Secret Lady | Chapter 2

3.7K 303 6
                                    

"Sekolah kamu ada kasus pembunuhan brantaikan Gisel?" Tanya Gina menatap putrinya lurus ia merasa ada sesuatu di dalam diri putri nya yang begitu mengusik nya. Ia merasa fasih dengan tatapan lugu yang tersimpan rapat segala kegelapan.

"Gisel gak tahu mama, Gisel cuma duduk diatas rooftop kalau jam istirahat." Jawab Gisel fokus memakan sarapannya. "Lagi pula sampah itu memang pantas buat musnahkan." lanjut Gisel lirih.

Gina berhenti menuangkan kopi di gelas Sean saat mendengar ucapan terakhir dari putrinya, "Gisel kamu menyembuyikan sesuatu dari mama dan papa?" Tanya Gia tegas.

Gisel meletakan sarapan diatas meja, "Memang Gisel menyembunyikan apa dari mama? Kalaupun Gisel bohong para prajurit papa gak akan bisa bohong kan?" Ujar Gisel dengan mata berkaca-kaca.

Sean yang melihat putrinya akan menangis langsung menyentuh tangan Istri nya, "Gisel kamu tahu mama khawatir sama kamu."

"Gisel tahu." Ucap Gisel. "Tapi kenapa seolah-olah pandangan mata mama kaya Gisel yang berbuat itu semua? Papa gak pernah ngajarin Gisel bela diri, mama juga gak bolehin Gisel pegang pisau."

Tapi Mama Angel yang mengajarkan tentang teknik membunuh dengan pisau dan sebagainya serta papa William yang mengajarkan Gisel bela diri yang dapat melumpuhkan seseorang dengan tangan kosong hingga sekarat. Alasan nya agar
Gisel dapat menjaga dirinya sendiri saat para bodyguard nya tidak dapat menjaganya.

Tentu saja semua itu Angel dan William lakukan dengan diam-diam tanpa sepengetahuan Sean dan Gina, karena kalau tidak pasti mereka sudah tidak bernafas sekarang. Untuk berjaga-jaga Angel mengirimkan putra nya ke London agar Sean tidak dapat meracuni pikiran putra nya hal-hal vulgar.

Kembali lagi pada Gina yang masih menatap putrinya tanpa ekspresi, ia sadar kalau putrinya sedang berbohong manik abu itu mengatakan hal sebaliknya, apa lagi Gia adalah seorang ibu. Sesuatu yang gelap bahkan lebih pekat dari pernah Gia rasakan, perasaan untuk menghabisi nyawa seseorang.

Tapi Gia tahu putri nya tidak memiliki gangguan jiwa atau hal-hal kelam dimasa lalu, jadi sebenarnya apa? Apa yang salah disini?

****

Diruang tengah Gisel duduk diatas karpet memeluk teddy bear putih yang lebih besar dari tubuhnya, lalu tidur diatas perut bonekanya bergelung nyaman.

"Gisel kau mau ikut papa kerumah tante angel?" tanya sean mengguncang tubuh mungil Gisel berusaha membangunkan putrinya ini.

Gisel bangkit dengan tatapan malas mendongak pada papanya menyeret boneka teddy bear berukuran sedang sebelum mengulurkan tangan minta digendong. Tanda jika ia ikut tanpa masih sangat mengantuk untuk bangun.

Terkekeh pelan, Sean menarik tubuh mungil Gisel yang seukuran bocah smp lalu menggendong nya tingkah Gisel mirip dengan koala pada pohon. Tangan nya yang menggantung memegang boneka beruang nya agar tidak jatuh.

Gina yang sudah siap melihat putrinya yang digendong oleh Sean, hanya menatap miris kenapa Gisel begitu mirip dengan nya. "Kau terlalu memanjakan nya Sean."

"Tidak apa dia putriku dan akan tetap menjadi putri kecilku." Sean menidurkan Gisel jok belakang memposisikan kepala Gisel dengan nyaman diatas bantal lalu menutup tubuhnya dengan selimut. "Apa kau cemburu pada duplikatmu sendiri?" tanya Sean geli pada tatapan istri nya.

Gia menggeleng. "Bukan aku merasa jika Gisel menutupi sesuatu dari kita." katanya masuk kedalam mobil.

Mengikuti Gia duduk kebalik kemudi sesn menoleh. "Dengar sayang kita sudah membicarakan ini, dan tidak ada bukti kalau Gisel yang melakukan hal itu jadi kita tutup pembicaraan ini sampai disini."

Gisel yang hanya berpura-pura tidur hanya dapat menggumam maaf atas kebohongannya lalu memeluk boneka nya erat.

****

Secret LadyWhere stories live. Discover now