4

4.4K 492 12
                                    

Sakura diam memperhatikan satu persatu orang di ruang meeting, hampir semua memiliki pakaian dan manner yang bagus. Ada dua yang Sakura kenal, pertama Jugo, dan kedua Ino. Jugo duduk dengan tenang dan tegap memperhatikan presentasi Sasuke yang lihai menjelaskan kenaikan produktifitas dalam segi penjualan mobil. Sementara Ino sesekali mengangguk dan mencatat. Well, melihat bagaimana cara Sasuke Uchiha presentasi dengan setelan jas kerennya, membuat pria itu terlihat lebih tampan dan itu jelas membuat Sakura enggan mengakui 'iya'.

Sasuke jelas salah satu pria idaman para orang tua yang mencari menantu kaya, tampan dan pintar. Ia bahkan mendapat predikat Sexiest Man Alive versi majalah People dan namanya sering masuk Forbes akibat ketampanan dan kekayaannya. Namun kehadiran Sakura di ruangan ini jelas bukan untuk melihat pria itu tebar pesona di depan, meski disini Sasuke sama sekali tidak tebar pesona, ia bahkan hanya menunjukkan wajah datar dan tatapan lapar pada siapapun yang tak serius mendengarnya, seperti akan memecat saat itu juga.

Menjadi asisten Sasuke membuat Sakura dapat banyak keuntungan, selain bisa terus mengawasi kegiatan pria itu, Sakura juga jadi bisa bertemu dengan orang-orang sok penting yang enggan berurusan dengan karyawan kelas bawah. Tepat seperti dugaannya bahwa orang yang ia lihat di lobby merupakan salah dari orang yang ada di ruangan ini. Sasuke tak perlu repot memperkenalkan satu-satu yang bekerja di perusahaannya, bagi pria itu cukup memperkenalkan Sakura (Cherry) sebagai asistennya saat membuka rapat, selebihnya Sasuke memilih cuek dan membiarkan Sakura melakukan apa yang ia mau.

Ada tiga orang yang memiliki peluang besar sebagai penghianat di ruangan ini. Jugo dan Ino bebas dari tuduhan setelah Sakura membaca apa yang ada di kepala mereka. Jugo seperti tak punya harapan, ia hanya memiliki ketekunan untuk terus melakukan yang terbaik untuk Sasuke, sedangkan fikiran Ino di penuhi dengan Hermes, Gucci, Dior, H&M, dan pria tampan.

Tak ada yang lebih buruk dari sifat wanita feminim. Ughh, Sakura mengerang saat membaca fikiran Ino. Itu tak seperti Sakura yang cupu atau tak suka barang branded, wanita itu jelas terlihat mahal dari atas sampai bawah, membuktikan jika selera fashionnya sangat baik. Tapi tentang pria tampan, Sakura sungguh muak. Tipe Sakura bukan hanya dari tampang, ia harus pintar dan jago bela diri, setidaknya pria itu harus bisa melindungi dirinya sendiri, Sakura bahkan tak suka di lindungi, jadi ia akan membuang jauh-jauh slogan 'pria harus bisa melindungi wanita'. Ewh, dia bukan wanita lembek yang akan menangis saat dirampok, atau histeris saat bertemu pemabuk yang akan memperkosanya. Dalam kasus ini, bisa saja mereka 'si pemabuk dan perampok' yang akan menangis menghadapi Ratu Jalanan seperti Sakura.

"Aku rasa itu cukup jelas."

Sakura beralih pada Sasuke yang sudah menyelesaikan presentasinya dan duduk di kursi empuk yang terlihat paling besar di ujung, samping Sakura. Wanita itu pura-pura tertarik meski rasanya ia ingin menguap lebar. Ia membiarkan salah satu bertanya dan Sasuke menjawab sambil terus membaca ekspresi orang-orang. Pria di sebrang mejanya, tiga bangku dari Jugo menjadi target utama Sakura sejak pertama kali melihatnya. Ya, si pria lobby. Dia pria berumur sekitar empat puluh tahunan dengan keriput dan gigi besar. Rambutnya botak di tengah meski warnanya tetap hitam. Pria itu jelas tak menyadari tatapan Sakura disaat ia sendiri lebih fokus pada Sasuke. Melihat dari cara tatapannya, jelas menambah kecurigaan Sakura semakin masuk akal.

"Baiklah, rapat selesai."

Sakura mengetuk-ngetuk pulpennya di meja, memperhatikan yang lain membereskan dokumen. Begitu tatapannya bertemu dengan Sasuke, wanita itu menyeringai dan berdiri, membereskan pena serta notenya. Dia berdiri di samping kiri Sasuke dengan Jugo di sisi kanan, membungkuk pada setiap orang yang keluar.

"Aku harus memastikan sesuatu, pastikan Ruby dan Shark selesai memeriksa ballroom."

"Kau mau kemana?" Tanya Sasuke saat Sakura akan melangkahkan kaki keluar.

JADEWhere stories live. Discover now