LEO - satu

55.9K 2.7K 30
                                    

"Ada apa?" tanyaku dingin.

"Jaga sikapmu itu, Leo! Mama ga pernah ngajarin kamu ga sopan di depan orang tua kamu sendiri!" teriak wanita paruh baya di hadapanku.

Mama? Ha! Dia masih berani menyebut dirinya Mama setelah dia menelantarkan ketiga anaknya, bercerai dengan suami anak-anaknya, dan meninggalkan kami semua? Dia masih berani menyebut dirinya 'Mama'?!

"Jadi kalau berselingkuh di depan anak sendiri, itu ga masalah? Seharusnya Anda bercermin sebelum bertemu dengan saya!" kataku ketus. Aku tahu sikapku tidak sopan, tapi aku sudah lama menganggap wanita di hadapanku mati, tepatnya saat dia keluar dari rumah.

"LEONARDO BRAWIJAYA!" teriak wanita itu sampai bangkit dari kursinya. Matanya terus menatapku penuh emosi, dan jarinya menunjuk ke arahku. Bisik-bisik dari para pengunjung di meja sekitar kami pun sudah terdengar. Pasti heran dengan kelakuan gila wanita ini.

Oh astaga, kenapa setiap kali wanita ini ingin bertemu denganku selalu berteriak tidak tahu malu! Lupakah dia kalau nama 'mantan' anaknya ini harus dijaga sebaik-baiknya??? Mungkin dia hanya wanita biasa-biasa saja, tapi aku punya reputasi yang harus aku jaga!

"Tidak usah bikin diri Anda malu di sini. Cepat katakan apa yang ingin Anda katakan!" kataku sambil tak kalah menatapnya nyalang. Dikira aku takut dan gentar di hadapannya? Tentu saja tidak! Hanya saja aku tahu adat dan tahu tempat! Aku terpelajar dan tidak berniat membuat diriku malu di tempat umum!

"Mama hanya ingin minta kamu menikah. Hanya itu! Umurmu sudah hampir kepala tiga, dan kamu satu-satunya anak Mama yang belum menikah." Wajah wanita itu berganti menjadi memohon dan menatapku dalam. Bahkan wanita itu sudah kembali duduk, meredakan bisik-bisik para pengunjung yang sempat terjadi.

Dulu, aku akan senang hati mengikuti apapun kata-katanya setiap dia menatapku seperti itu. Tatapannya yang mengiba dan penuh harap. Aku akan menjadi anak penurut dan melakukan apapun agar wanita itu bangga kepadaku.

Dulu, dialah gambaran wanita sempurna yang ingin kucari sebagai pendamping hidupku kelak. Penyayang, baik, tulus, mencintai keluarganya, cantik... Dia yang selalu membuat rumah terasa nyaman dan aman. Orang yang selalu ku panggil 'Mama' saat aku memasuki rumahku.

Tapi sekarang tidak lagi!

Saat aku melihat wanita itu bercumbu dengan sekretaris Papa di kamarnya, aku sudah mengeraskan hatiku. Semurah itukah dirinya sebagai seorang istri Brawijaya? Apa dia lupa suaminya yang adalah konglomerat Asia terkenal dengan harta melimpah dan kecerdasan luar biasa? Apa dia lupa bahwa suaminya mencintainya dan setiap hari mencium keningnya? Apa dia lupa punya tiga orang anak hasil cintanya?!

Oh God, I hate her!

Mungkin Papa masih mencintainya walau status mereka sudah cerai. Kedua kakak ku pun masih menganggapnya ada. Tapi tidak bagiku! Aku yang melihatnya selingkuh dengan mata kepalaku sendiri!

Dan sekarang apa haknya memintaku menuruti permintaannya? Dia bahkan bukan siapa-siapa lagi bagiku! Dia hanya orang asing yang bahkan namanya sudah kulupakan, dan jika karena bukan Papa yang memintaku untuk bersopan santun kepadanya, aku pun akan menolak pertemuan seperti ini!

"Menikah dengan seorang wanita yang bertampang cantik dan pura-pura lugu, lalu dia akan mengkhianati aku dengan selingkuh? Tidak akan. Pembicaraan selesai!" Sindirku telak. Aku bisa melihat sekilas kekagetan di wajahnya tapi apa peduliku? Apa dia lupa seberapa pucatnya aku saat melihatnya selingkuh?

Aku segera bangkit dari tempat duduk, dan meletakkan beberapa lembar uang seratusan ribu. Dia masih terdiam sampai tepat saat aku mengayunkan kakiku satu langkah, wanita itu baru buka suara.

I Love Her 1 : LeonardoWhere stories live. Discover now