2

217 3 0
                                    


Pagi itu kembali menyapaku. Peralatan untuk PKKMB telah aku siapkan sejak semalam. Ya hari ini adalah hari pertamaku masuk kampus, ada hal yang membuatku senang aku diterima di jurusan yang aku inginkan sejak dulu, kuliah di jurusan psikologi merupakan awal langkah untuk mencapai cita-citaku. Pukul 04.30 aku langsung beranjak dari kasur untuk melaksanakan kewajibanku. Seusai shalat aku langsung melangkahkan kaki untuk mandi dan bersiap-siap. Hari ini aku memakai setelan hitam putih, rok selutut dan rambut yang terkucir satu. Pukul 06.00 aku turun ke lantai bawah untuk sarapan disana sudah ada mamaku yang tengah menyiapkan sarapan.

"Pagi, Mama." sapaku sambil ku kecup pipinya.

"Pagi sayang" jawab sang mama sambil mengamati penampilanku.

Aku duduk dan mulai menikmati sarapan buatan mamaku.

"Sayang kamu ngga kepikiran gitu buat make jilbab" ucap mamaku.

Belum ku jawab papa sudah duduk disampingku.

"Iya, kamu ngga kasihan sama papa" Sambung papaku

Kedua orang tuaku sangat menginginkan aku untuk berjilbab.

"Gini ya ma pa aku ini itu masih muda, nanti dulu lah kalo aku udah 19 tahun" sanggahku tanpa rasa malu sedikitpun.

"Dulu kamu bilang kalo masuk kuliah akan makai jilbab, gimana sih? Atau mau mama sama papa masukin kamu ke pesantren" usul mamaku dengan ucapan agak kesal.

Ya tak kupungkiri saat aku 16 tahun aku disuruh mama dan papaku untuk mengenakan jilbab aku jawab nanti lah kalo udah 17 tahun, saat 17 tahun aku jawab nanti kalo aku udah kuliah, dan sekarang aku masuk kuliah tapi aku tak menepati ucapanku. Pasti ada rasa kesal dan sedih yang mama dan papaku rasakan.

"Ma Pa udah ah zahra berangkat kuliah dulu. Assallamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Aku langsung berpamitan dan mencium tangan kedua orang tuaku. Aku tak mau di paksa mama dan papaku untuk berjilbab. Aku berangakat dengan diantar oleh supir keluargaku. Jujur aku ingin sekali berhijab tapi ada hal yang pernah terjadi di hidupku.

Saat aku duduk di kelas 2 SMA aku pernah begitu mencintai seorang dan kamipun berpacaran. Tak ada yang spesial dalam hubungan kami.Saat kelas dua SMA aku memutuskan untuk berjilbab saat keluar rumah. Saat kami jalan berdua aku mengenakan jilbab, dia mengamatiku begitu tajam.

"Kuno banget sih kamu, udah ah kita ngga jadi pergi. Mending kamu ngaji aja sana" ucapnya dengan sinis

"Ya udah aku ganti pakaianku dulu" jawabku

"Ngga usah kita putus aja, aku ngga mau punya pacar berpenampilan kuno kaya kamu, kaya ibu-ibu mau ngaji" ucapnya sambil berlalu pergi

Kejadian itu kembali tergiang di kepalaku. Itulah alasan mengapa aku belum mau untuk berjilbab bukan karena aku tak tau perintahku sebagai seorang muslimah, tapi aku takut ditinggalkan oleh pria yang aku cintai karena jilbabku.

45 menit kemudian aku sampai kampus, ku lihat jam yang melingkar ditanganku.

"Mampus udah jam 7 kurang 15 telat 15 menit nih gue"

Aku berlari tergopoh-gopoh menuju tempat pkkmb. Seorang senior menghadangku dan tak memperbolehkan aku masuk.

"Hei kamu mahasiswa baru, ngapain baru dateng jam segini, pede banget sih emangnya ini sekolahan bapa loe apa" ucap kaka senior dengan ketusnya

"Maaf kak tadi macet soalnya" jawabku sambil menunduk tanpa berani menatap matanya.

"Maaf-maaf sebagai hukuman kamu harus push up 10 kali"

"Tapi kak"

"Engga ada tapi-tapian, cepet"

Aku pun mulai mengambil posisi push up.


Cinta di Atas Akad KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang