Ubah cara bicaramu.

33 4 2
                                    

" Berbicara di depan seorang teman dengan berbicara di depan teman-teman memang beda tipis. Setipis langit dan bumi dimata sang Khaliq"

    Berbicara adalah anugrah bawaan pabrik. Dikatakan bawaan pabrik karena setiap yang lahir ke dunia tentu saja berbicara. Mereka mengawali perkataan di dunia dengan tangisan. Dan mengapa ditakatan anugrah, lantaran ada yang terlahir dengan ketidakmampuan berbicara. (Yaps, semoga dengan mengingat hal ini kita bisa terus bersyukur).

    Sadar atau tidak, ternyata ada yang harus dirubah dari cara berbicara kita. Bukan mengubah semua kosakata atau bahasanya, tapi mengubah gaya bicara kita agar menjadi lebih berkesan dan menarik untuk dijadikan penilaian orang lain atas karakter diri kita.

    Sebelum itu, mari kita sejenak mereka ulang kejadian hari lalu dimana seorang Dosen sedang membimbing matkul kalian. Semoga apa yang saya sampaikan ini pas ya, karena saya mengambil umumnya saja. Oke, apakah Dosen anda begitu membosankan? Apa yang membosankan dari Dosen anda yang sudah melampaui s3 bahkan ada yang mencapai predikat profesor?

    Tidak jauh-jauh mungkin memang gaya penyampaiannya yang mendatangkan angin sepoi-sepoi. Seakan-akan, kita sedang mendapatkan AC gratis, bedanya hanya efek samping berupa Otak pegal-pegal serta sel saraf otak yang tiba-tiba kusut. Intinya, kebanyakan Dosen kita begitu membosankan.

    Dahulu saya pernah belajar di kelas (cerita sedikit la yau) . Pagi hari itu, materi dan indahnya pagi memang sangat kontradiksi. Kami dituntut untuk befikir 2X lebih hebat daripada pacuan kuda di sirkuit balapan. Kedengarannya agak berlebihan, tapi menang begitu adanya.

    Alih-alih kami mendengarkan sampai habis, baru lima menit berjalan kantung mata kami seperti ada yang menarik ke bawah. Semakin lama semakin berat. Sadar akan kelakuan kami, sang Guru yang sudah bergelar s3 itu tiba-tiba menceritakan keluh kesahnya selama sejam pelajaran. Bukannya memperhatikan, justru kami lebih memilih menyerah diterkam rasa kantuk. Hufft. 

    Kami salah, namun tidak sepenuhnya. Dosen menjelaskan dengan gaya bicara yang menjenuhkan fikiran. Dan, ini tidak hanya terjadi di kehidupan   penulis sendiri. Kalian, hey iya kalian, pasti pernah mengalaminya bukan? (Sudahlah jangan menghindar!)

   Baiklah, daripada mengulur2 waktu, lebih baik kalian perhatikan seksama bagaimana caranya mengubah gaya bahasa kita saat bercakap maupun saat dipaksa berbicara  di depan orang banyak.

1) meluculah !

" jika anda melucu dan lawan bicara anda tertawa, itu tandanya anda memiliki 10 menit tambahan untuk berbicara".

   Kedengarannya asing, tapi harus kalian lakukan. Bagaimana jika ternyata anda tidak humoris? Stt...! Sudahlah lupakan! Tidak ada manusia yang lahir tanpa membawa bakal melucu, atau setidaknya berbakat untuk membuat orang tertawa meski sejenak. Awal mula kalian menapakkan kaki kalian di Bumi, orangtuta kalianlah yang tertawa bahagia saat itu. Mungkin kalau kalian terlahir cemberut, atau malah tiba-tiba tertawa sendiri, mungkin orangtua kalian sudah membuang kalian. Jadi menangis sudah menjadi awal mula tindakan kalian untuk melucu. Bukankah begitu.?

     Jadi, fikirkan saja sebelum anda berbicara. Saran saya, perbanyaklah menonton perform para Comica tanah air dari Youtube. Siapa tahu ada materi yang pas dan sangat jarang dipakai orang kebanyakan. Cari saja Comica yang sesuai style karakter kalian. Kalau kalian adalah orang yang sedikit agamis atau setidaknya dipandang agamis karena dahulu kala belajar di Pesantren, kalian bisa pergi ke Dzawin Nur untuk menyesuaikan humor kalian dengan beliau. (Sejak kapan pelawak dipanggil beliau?). Atau jika kalian merasa berkarakter seumpana pria berjas, tak ada sakahnya kalian lari ke Cak lontong atau Panji Pragiwaksono. Dan lain-lain sebagainya, kalian explore saja sendiri. Ada kuota bulanan yang siap membantu.

2). Jangan terlalu banyak berteori.

" Teori hanya untuk IQ 200 keatas. Orang kelas menengah kebawah tidak ingin terlalu banyak teori, sebab mereka sedang berbicara kepada anda, bukan berlari ke Perpustakaan."

    Yap. Teori adalah hal paling umum yang ditolak masyarakat kelas bawah. Ia laksana angin ; ada tapi bukan untuk bahasan sehari-hari. Karena Teorilah yang menaksa fikiran kita untuk bekerja dua kali lebih padat dari biasanya. Bayangkan saja jika dalam sehari anda mendengarkan 12 jam pemaparan Teori, saya yakin tidak ada yang berhasil melewatinya tanpa segelas kopi, sejumput permen, atau sejenak tertidur mungkin.

Jadi, minimalisir teori!

3) Perhatikan gerak-gerik lawan bicara.

" Perhatikan matanya, tangannya, posisi duduknya, sampai bukaan lensa hidungnya. Ups!!"

     Mata lawan bicara akan kabur jika ia sudah mulai bosan dengan pembicaraan yang kita bawakan. Bagaimana cara mengatasinya? Mudah saja. Kalian hanya tinggal membalikkan posisi. Kalian menjadi pendengar, dan giliran dia yang berbicara. Mulailah dengan sebuah pertanyaan "nah menurut kamu gimana?". Dari sana, lawan bicara selanjutnya akan beropini, dan itulah saat yang paling bagus untuk menunjukkan kepadanya bahwa kalian adalah pendengar yang baik. Tatap terus matanya, antusiaslah dalam mendengarkan, kelak ia akan menangkap bahwa kalian adalah teman bicara yang asyik.

     Inti dari segalanya, kalau lawan bicara sudah hilang rasa antusiasnya saat berbicara dengan kita, berarti kita adalah orang yang membosankan. Perbanyak kosakata humor, balajarlah memainkan nada bicara, belajar public speaking karena itu hal yang sangat penting, dan satu lagi jangan lupa senyum setiap hari.

" Lebih baik membeli gembok untuk mengunci mulutmu daripada membelikan temanmu makanan elit hanya untuk memintanya mendengarkan Pembicaranmu yang vakum !."

CHANGE YOUR HABIT! Ubah duniamu sekarang. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang