Chapter 26

132 4 0
                                    

Ronma terkejut dan ketakutan dengan kedatang dua sosok yang misterius berada di belakangnya dan berkata untuk menyerahkan sesuatu pada mereka.

Dengan hatinya yang sudah ketakutan dan raut wajahnya yang sudah tak karuan, ia pun memberanikan diri untuk melihat kedua sosok itu, meskipun ia sudah tidak dapat melawannya jika itu musuh karena ia sudah kehabisan stamina.

"Si...siapa k...kalian?" tanya Ronma yang terpatah-patah sambil melihat ke belakang.

"Yoo, bocah perut berlubang," ujar seorang pria dengan rambut orangenya dengan lengan kanannya yang ia lambaikan kepada Ronma.

"Serahkan semua masalah ini pada kami," ujar seorang wanita berkacamata yang berada di samping pria berambut orange itu.

Ronma terkejut dengan suara kedua sosok itu yang tak asing di telinganya dan langsung melihat wajah kedua sosok itu, "Kak Henta! Kak Vivi!"

"Yoo Ronma, serahkan semuanya pada kami. Sekarang kau bantu kami dengan cara menyadarkan semua orang yang pingsan," ujar pria yang bernama Henta itu.

"Biar kami yang menolong yang terluka, dan Tim Medis 03 Guri pun akan segera datang," ujar wanita yang bernama Vivi itu.

"Bagaimana dengan Guru Ryome?"

"Tenang saja Ronma, kami akan menolongnya,"

"Baiklah Kak Henta,"

Ronma pun langsung berlari menuju semua orang yang telah pingsan untuk ia sadari.

"Bagaimana dengan musuh?" tanya Vivi dengan jari telunjuknya yang ia arahkan ke tengah-tengah kacamatanya.

"Mereka telah pergi, ketika Ronma menyambar Gaima dan Hida."

"Sialan."

"Sudahlah, ayo kita sembuhkan luka Ketua Ryome dan Hida yang sangat parah."

"Baiklah."

Mereka pun langsung menuju ke arah Ryome yang tubuhnya sudah berubah menjadi warna merah dan Hida yang telah kembali menjadi wujud manusia.

***

Rumah sakit Cindora yang merupakan rumah sakit paling bisa menjamin kesehatan para pengendali di desa itu, rumah sakit itu pun memiliki taman dan pemandangan yang indah.

Di sebuah tamannya yang berada di bagian depan rumah sakit itu terdapat sebuah jalan lurus dari gerbang itu hingga pintu ruang umum untuk mendaftarkan pasien.

Di sisi-sisinya terdapat hiasan taman, seperti pohon cemara dengan ukuran sedang dan pohon besar yang membuat sejuk dengan beberapa kursi yang berada di bawahnya.

Karena kesejukan itu, Henta dan Vivi pun mencoba untuk menenangkan pikiran mereka karena telah mendapatkan pekerjaan yang sangat sulit.

"Entah, mengapa kita sekarang selalu terlibat pada kasus yang besar ya, Vivi?" ujar pria berambut orange itu dengan sebuah gelas dengan air minum yang ada di tangan kanannya.

"Aku pun bingung, apa tragedi itu akan terulang kembali?" ujar Vivi dengan wajahnya yang ia arahkan ke langit.

"Semoga saja tidak."

Vivi pun langsung menoleh ke arah Henta, "Bagaimana tidak? Batu Kerikil Terbuang sekarang sudah sering menyerang kota ini, bahkan selalu menyerang Hida anak dari Agsyuri."

"Betul juga."

"Lalu dengan keterkaitan Joku dan Gaima dengan Lilit, bukankah mereka berdua selalu bersama dengan kita di saat masa sekolah bukan? Mereka berdua adalah anak yang baik. Tapi kenapa memiliki keterkaitan dengan Lilit?"

Sang PengendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang