nama kecil wanita itu? Bukannya Haruno atau Cherry. Tapi, Sakura. Tiba-tiba ia merasakan getaran pada tubuhnya ketika menyebut nama itu. "Kakashi bilang dia akan kembali setelah urusannya selesai, apa sudah ada tanda-tanda dia kembali?"

"Tidak," jawab Kiba cepat. "Sebenarnya, ya. Maksudku, kami memang saling memberi kabar tapi Sakura tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menjadi asistenmu lagi."

"Apa maksudnya?"

Kiba mendesah, ia masuk lebih dekat setelah menutup pintu, berdiri di depan meja kerja Sasuke. "Sepertinya kau harus puas dengan aku yang menjadi asistenmu. Kemungkinan besar Sakura kembali hanya tiga persen."

"Apa-apaan!" Geram Sasuke. "Bukankah dia di tugaskan untuk melindungiku?"

"Ya, tapi bukan berarti dia harus menjadi asistenmu. Dengan kata lain, dia melindungi dengan cara lain. Mengawasi dari jauh misalnya. Lagipula, kau punya aku, Naruto, Shikamaru, Miss. Uzumaki dan Mr. Hozuki."

"Memangnya apasih yang dia kerjakan?" Oh persetan tentang pride seorang Uchiha. Sasuke benar-benar jengkel sekarang.

Kiba menatap aneh pengusaha muda di depannya, ia tidak bodoh, Siapa sangka jika Uchiha muda memiliki sisi posesif seperti ini? Kiba menunjukkan senyum tipisnya. "Mengenai apa yang dia kerjakan, itu rahasia Uchiha-san, hanya beberapa orang tertentu yang tahu. Lagipula, jika kau ingin bertemu dengannya, kenapa tidak hubungi saja dia?"

Benar. Kenapa dia tidak menghubungi saja Sakura? Fakta bahwa dia tidak tahu nomor telfon Sakura hanya membuat dia semakin jengkel. Tapi, tunggu... Apa yang agen Inuzuka bilang? Merindukan Sakura? Ck! Wajah Sasuke berubah menjadi dingin, menatap tajam Kiba yang sedang tersenyum manis padanya.

"Lima menit habis, kita harus pergi sekarang," katanya datar.

.

Ada banyak anak yang menjadi korban, sebagian besar berusia enam sampai delapan tahun. Aku tahu mereka organisasi yang keji, hanya saja aku tidak bisa membayangkan bagaimana Sakura bisa lolos semua tes. Itu mengerikan, mereka menjerit tersiksa hingga kejang.

JADEWhere stories live. Discover now