THD- 16

31.5K 1.3K 102
                                    

Claudia menatap wajah lesu kedua suami nya dengan tatapan geli. Sejak malam di kolam renang itu, kedua pria itu selalu menatap Claudia dengan tatapan ingin protes akan sesuatu.

Dan Claudia sangat mengerti dengan raut wajah itu. Jangan salahkan diri nya yang tidak jadi memenuhi imajinasi kedua suaminya ketika di kolam saat itu.

Malam itu, tiba-tiba saja Claudia mengeluh sakit di bagian perutnya. Dan, hal hasil membuat kedua pria itu kalang-kabut. Dengan cepat kedua pria itu menggendong Istri mereka untuk di pindahkan kekamar dan langsung menghubungi Dokter Jenni. Dokter yang di percayakan Marco untuk menangani kehamilan Claudia.

Claudia mengabaikan kedua suaminya yang masih terlihat malas-malasan. Lagipula Claudia sedang hamil muda dan Dokter Jenni menyarankan agar kegiatan itu di kurangi untuk sementara.

"Aku merasa sakit!" Claudia menautkan kedua alisnya ketika mendengar suara keluhan Liam.

"Aku juga" Sambung Marco, wanita hamil itu menggelengkan kepala melihat tingkah kedua suaminya yang persis seperti anak kecil itu.

"Kalian tidak bekerja? "

"Tidak!" Lagi, Claudia menatap takjub kearah kedua suaminya yang menjawab secara bersamaan.

"Ada apa? Apa kalian merasa tidak enak badan?" Claudia dengan hati-hati menahan tawanya agar tidak menyembur keluar. bisa-bisa kedua suaminya akan marah.

"Jangan pura-pura bodoh, Cla!"

"Hey!, aku memang tidak tau apa yang terjadi dengan kalian" 

"Cla, kau mempermainkan kami!"

"Kapan? Kapan aku melakukan hal itu?" Claudia tidak dapat menahan tawa gelinya ketika melihat wajah kesal kedua suaminya.

"Cla.." Rengek keduanya seperti anak kecil.

"Jangan salahkan aku..lagipula, sepertinya Baby-nya  memang tidak ingin di kunjungi oleh kedua Daddynya." 

"Kau selalu memberikan alasan yang tidak masuk akal, Cla" Protes keduanya yang tidak di perdulikan sama sekali oleh Claudia.

"Baiklah" Tangan Claudia yang menggenggam gelas susu hamil miliknya itu pun memilih pergi keluar dari kamar mereka. Biarlah kedua suami nya beristirahat terlebih Dulu.

"CLA... SETIDAKNYA BERIKAN KAMI SERVICE ITU" Wanita itu tidak mempedulikan suara teriakan itu. Ia tetap berjalan mengabaikan suara ribut kedua suaminya.

Dasar suami mesum!!!

***

Menuruni anak tangga dengan langkah hati-hati. Claudia berjalan menuju ruang tamu, dimana Sang Ayah yang sudah menunggu di sana beberapa menit yang lalu.

"Daddy, I Miss You So much " Pekik Claudia memeluk tubuh Ayahnya dengan segenap kerinduan.

"Daddy juga sangat merindukan Putri kecil, Daddy" Pria paruh baya itu mengecup kening Putrinya dengan sayang.

"Kenapa Daddy baru berkunjung?"

"Maaf sayang, Daddy akhir-akhir ini terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan kantor"

Claudia menuntun Ayahnya Agar duduk diatas Sofa. Lalu wanita itu menyuruh pelayan agar menyiapkan beberapa makanan dan juga minuman untuk mereka berdua.

"Tidak perlu menyediakan makanan, sayang"

"Tidak apa, Dad. Lagipula Cla ingin memakan makanan ringan"

"Sepertinya, kedua pria itu sangat menjaga mu. Kau terlihat gemukan"

"Ya, mereka pria yang baik. Hanya saja terkadang mereka akan sangat menyeramkan ketika mereka marah" Wanita tertawa kecil agar wajah ayah nya tidak terlalu serius dalam menanggapi setiap perkataannya.

"Dad, sebenarnya ada yang ingin Claudia katakana"

"Katakan, sayang"

"Cla, sedang mengandung"

Kedua mata pria paruh baya itu menatap lekat kearah Putrinya "Benarkah?"

Claudia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lembut kearah Ayahnya.

