^23^

384 17 20
                                    

Ps: Mulai dri skrng dan seterusnya kadang² gw bakalan pake author pov ya, selang-seling gitu biar gak bosen ngeliat dri sudut pandangnya Nabila mulu dan gw juga bakalan kasih pov nya Ilham mulai dri sekarang tpi enggak sering, klo ada konflik yg serius gitu baru gw bakalan kasih pov Ilham, jgn keder ya bacanya!

Happy reading

#Author POV 

Malam hari yang sejuk dihiasi dengan bintang-bintang yang terang benderang.

Di sebuah taman ada dua insan manusia yang sedang bercengkerama, dilihat dari raut wajah sang pria ia terlihat sangat bahagia dan ceria yang selalu menampakan senyuman indahnya lain lagi dengan sang wanita yang terlihat datar saja.

Mereka sedang menghabiskan malam indah ini dengan memakan cutton candy, saling lempar canda tawa dan sekali-kali membahas masalah serius atau omong kosong belaka.

Jika dilihat-lihat sang pria lah yang paling banyak bicara walaupun begitu sang wanita tetap menanggapinya dan terkadang sang wanita lah yang sering melontarkan kata-kata yang membuat pria tersebut tidak bisa menahan gelak tawanya.

Jika orang lain yang sedang melihat mereka berdua pasti berpikiran bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai satu sama lain, tapi nyatanya mereka hanyalah sepasang teman yang baru saja kenal hampir setengah tahun. Atau mungkin bisa dibilang hanya sang pria lah yang memiliki rasa lebih dari sekedar teman pada wanita itu.

"Bil, enggak nyangka ya Kak Natasya cepet banget perginya." ucap pria itu dengan kepala yang menerawang ke atas.

"Namanya juga takdir, kita mah cuman bisa jalanin skenario Tuhan aja Dit" balas sang wanita sambil memakan cutton candynya.

"Eh eh, jangan dihabisin dong gue juga mau kale." kata pria itu dengan nada manjanya.

"Apaan sih lo lebay deh, bisa beli lagi kan lo." jawab wanita itu dengan ketus.

"Bisa gak sih lo tuh kalo ngomong enggak usah seenaknya aja." pasalnya sedari tadi jika pria itu menanyakan hal apa saja atau mengomentari orang yang sedang berlalu lalang pasti wanita yanga da disampingnya itu menjawab dengan seenaknya dan ketus.

"Suka-suka gue dong, kalo gak suka diem aja gak usah ngajak gue ngomong."

"Gue suka kok." saat pria tersebut berkata seperti itu wanita yang ada disampingnya itu terheran apa maksudnya.

"Maksudnya?"

"Huh? Oh enggak kok, lanjut aja makannya habisin sendiri juga gakpapa." ucap pria itu kikuk.

"Aneh lo."

Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam tetapi dua insan tersebut masih asik diatas motor berkeliling-keliling hingga lupa waktu.

"Tadi udah minta ijin sama bonyok lo belom?" tanya sang pria yang diketahui namanya adalah Radit itu.

"Astaga Dit, mati gue." tiba-tiba wanita yang bernama Nabila itu panik.

"Kenapa sih woy, tiba-tiba panik gitu?" heran Radit yang tak disangka juga ikut-ikutan panik.

"Sekarang jam berapa Dit?" tanya Nabila masih dengan nada panik.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang