Th-7

91.7K 2.3K 45
                                    

Kedua mata itu masih menatap tajam kearah pria yang ada di hadapannya,  ingin sekali dia menendang bokong pria itu keplanet mana saja asalkan jangan satu planet lagi dengannya.

"Apa? Jangan menatapku seperti itu, kita sama-sama di usir dari kamar"  Kata Liam lesu,  saat ini mereka harus tidur berdua di salah satu kamar kamar kosong yang ada di Rumah mewah itu.

"Tapi kau yang memulai nya" balas Marco belum terima dengan keputusan Istrinya itu.

Setelah mengatakan kalimat keramat itu,  Claudia dengan entengnya berjalan di kursi kekuasaan Marco,  sedangkan kedua pria itu masih mencoba merayu sang istri.  Tapi nihil,  istri mereka memang sangat keras kepala.

"Aku tidak bisa tertidur jika tidak memeluk Claudia" Gumam Marco sedikit merengek,  ia menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang.  Meski empuk tapi tetap tidak dapat membuatnya bisa memejamkan kedua matanya.

Pintu kamar itu terbuka,  membuat Liam dan Marco menatap kearah pintu itu. Hampir saja kedua bola mata mereka keluar dari rongga nya ketika melihat siapa yang ada di ambang pintu.

"Sayang" panggil mereka secara bersamaan,  Claudia mencebikkan bibirnya kesal.  Dengan bantal yang ia peluk,  Claudia berjalan memasuki kamar itu.

Liam dan Marco masih tidak berkutik, mereka hanya menatap menanti apa yang akan dilakukan istri mereka.

"Aku mengantuk" kata-nya lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang,  tepatnya di tengah-tengah ranjang.

"Liam,  peluk. Marco,  peluk" Dengan wajah memerah Claudia menyuruh kedua suaminya untuk memeluknya.  Dengan cepat kedua pria itu langsung memeluk tubuh sang istri.

Liam yang tadinya duduk diatas Sofa langsung berlari menaiki ranjang,  dan memeluk tubuh istrinya.  Liam dan juga Marco tersenyum lucu melihat tingkah istrinya itu.

"Bilang saja tidak bisa tertidur jika tidak dipeluk" sindir Liam,  membuat Marco membesarkan kedua bola matanya agar Liam diam dan tidak melanjutkan kata-katanya.

Bukannya marah dengan kata-kata, tapi Claudia semakin merapatkan tubuhnya kearah Marco,  tanda ia tidak mau di peluk Liam.

"Cla,  jangan memulainya" desis Marco tidak suka karena Claudia ingin menghindarinya.  Wanita itu yang kesal pun lanngsung mengubah posisinya menjadi telentang agar ia dapat menatap wajah kedua suaminya.

Tidak ingin memperpanjang masalah,  claudia memilih memejamkan kedua matanya.  Namun ia dapat merasakan kecupan dibibirnya sebanyak dua kali, dan ia tahu jika itu kelakuan dua suaminya.

"Kami mencintaimu wife"  Wanita itu semakin menyamankan posisinya yang ada dalam pelukan kedua pria itu ketika Ia mendengar suara bisikan itu dari bibir Marco.

*****

Claudia,  dengan pakaian serba mahalnya berjalan menuju Salah satu Mall yang ada di Negara Amerika itu.  Meski pun seperti itu tidak membuat Claudia menjadi sosok yang sombong.  Sesekali Dia juga akan menyapa beberapa orang yang melintasinya yang dibalas senyum ramah dari mereka.

"Claudia? " Tiba-tiba saja seorang Pria berpakain Formal memanggil namanya,  membuat wanita itu menghentikan langkahnya yang ingin menuju store bagian lauk pauk.

"Em,  siapa ya? " Tanya Claudia,  ia. Merasa  tidak asing dengan wajah pria itu.

"Hey,  kau tidak mengenalku. Aku Robi,  teman sekalas mu dulu dan korban pukulan dari kedua pria yang selalu mengekori mu itu" Kata Pria itu.

"Oh my.. Robi,  bagaimana kabarmu? " Claudia yang baru saja mengingat siapa pria itu pun langsung menjabat tangan Robi,  teman lamanya.

"Ya,  aku baik.  Apa yang kau lakukan disini? " Tanya Robi

"Aku sedang berbelanja kebutuhan rumah"

"Apa kedua pria itu masih mengikutimu? " tanya Robi yang memang belum tahu jika Dirinya sudah menikah dengan kedua pria yang dimaksud Robi.

Claudia diam,  belum menjawab.  Tapi satu hal yang tidak mereka ketahuiz karena disana sudah ada seorang pria yang mengintai setiap pergerakan merekan.

Two Husband Devil (SUDAH TERBIT - TERSEDIA E-BOOK)Where stories live. Discover now