"Maksudmu pertemuan itu? Tidak kusangka hal ini akan merembet kemana-mana."

"Mahluk itu bukanlah perkara mudah. Belum lagi jumlahnya masih dianggap acak,"

"Begitu ya. Kalau begitu, hal ini hanya dia yang dapat selesaikan,"

***

"Jane belum pulang?" Gorgon terlihat khawatir sesaat sebelum diperhatikan Salieri. Pria itu hanya menghela nafas sejenak sebelum menepuk pelan pundaknya. "Tenang saja, sebentar lagi tuan kita akan pulang." tersentak kaget, Gorgon dengan merah padam kembali ke kamarnya.

Pemalu sekali servant satu ini...

Salieri mencari sesuatu di rak buku dan mendapatkannya. Sebuah album foto berisikan foto Jane dan para servant. Salah satu menunjukkan foto persiapan misi ke Suriah berseragam lengkap, disebelahnya foto ulang tahun Jeanne yang tengah meniup lilin dengan pipi menggembung. Lalu, ada foto dirinya tengah adakan konser piano untuk donasi rumah sakit anak-anak. Tak sengaja, dirinya melihat sebuah foto yang membuatnya meneteskan air mata.

Foto itu berisikan seorang pria mengenakan jas putih tersenyum bersama Jane dan mereka semua. Senyuman yang dipancarkan terlihat benar-benar menenangkan sekaligus membuat hati terasa sesak.

Dantes melihatnya dari dapur dan hanya bisa diam tanpa kata. Sedangkan Sigurd menahan air matanya sesaat sebelum benar-benar tumpah. Ia tahu, bahwa orang itu takkan pernah kembali pada mereka, begitu pula Jane.

***

Rapat akhirnya selesai dengan keputusan bahwa bantuan tambahan dikerahkan dalam penanganan Demon God Pillar. Hal ini ditujukan agar mencari biang kerok masalah ini.

"Akhirnya selesai juga," Jane menghela nafas sambil merapikan kembali materi yang ia bawa. Enkidu tampak membantunya dengan wajah ramah, sesekali tertawa kecil. Oda segera kembali ke ruangan misi dan mengambil misi penyelamatan anak-anak di Bangladesh.

 Oda segera kembali ke ruangan misi dan mengambil misi penyelamatan anak-anak di Bangladesh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Penyelamatan anak-anak lagi, ya? Kau benar-benar hebat, Oda." seseorang memujinya sambil menopangkan kepalanya ke telapak tangannya. Wajahnya terlihat penat karena terlalu lama menatap layar monitor dan memutuskan untuk membaca buku sambil meliat beberapa misi yang dipilih mereka. Surai yang senada dengan matanya seolah-olah menciptakan kesan tak nyata, layaknya sebuah boneka

"Tuan Hans, lama tak berjumpa. Seperti biasa anda terlihat lelah, apa kau cukup istirahat?"

"Masih saja tidak, Oda. Meskipun pekerjaanku telah dibantu oleh Murasaki dan Shakespeare tetap saja masih banyak yang harus diselesaikan."

"Ah, begitukah? Sebaiknya kita minta pada atasan untuk memberi bantuan di bidangmu."

"Odasakunosuke....Dirimu tahu bahwa kalau aku sudah kesini maka tugasku sudah selesai, bukan? Kau mengalihkan pembicaraan terlalu jauh, padahal aku baru saja berbicara soal misi yang akan kau jalankan. Apa kau menyembunyikan sesuatu?"

".... Sepertinya matamu tidak bisa dibohongi seperti biasa. Aku akan mencoba beberapa dinamit rakitan untuk misi nanti. Walau aku tahu kemungkinan besar beberapa dari mereka akan tewas."

"Kau berubah, Odasakunosuke."

"Jika kau terus mengharapkanku melakukan sesuatu yang mustahil maka aku akan menolaknya."

"Rasa bersalah atas kematian mereka yang mengubahmu, 'kan?"

"Sebenarnya tidak hanya itu. Mereka yang menjadi korban di luar sana adalah tanggung jawabku. Semua itu sudah kurasakan sejak beberapa tahun aku bekerja disini."

"Lebih dari empat tahun setelah ciptakan kematian palsu demi tutupi identitas adalah hal yang wajar. Oda yang lama sudah tiada setelah penyergapan ke Mimic."

"Memang seperti itu rencananya."

Sementara itu, Suzuka terlihat menyentuh wajah Jane yang terlihat pucat. Ia terlihat menahan sakit dan berusaha untuk tetap bangun, segera ia bawa ke ruang perawatan dan memintanya untuk istirahat.

"Kau gila bisa menahan lelah selama rapat. Bila servantmu tahu bisa-bisa mereka minta bunuh diri semua karena tidak peka akan dirimu."

"Aku sengaja membuat mereka tidak tahu melalui pembatas sihir. Lagipula, bila tidak kubatasi mereka akan segera tahu dengan cepat." suaranya terdengar pelan

"Selain itu... aku tidak mau mereka menanggung apa yang aku rasakan."

"Dark Matter*..."

Bersambung

Catatan :

Dark Matter* : energi sihir hitam yang sifatnya kuat namun merusak

Setitik embun dibalik saljuWhere stories live. Discover now