Kamu Kemana? Aku Disini Tidak Berhenti Menunggu Kamu

306 85 84
                                    

"Kamu bagai penjahat yang sukses telah menghipnotis aku, merusak pikiran dan hatiku, aku hanya terfokus oleh namamu. Tanpa memperdulikan nama-nama yang lain."


Waktu demi waktu, hari pun terus berganti, seminggu pun berlalu begitu cepat, bahkan hingga sebulan aku tidak mendapati kabar nya sama sekali. Aku yang beniat hanya tinggal dikos ini sebulan, nyatanya gagal. Aku mulai merasa ada yang aneh. Ada apa denganmu? Kenapa tidak ada kabar sama sekali? Kamu kan sudah tau tempat tinggal ku. Aku menunggumu disini. Kamu kemana? Apa kamu telah berubah? Salah aku apa? Terakhir jumpa kamu nggak ada bilang apa-apa? Apa maksud dari semua ini? Semoga ini hanya pikiranku saja. Semoga kamu baik-baik saja disana. Apakah kamu sedang sibuk, hingga kamu tidak sempat menemuiku?

Sedikit pun kamu tidak meninggalkan pesan yang aku tangkap dari obrolan kita terakhir. Hingga aku pun berpikir. Apakah aku sudah digantikan dengan yang lain? Kalau tidak datanglah, kalau iya pun datanglah jelaskan padaku.

Hati ku mendung, bak hujan deras yang akan mengguyur. Bahkan petir-petir pun kian menghampiri.

****

Sebulan berlalu...
Saat dikesolah, pagi itu aku mendapatkan surat. Aku lumayan terkejut juga saat dibilang surat dari malaysia, saat memberikan surat tersebut pak guru sedikit menggodaku.

"Hey warni, ada surat untukmu, nanti jam istirahat ambil dimeja bapak," tegur pak guru saat memberitahuku.

"Iya pak. Surat dari mana pak?" Sedikit penasaran aku menjawab sambil menanyakan.

"Dari malaysie, siape tu?" jawab pak guru sambil meledekku.

"Serius lah pak, surat apa? Dari mana?" Jawabku agak bingung.

"Pura-pura tak tau pula, nanti ambil di meja bapak," nada pak guru seprtinya nggak percaya mendengar jawabku agak bingung.

"Baik pak," jawab ku singkat.

Jam istirahat pertama aku pergi keruang guru. Saya mengetuk pintu.

"Tok, tok, tok. Assalamu'alaikum pak,"
aku datang keruang guru.

"Wa'alaikum salam, ha ini dia. Sejak kapan dengan dia?" menanyakan padaku dengan tegas tentang surat tersebut.

Diletakkan surat diatas meja. Lalu aku pun tertawa, ternyata Yusuf.

"Hehehe, bisa aja bapak ini. Kok bisa dia kirim surat. Aduhhh!!"

"Kenapa?"

"Habis saya disana dikejar-kejar dia pak, ada-ada aja Yusuf ni, pakai kirim-kirim surat segala."

"hahaha, dah ambillah. Baca dirumah ya."

"Hehe, baik pak. Makasih pak. Permisi."

Lalu aku menjumpai teman yang sedang berada dikantin.

"Hahaha, apa ini?" Sapaanku ketika sampai dikantin.

ᴄɪɴᴛᴀ Dᴀɴ Pᴇɴᴀɴᴛɪᴀɴ 𝓎𝒶𝓃ℊ 𝒯𝒶𝓀  BᴇʀᴜᴊᴜɴɢWhere stories live. Discover now