Tangan rapuh Ayah Claudia menyentuh kedua sisi wajah Putrinya "Daddy akan mempunyai Cucu?" Lagi, Claudia menganggukkan kepalanya.

"Ya Tuhan, Daddy senang sekali mendengar kabar baik ini" Claudia menghapus air mata yang menetes di sudut mata Ayah nya. Ayah nya menangis karena terharu.

"Mommy mu pasti tersenyum diatas sana, melihat putri kecilnya akan menjadi seorang Ibu" Claudia menganggukkan kepalanya. Tanpa Ia sadari kedua matanya telah meneteskan air mata.

"Kau harus menjaga pola makan dan dengarkan apa yang di katakan kedua suami mu. Daddy yakin, mereka pasti akan melakukan yang terbaik untuk kehamilan mu ini" Lagi, Claudia menganggukkan kepalanya.

"Tapi, mereka sangat cerewet" wanita hamil itu tertawa kecil ketika membicarakan kedua suaminya.

"Itu karena kau yang sulit diatur, sayang" Claudia, beserta Ayahnya menatap kearah pintu utama. Disana Marco berjalan mendekati mereka.

"Bagaimana kabarmu hari ini?" Tanya Marco, Ia duduk di sebelah Claudia. Ia juga tidak lupa memberikan sebuah ciuman di kening, bibir dan kedua pipi istrinya.

"Baik, kenapa kau cepat sekali kembali?" Tanya Claudia.

"Pekerjaan tidak terlalu banyak"

"Bagaimana kabar Anda?" Sapa Marco kepada Ayah mertuanya. Pria paruh baya itu hanya menjawab seadanya saja.

"Dad, sebaiknya daddy berhenti bekerja dan Daddy sudah bisa beristirahat. Cla, tidak mau Daddy terlalu banyak berfikir dan juga kelelahan" Kata Claudia, beberapa hari ini Ia sudah memikirkan akan perihal itu.

"Lalu, siapa yang akan mengurus perusahaan, sayang?" Ayah Claudia tertawa kecil, seakan apa yang baru saja putrinya itu lontarkan hanya lah sebuah lelucon.

"Tap-"

"Apa yang di katakana Cla benar, Dad. Anda sudah cukup usia untuk beristirahat. Apa anda tidak melihat kedua orang tua saya yang saat ini hanya melakukan perjalanan untuk mengelilingi dunia. Dan, soal perusahaan. Saya memiliki kenalan lama yang terpercaya untuk mengurus semua itu" Jelas Marco. Claudia tersenyum mendengar penjelasan dari suaminya itu.

Sementara Ayah Claudia tampak berfikir, pria paruh baya itu masih diam membisu.

"Dad" Panggil Claudia.

"Baiklah, Perusahaan akan Daddy percayakan pada mu. Lagipula, kau tidak mungkin melakukan kecurangan pada perusahaan yang akan di wariskan untuk cucuku- yang tidak lain adalah Anakmu"

Marco tidak menjawab, Ia hanya menganggukkan kepalanya. Lalu, Ia pamit pergi ke kamar untuk membersihkan tubuh. Ia juga ingin memberikan waktu untuk istri dan mertuanya.

"Dad. Sepertinya, Cla sudah lama tidak mengunjungi makam Mommy"

Pria paruh baya itu tersenyum menatap wajah putrinya " Setelah keadaan mu memungkinkan, kita akan mengunjungi makam Mommy mu"

Claudia menganggukkan kepalanya menyetujui. Hari ini Ia begitu senang karena bisa menghabiskan waktu seharian bersama Ayahnya.

***

"Bagaimana?" Tanya wanita yang memiliki rambut panjang berwarna merah. Ia menatap seseorang yang baru saja memasuki tempatnya.

"Sebentar lagi. Sebentar lagi kau bisa membalaskan dendam mu!" Jawab orang itu dengan senyum miringnya.

"Aku sudah tidak sabar untuk melenyapkan Dia" Lanjut wanita berambut merah itu.

"Pasti! Rencana ini harus berhasil, kita sudah menunggu cukup lama untuk melakukan hal itu"

Kedua nya saling menatap dan kemudian mereka tertawa. Suara tawa mereka begitu memekkan di malam yang sunyi.

***

ada yang rindu?

27 07 2020

Two Husband Devil (SUDAH TERBIT - TERSEDIA E-BOOK)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن