3

4 2 0
                                    

Seorang gadis tengah berjalan memasuki sebuah ruangan dengan interior klasik seperti dihiasi dengan lampu merambat bergelap gerlip juga pula desain warnanya yang mengagumkan. Rambutnya yang indah bergerak kesana kemari mengikuti setiap langkahnya

"Del " ucap seorang pria

"Kang rasi?" Yap nyatanya dia adalah kaka tingkatku di sma

"Panggil aja rasi del jangan canggung"

"Uhmm.. iya " ucapku memerhatikan rasi disini

"Lagi ngapain del diem di masjid?"

"Mau kluar. Ingin ikut?" Tanyaku padanya

"Kemana memangnya?" Ucap rasi dengan dahi mngerut

"Aula mungkin?" Ucapku seraya menatap gedung di atas sana yang memisah dari gedung lainnya

"Hah mau diam d balkonnya sajaa yah?" Ucapnya seperti bingung namun asal menebak juga

"Iyah sejuk"ucapku mengiyakan

"Yasudah ayoo" ucap nya

Kami berjalan beriringan menyusuri koridor lalu menggunakan kembali sepatu kami dengan perlahan di temani angin yang kali itu langit tampak cerah . Tak ada sepatah kata terucap dari kami, membiarkan keheningan menyelimuti

"Aku suka sama puisi " ucapnya kala itu memecah keheningan

"Ouhhya?" Tanyaku seraya mengalihkan tatapanku menjadi lurus menatap dia

"Iyahh kamu ingin tau mengapa aku menyukai puisi?" Tanyanya dengan binar mata yang mulai memancar

"Jika tidak ingin tau bagaimna?"ucapku seraya tersenyum

"Maka kau harus mengetahuinya. Aku memaksamu untuk saat ini " ucap dia dengan kobaran kian membara

Akh hanya tersenyum mendengar jawabannya

"Puisi itu sebuah rasa yang kita gabisa ungkapin secara gamblang lalu melalui puisi itu kamu bisa ngasih tau sama semua orang di dunia ini perasaan yang ada difikiran kamu. Kaya semisal aku menyukaimu namun karna kamu tak mngetahuinya dan aku tak bisa memberitahunya maka akan kuberikan dngan puisi . Aku bisa mengirimkannya padamu lalu tanpa nama yang penting lega saja "ucapnya dengan dihiasi senyum yang kian menyambut

"Ah aku tak menyukai puisi nyatanya karna apa ? Sperti yang kamu bilang tadi kamu bisa ga ngasih identitas kamu sama siapapun yang kamu beru surat itu. Bagaimna jika orang itu menantikan kehadiran kamu slama inu namun kamu menyamrkan nama pengirim itu " ucapku menjawabnya tadi

"Tapikan yang penting sudah lega" ucap rasi menghentikan langkahnya

"Ah kamu saja yang lega . Penunggu kehadiranmu sedang resah menanti kabar " ucapku seraya menghentingkan langkahku

Lalu kami bertatapan dibawah tangga menuju aula dengan dominsi sekitar kolam ikan dengan air mancur yang menhiasi kebisingan

"Akan ku buat kau menyukai duniaku" ucap rasi mentapku kala itu

" akan kujauhi duniamu hingga kapanpun"ucapku seraya tersenyum lantas menaiki tangga meninggalkan rasi yang masih termenung

ucapanku apakah salah? Aku rasa tidak. Tapi mengapa resah kurasa ucapku dalam hati lalu kutengokan kembali kepalaku menujunya yg mash termenung menghilang binar di matanya

"Marii keatas sudah ditunggu angin" untuk pertama kalinya aku memecahkan hening dengan mata tertuju kepadanya

"Ahh.. iya ayo "ucapnya seraya tersenyum lalu mulai berlari mengahampiriku dengan berlari

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 26, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RinaiWhere stories live. Discover now