Extra Chapter

Mulai dari awal
                                    

"Bokap bakal urus itu semua"

"Lo tinggal sama siapa na disana?"

"Gue bakal tinggal di apartemen, dan tentang apartemen sama sekolah baru gue disana bokap udah urus itu semua dari jauh-jauh hari, jadi gue tinggal pindah ke sana"

"Gue gak nyangka kalo bakal pisah sama lo" ucap vanesa yang menujukan raut sedih.

"Lo bisa jenguk gue setiap akhir pekan, kan. Sama aldo, itung-itung aja lo sama dia liburan"

"Hm oke, jadi kapan lo take out"

"Jam delapan pagi"

"Gue pastiin kalo gue sama aldo bakal sampek disana sebelum lo take out"

"Oke"

Setelah itu sabrina dan vanesa menghabiskan waktu bersama untuk berbincang-bincang sebelum sabrina berangkat ke paris.

Sabrina dan vanesa baru pergi daru cafe tersebut saat menjelang sore.

"Yaudah gue balik dulu" ucap sabrina pada vanesa.

"Oke hati-hati" balas vanesa yang sedang menunggu taxi, sebenarnya sabrina telah mengajaknya untuk pulang bersama, namun vanesa menolaknya dengan alasan ingin mampir dulu ke supermarket untuk membeli beberapa keperluan.

Sabrina langsung menjalankan mobil ferrari putihnya membelah jalan raya.

Ponsel sabrina berdering pertanda ada panggilan masuk. Segera saja sabrina mengangkat telefon yang ternyata dari airin.

"Halo iya tante?"

"...."

"Oh iya udah entar sabrina beliin sekalian pulang"

"...."

Setelah itu panggilan tersebut pun terputus.

Sabrina langsung melajukan mobilnya menuju kedai kue langganan airin membeli kue coklat kesukaan sang ayah dan dirinya.

Sabrina keluar dari dalam mobil mewahnya dan berjalan menuju ke dalam kedai sederhana yang menjual beraneka ragam kue yang terlihat lezat.

"Selamat datang di toko kue kami" ujar seorang pelayan wanita begitu ramah.

"Ada yang bisa saya bantu" lanjutnya.

"Saya mau beli satu kue coklat dengan extra cocochips" ucapnya.

Pelayanan wanita tersebut pun langsung mengambil kue yang sabrina inginkan dan membungkusnya.

Sabrina melihat-melihat kedai kue sederhana tersebut yang terlihat sangat nyaman.

Deg.

Pandangan sabrina terpaku pada kedua sosok pria dan wanita yang sedang asik mengobrol di meja ujung dekat jendela.

Disana sabrina melihat arga yang terlihat sedang asik mengobrol dengan seorang wanita berambut pirang yang terlihat sang cantik.

Sabrina merasakan sesak pada dadanya saat melihat arga dengan wanita lain walaupun mereka sudah tidak memiliki hubungan apapun tapi tetap saja sabrina belum bisa melupakan arga. Tapi apa yang ia lihat saat ini telah membuktikan bahwa dirinya memang tidak lah berharga di mata arga, disini dirinya berusaha sekuat tenaga untuk melupakan arga, namun disisi lain pria itu dengan mudahnya melupakan dirinya.

Panggilan dari pelayanan wanita kedai tersebut pun mengalihkan pandangan sabrina pada arga. "Mba ini kuenya"

"O-oh iya berapa mba?"

"Dua ratus mba"

Sabrina langsung memberikan sejumlah uang pada pelayanan tersebut, ia bahkan tidak melihat nominal uang yang ia beri pada pelayanan tersebut. Sabrina langsung melangkah kan kakinya pergi meninggalkan kedai tersebut.

SABRINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang