TH- 5

111K 2.8K 66
                                    

Marco melangkahkan kakinya memasuki Gedung pencakar langit itu dengan senyum yang sedari tadi tidak pudar, setiap karyawan yang melewatinya menatap heran kearah Pria itu,sangat jarang sekali mereka melihat Boss besar mereka bersikap seperti itu,dan yang membuat mereka merasa heran untuk kedua kalinya yaitu Marco baru saja datang kekantor setelah pukul 11 siang,dan hal itu adalah hal yang tidak pernah sama sekali terjadi pada Atasan mereka, Karena yang mereka tahu jika Boss mereka sangat benci yang namanya terlambat.

"Selamat pagi Mr." Sapa wanita berambut pirang panjang yang tidak lain adalah Sekretaris Marco, Marco yang baru menyadari sikap konyol nya itu pun berdehem pelan guna mengembalikan wajah datarnya.

"Apa jadwal saya hari ini?" Tanya Marco memasuki ruang Kantornya, dengan sigap Sekretaris Marco Mambaca beberapa jadwal atasannya itu.

"Dua jam yang lalu anda tidak jadi bertemu dengan Mr.Lee, dan 30 menit lagi anda ada pertemuan dengan Mr. Rex Cousman di ruang Meeting, setelah it..." Marco mengangkat satu tangannya menghentikan Sekretarisnya ungn membaca beberapa Jadwalnya.

"Kenapa jadwal saya banyak sekali?"

"Hah?,Maksud Mr..."

"Dimana Adik saya Liam? Bukankah dia sudah sampai di sini beberapa jam lalu?Tapi kenapa pertemuan dengan Mr,Lee tertunda juga?"

"I..itu Mr. Adik Anda sedang melakukan pertemuan penting dengan Mrs.Aliana pemilik perusahaan yang ada di Jerman" Jelas wanita itu menatap takut kearah Marco.

"Aliana?Jerman? saya akan menemui adik saya terlebih dahulu, sedangkan kau. siapakan semua yang akan di butuhkan untuk pertemuan dengan Mr.Cousman" Sekretaris Marco menganggukkan kepalanya mengerti.

Marco memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana-nya, ia keluar dari ruangannya menuju Ruangan Adiknya yang hanya berjarak 10 meter dari arah Ruanganya, ketika ia membuka pintu Ruangan Adiknya, mata Marco membulat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.

"LIAM..." Panggil Marco Kuat, sedangkan Liam yang masih berusaha melepaskan tubuhnya dari wanita yang dengan Agresifnya menggodan dirinya.

"Marco jangan hanya diam, setidaknya bantu aku melepaskan wanita ini dari tubuhku" Suruh Liam, rasanya ingin sekali ia menembak kepala wanita ini dengan pistolnya.

DOR

Tidak ada lagi pergeragakan dari tubuh wanita itu setelah Marco melepaskan satu tembakan di punggung wanita itu, "Kenapa kau menembaknya?" Tanya Liam mendorong tubuh wanita itu yang sudah setengah telanjang.

"Kau tadi menyuruhku untuk membantu,kenapa kau marah?"

"Tapi aku tidak menyuruhmu,ah sudahlah! dia juga pantas mendapatkannya. Tapi jika Claudia tau ini dia pasti marah" Kata Liam mulai mendesah malas.

"jangan sampai Istri kita mengetahuinya" Marco menghubungi orang suruhannya untuk membersihkan kekacauan yang baru saja terjadi.

"Bagaimana bisa wanita itu masuk kedalam ruanganmu?" Marco menyipitkan kedua matanya menatap adiknya menyelidik.

"C'mon, kau sedang tidak berfikir jika kau yang menggodanya kan?"

"Kenapa Tidak?, Mungkin saja kau melakukannya mengingat tadi wanita itu sudah setengah telanjang" Marcvo tersenyum miring menatap wajah kesal Liam, ia tahu Liam sangat tidak bisa diajak bercanda jika menyangkut hal seperti ini.

"Aku tidak seperti itu Marco" Liam mulai tidak sabar menghadapi kakak nya dengan kepala dingin, ia sudah mengepalkan kedua tangannya di atas meje, dan Marco tau itu hanya saja ia mendiamkannya.

"Aku ti--"  Ucapan Marco terpotong karena seseorang mengetuk pintu Ruangan Liam dengan terburu-buru.

"Masuk" Suruh Liam, menampakkan sosok pria berpakaian serba hitam.

"Ada apa?"

"Emmm...Diluar ada seorang wanita yang ingin menemui anda dengan paksa Tuan" Kedua pria tampan itu saling menatap satu sama lain seakan mereka sedang berfikir siapa wanita yang Pria itu maksud.

"Seperti apa ciri-cirinya?" Tanya Marco.

"wanita itu berpakaian Kaos berwarna Putuh dan memakai celana Jeans panjang, rambutnya panjang berwarna hitam dan...." Belum selesai pria itu berbicara, Liam dan Marco dengan cepat berlari  keluar memastikan jika wanita yang di ucapkan bawahannya itu bukan lah istri mereka.

Dari lantai atas di dalam Lift yang hanya di lapisi kaca bening,mereka dapat melihat beberapa penjaga keamanan yang mencoba mendorong wanita itu hingga akhirnya wanita itu terjatuh dilantai, semua orang mulai menertawai wanita itu seakan menghinanya.

sedangkan di posisinya Liam dan Marco mulai berdiri gelisah, jantung mereka sama-sama berdegup kencang melihat punggung wanita itu yang bergetar menahan tangisnya.

saat Pintu Lift terbuka kedua pria itu berlari menuju wanita itu dan ketika mereka sudah di dekat wanita itu mereka terkejut dan juga marah, tanpa harus menatap wajah wanita itu, mereka sudah tau jika wanita yang baru saja mereka perlakukan kurang ajar adalah istri mereka, terlihat dari dua cincin yang melekat di satu jari manis wanita itu.

"Kalian......APA YANG KALIAN COBA LAKUKAN HAH" Teriak Marco menggema, semua nya menutup telinga merasa suara Marco begitu menyakiti telinga mereka, sedangkan liam ia memeluk tubuh sang istri dengan sangat eratnya, seakan takut jika masih ada yang akan menyakiti istrinya itu.

Two Husband Devil (SUDAH TERBIT - TERSEDIA E-BOOK)Место, где живут истории. Откройте их для себя