rain

153 25 0
                                    


Senyuman ibu ku sudah kembali.Katanya,tidak ada gunanya untuk bersedih dan menyalahkan Tuhan meski terasa sangat pedih.Tapi,dia juga berkata bahwa apapun yang diberikan Tuhan harus kita jalankan dengan baik.

Hidup bukanlah tentang hidup panjang,tetapi bagaimana untuk bertahan hidup.
Meski bertahan hidup,tetap akan menghilang suatu saat nanti.

Percayalah itu semua akan menjadi hari kemarin.Mungkin akan mengalir ke suatu tempat.Semua rintangan ada ujungnya.Jalan masih panjang.

----

"Jangan hanya diaduk saja makanannya!"

"Fan?"

"Fanya!!"

"Ahh iya ibu?"

"Sudah ibu bilang,jangan sering melamun.Habiskan makananmu!jangan egois!banyak orang disana yang ingin berkecukupan seperti kita."

"I-iya ibu,maaf."

"Ada apa denganmu?apa kau sedang bertengkar dengan jimin?"

"Aku hanya----"

Tokk tokk

"Sial."

"Hey,jaga bicara mu nak!"

"Ampun bu ampun!" Ibu masih saja menjewer telingaku,aku tadi refleks saja.

"Lain kali awas,ibu akan merebus paru-paru mu dalam sekejap."

"A-aku buka dulu pintunya ya!" Ucapku sambil berlarian cepat menuju pintu agar terhindar dari ibu.
Saat aku membuka pintunya...

"Fan,aku bisa jelaskan!"

"Tidak perlu."

"Sayang,jangan salah paham!dia teman ku,kami tadi hanya--"

"Hanya bercanda?terus berpelukan dan tertawa riang?"

"Bukan itu,tadi dia--"

Brakk

Aku menutup pintu dengan keras,tak peduli dia ingin aku buka pintunya atau tidak.Yang jelas aku sedang emosi.

Sebenarnya aku ingin melangkah pergi ke kamar,tapi ibu menghentikan ku.

"Habiskan makananmu dulu!"

"Besok saja."

"Siapa diluar?kenapa kau tidak menyuruhnya masuk?di luar sangat dingin dan sepertinya akan turun hujan."

"Biarkan bu,aku mau ke kamar saja."

Diam-diam aku mengintipnya dari jendela kamarku,ternyata dia masih tetap setia disana.

Tiba-tiba dia tau keberadaanku,dia langsung memundurkan langkah jauh dari pintu.

"Fan,tolong dengarkan aku!" Aku masih bisa dengar teriakannya dari luar.

"Mending kau pulang saja dari sini!"

"Sebelum kau mau memaafkan ku,aku akan tetap disini."

"Terserah kau saja." Ucap ku yang langsung pergi ke kasur untuk berbaring sambil terisak.

Ceklek

"Nak,kasian jimin diluar.Ibu suruh masuk ya?"

"Tidak usah!ibu tidur saja.Aku juga mau tidur dulu." Tolak ku dan aku memejamkan mataku agar ibu percaya.

----
Aku terbangun,ternyata aku benar-benar tidur tadi.Waktu menunjukkan pukul 11 malam.Jadi aku tertidur selama 2 jam.

Aku mengambil jaket dari dalam lemari ku,memang cuaca saat ini sangat dingin.Perkiraan ibu ku benar,hujan turun sekarang.

Tak percaya dengan apa yang kulihat dari dalam jendela kamarku.

Jimin masih disana,yang kulihat dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada nya sambil mengigit bibir bawahnya.
Aku tak tega melihatnya,selama 2 jam tadi dia berada di luar.Ahh,yasudahlah aku akan turun.

"Jimin-ah!" Aku berlarian menghampirinya dan langsung memeluknya.

"Hey,kau akan basah!"

"Kenapa kau gila?kenapa kau membiarkan dirimu mengigil seperti itu?kau gila!kau gila!" Ucap ku semberi memukul mukul dada nya.

"Kau---" Aku memotong ucapannya,dengan cepat aku menyeretnya masuk kedalam rumah dan mendudukannya di sofa ruang tamu.

Dia terlihat sangat pucat dan sepertinya dia hampir membeku,eitss bukan hampir tapi memang sudah.Matanya juga bengkak.Apa dia habis menangis?Oh god,rasanya aku seperti telah menghabisi orang saja.

Aku mengambilkannya handuk,lalu mengusap wajahnya yang dibasahi air hujan dengan sangat khawatir.Kedua tangannya sangatlah dingin.Intinya dia terlihat seperti mayat hidup.

Eh emang ada mayat hidup? -author

"Akan aku buatkan teh dulu."

"Fan!" Dia menarik tangan ku yang sontak aku beralih menoleh ke hadapannya.

"Iya,aku juga akan mengambilkanmu baju."

"Fan!cukup!maafkan aku!"

Aku sempat bingung mau berbuat apa,aku bahkan seperti orang yang-- ahh seperti itulah.

"Dengarkan aku,jangan tinggalkan aku!"

Hening.

"Fan?"

"Fan,apa kau tau?sungwoon sedang dirawat di rumah sakit."

"Iyakah?kenapa?sejak kapan dia disana?ada yang bersamanya kan?"

"Giliran sungwoon dijawab."

"Yasudah terserah."

"Besok datang ke konser ku."

"Harus?"

"Aku mana punya uang buat beli." Lanjutku

Dia menyodorkan 3 tiket sekaligus.Dia tau,aku tidak mungkin pergi sendiri.Jadi itu tiket untuk 2 temanku juga.Parahnya ini VIP,barisan paling depan sendiri.
























Lumut akan tumbuh pada batu yang tidak bergerak.Jika kau tau kau tak dapat mundur,sekarang kau bisa menang diantara semua kesalahan itu.Ini tak mudah,tapi ukir di dadamu.Jika kau merasa hancur,berjuanglah dengan keras.

-Never mind - Bangtan

My Prince; PjmWhere stories live. Discover now