PIL 5

6.1K 713 23
                                    

Author POV

"IHHH ALI SEMPIIIIITTTTT!"

"APASIH BERISIK!"

"GUE BILANG SEMPIIIITTT! LO MAU BUNUH GUE APA GIMANA SIH?! MAJUIN GAK?! SAKIT TAU!"

"BISA NGGAK SIH KALO NGOMONG GAK USAH PAKE CAPSLOCK?!"

"BODO! LO SENDIRI CAPSLOCK!"

"Nghhhh Ali sempit!"

"Eh anjir ada apaan nih?! Kalian berdua gak sadar apa kalo suara kalian kedengaran sampe luar?" Tiba-tiba suara Fitra yang baru memasuki kelas terdengar, diikuti Wira dan Delta dibelakangnya.

"Bodo amat! Temen lo nih-- ALIIIIIII!" Prilly bangkit, menjambak rambut Ali dari belakang. Ia mendorong keras mejanya kuat-kuat hingga membuat kursi yang Ali duduki didepannya terjungkal kedepan bersama orang yang mendudukinya😂

You oke sayang? Nakal ya kamu

"Aduh!" Ringis Ali saat tubuhnya terjepit diantara meja dan kursi. Wkwk rasain tuh. Kini giliran Prilly yang terbahak puas, tak hanya Prilly, sahabat-sahabat Ali, Wira, Delta dan Fitra justru ikut terbahak. Mereka paling depan kalo urusan ngakak. Apalagi ngakakin penderitaan Ali. Laknat memang. Temannya kesusahan bukannya ditolongin ini malah dinistain. Belum lagi pose tersukurnya Ali yang begitu lucu. Wajah tampannya harus beradu dengan meja didepannya karena sentakan yang cukup keras.

"YA AMPUN MY BABY GANA?! WHAT ARE DOING BABY? Kamu oke?" Tiba-tiba seorang perempuan cantik memasuki kelas dengan panik saat melihat pangeran impiannya sedang-- ehmm entahlah. Dia Diandra, salah satu gadis penggila Ali. Tapi sayang, kayaknya Ali kurang respect dengannya.

"Ayo bangun, kamu diapain baby? Uhh kasian pangeran aku. You, oke? Kita ke dokter yuk! Aku takut muka kamu alergi kayu dari meja ini," ujar Diandra serius. Eh tapi kok kedengaran aneh ya? Ada gitu alergi kayu?

Mendengar itu Prilly dan sahabat-sahabat Ali makin terbahak. Sementara itu Ali mendengus kesal, membenarkan kerah seragamnya, mendaratkan pantatnya pada meja diikuti teman-temannya.

"Eh nasi kepal masuk mulut lo bertiga, mau?" Desis Ali tajam, ia melayangkan kepalan tangannya diudara.

Mereka bersusah payah meredakan tawanya.

"Oke, oke, sorry sorry," Wira meminta maaf.

"Sono lo ke dokter," ledek Prilly dengan tawanya yang masih belum reda. Ali mendengus.

"Assalamu'alaikuuuuummm! Ara oh Ara! Satya in here! Wuih banyak orang." Tiba-tiba Satya datang dengan santainya.

"Bro? Bro? Bro? Bro?" Satya melayangkan tangannya kearah Delta, Wira, Fitra dan Ali hendak ber-high five, namun na'as hanya tatapan malas saja yang keempat cowok ganteng itu tunjukkan. Dalam hati Satya mencibir. Songongnya naudzubillah. Satya menyimpan kembali uluran tangannya yang sama sekali tak disambut, ia mencibir pelan lantas duduk disamping kursi Prilly tanpa tahu apa yang sedang terjadi.

"Baby, are you okay?" Tanya Diandra lagi.

"Yeah," sahut Ali malas.

Diandra menerbitkan senyumnya. Untuk pertama kalinya Ali respect padanya.

"Yaudah,--" Diandra berjinjit, merapikan rambut hitam Ali dan memberikan cubitan gemas di pipinya sekilas. "Aku balik ke kelas ya. Semangat belajarnya. Aku sayang kamu," ujar Diandra kemudian, lantas berlalu keluar. Prilly memasang wajah ingin muntahnya. Yaks, alay.

"Gue juga sayang elo, Di." Bukan Ali yang menjawab, namun Fitra. Hal itu membuat Diandra yang baru sampai ambang pintu berbalik, melotot kaget.

"IHHHH! Maaf ya, Dafitra Azzaky, hati gue udah sold out! Udah gue kasihin semua ke Gana!" Serunya sewot lantas berlalu.

Powerpoint in Love (END)Where stories live. Discover now