PIL 7

5.8K 713 31
                                    

Author POV

"Reyhan, sini lo!" Teriak Ali dengan tangan yang masih sibuk dengan stik PS nya.

"Reyhan!" Teriak Ali lagi. Kemana gerangan anak buah kepercayaan Papi nya itu.

"Ada apa, Tuan Muda?" Sampai seorang pelayan datang dengan tergopoh-gopoh. Pelayan perempuan itu menunduk takut tak jauh dari Ali.

"Mana Reyhan? Reyhan sini lo!" Ali mengidahkan pertanyaan pelayan itu lantas kembali berteriak memanggil Reyhan.

"Reyhan sedang ke kamar kecil, Tuan Muda, mungkin sebentar lagi datang," ujar pelayan itu memberi tahu.

"Bilang buruan! Elahh lama bener," ucapnya kesal. Alisnya merengut keatas, padahal ia masih fokus dengan games yang sedang dimainkannya. Entah apa yang ingin dilakukan cowok tampan itu pada salah satu anak buah kepercayaan Papinya. Mungkin tentang kejadian tadi siang.

"Ada apa, Tuan Muda?" Hingga tak lama Reyhan datang, seraya menundukkan kepalanya.

"Lama lo!"

"Maaf, Tuan Muda, tadi saya habis ke kamar kecil," ujar Reyhan dengan bahasa formal. Jika kalian mengira Reyhan adalah pria seram berumur, maka kalian salah. Reyhan adalah pemuda tampan yang seumuran dengan Ali, tapi lebih muda Ali beberapa bulan.

"Banyak alesan. Duduk lo!" Suruh Ali, seraya mengedikkan dagunya di tempat kosong karpet berbulu yang didudukinya.

"Tapi, Tuan--"

"Duduk!" Sela Ali tak terbantahkan.

Pasrah. Reyhan berjalan mendekati Ali. Setelah melepas sepatu pantofel hitam khas bodyguard nya, Reyhan mengambil duduk disamping Ali.

"Ada apa, Tuan Muda?" Tanya Reyhan kemudian.

"Kalahin gue dua ronde Battlefield 4!"
"Ta--tapi, Tuan Muda,--"

"Banyak tapinya ya lo! Mau gue pecat?" Ancam Ali, seraya meletakkan stik PSnya kasar.

Reyhan bergeming dengan menunduk.

"Buruan!" Ujar Ali, seraya memegang kembali stik PSnya.

Dengan ragu, Reyhan mengambil stik PS lain yang sudah terhubung dengan plasystation. Mau tak mau ia harus menuruti kemauan Tuan Muda nya ini. Sebenarnya, Ali hanya ingin memberi pelajaran dengan melampiaskan kekesalannya karena ulah Reyhan hari ini. Bisa-bisanya dia ngadu ke Mami dan Papinya.

Selang beberapa saat terjadi pertarungan sengit antara Ali dengan Reyhan. Ali bermain dengan heboh, sesekali cowok itu menekan-nekan tombol PS dengan tempo cepat melawan musuh didepan sana. Mata elangnya pun menatap tajam kearah LCD seolah sedang melawan musuh betulan, sedangkan Reyhan bermain dengan tenang, tak semberono seperti Ali. Bagaimanapun juga ia harus ingat tempat dan posisi. Pertama ini tempat majikannya, yang kedua, disini ia sedang bekerja, bukan main PS. Ck, Tuan Mudanya ini kadang-kadang aneh.

"Tuan Muda, saya takut Tuan besar mencari saya," ujar Reyhan gelisah dengan masih memainkan stik PSnya.

"Bodoamat! Biar sekalian lo diomelin Papi," ucap Ali acuh tak acuh.

"Tuan Muda, apa salah saya?" Tanya Reyhan kemudian.

Pas sekali. Ali membanting stik PSnya, tak peduli games sedang berlangsung seru-serunya.

"Apa salah saya?" Tanya Ali sarkas, seraya menaikkan sebelah alis tebalnya.

Reyhan menunduk tak menjawab.

"Salah lo adalah karena lo ngikutin gue hari ini!"

"Tapi, saya hanya menjalankan perintah dari Tuan Besar Alfa, Tuan Muda," jawab Reyhan yang membuat Ali mendengus.

Powerpoint in Love (END)Where stories live. Discover now