"Heh omongan kamu, Dava." Shaka menegur tak suka sembari mencubit mulut Dava yang terus saja mengeluh dan berkata sesuatu yang buruk.

"Habisnya Jinara kan bayi, terus Bang Jay tidak bisa diharapkan sih kalau buat jaga Jinara..-" ucap Dava melakukan pembelaan lalu sedikit menggeser tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan Shaka.

"Memangnya tadi mereka tidak ikut masuk?" Tanya Dani.

"Sepertinya tidak karena aku tadi berjalan paling belakang." Jawab Dava.

"Aku lelah..-" Sakha menghela nafas lalu menyenderkan tubuhnya ke pundak Key. Ia merasa lelah sekarang, pikiran dan tubuhnya perlu istirahat. Matanya sudah berat dan mungkin sebentar lagi ia akan tertidur menyusul Key yang sudah sejak awal tidur tanpa mempunyai beban pikiran apapun.

"Tanpa Jay dan Jinara, mobil aman dan tentram." ucap Dani sembari terkekeh pelan.

"Mereka baik-baik saja kok, malah sedang berpelukan dengan Bunda." ucap Wilnan tiba-tiba dengan mata terpejam sukses membuat Dani menoleh. "Maksudnya?"

Wilnan membuka sedikit matanya lalu tersenyum tipis, "Tidak.."

"Ohiya Sakha, apa Mina sudah mengirim pesan padamu tentang alamat ibu mu?" Tanya Dani, namun tidak dijawab oleh Sakha karena ia sudah tertidur pulas bersama Key di belakang.

"Aishhh, ternyata sudah pada tidur." Gumam Dani saat melihat ketiga keponakannya itu sudah lelap tertidur.

Dani tersenyum tipis kemudian menghela nafas, ia kembali memandang ke arah depan sembari meminum kopi miliknya. "Dava belum tidur? Tidur saja, jangan terlalu dipikirkan dulu Jinara sama Jay. Pasti ketemu kok." ujar Dani saat tak sengaja ia melihat Dava dari kaca spion yang sedang menyenderkan kepalanya di kaca mobil dan melihat ke arah luar.

"Ahhh, andai saja aku membawa laptop ku. Aku bisa melacak mereka, paman."

"Tak apa, kita akan cari mereka besok setelah kita mendapatkan alamat rumah ibu mu. Mereka pasti masih di sekitar sini."

"Aku hanya khawatir paman, mereka kan tidak bisa bahas Jepang."

"Kau lupa disana ada Jay? Dia bisa bahasa Inggris dan sepertinya mereka sedang melakukan sesuatu. Mereka pastinya tidak akan tinggal diam."

Karena bosan dan ia belum mengantuk, Dava memilih untuk membuka handphone-nya untuk menonton sesuatu. Alisnya tiba-tiba bertaut saat benda pipih berbentuk persegi panjang yang sedang ia pegang itu bergetar beberapa kali dan menampilkan sebuah notifikasi pesan.

"PAMANNNNNNNN!!" Seru Dava tiba-tiba membuat seisi mobil berjengit kaget. Bahkan Wilnan, Key dan Sakha langsung terbangun dari tidurnya.

"Kenapa? Ada apa?" Tanya Key linglung. Dengan mata setengah terpejam ia memandang kanan dan kiri bingung.

"Kenapa, Dava?" Tanya Sakha panik,

Dani mengelus dadanya yang masih dag dig dug akibat teriakan Dava. Untung saja Yuko tidak terlalu kaget, jadinya ia tidak salah menginjak gas dan malah membahayakan mereka semua.

"BANG JAY SAMA JINARA SUDAH KETEMU BUNDA DONG, LIHAT BANG JAY NGIRIM FOTO INI SAMA BUNDA..-!!!!!!!"

"HAH? APA?"

"CEK GRUP!!"

Mata Key langsung terbuka lebar dan mereka semua mendadak tidak mengantuk lagi. Dan Wilnan hanya menggeleng bingung saat ternyata mimpinya jadi kenyataan.

Mereka lantas mengeluarkan handphone masing-masing dan tak berapa lama, air wajah mereka menunjukkan keterkejutan yang luar biasa.

"KOK BISAAAAAAAAAAA?!"

[✓] Kakak + Day6Where stories live. Discover now