Part 40. Company Dinner

Start from the beginning
                                    

Pria itu benar-benar membuatku muak, jelas sekali tak ingin kehilangan satu pun penggemarnya. Dia pikir Eunseo akan lebih baik-baik saja dengan sikapnya yang tak berubah itu?

Tapi tawaku pun pecah saat Eunseo terlihat memejamkan matanya kuat di balik lengan besar yang melingkar pada sekitar wajahnya. Aku yakin gadis itu ketakutan kalau-kalau perasaannya akan semakin berkembang. Sedangkan gadis itu sendiri sedang dalam proses melupakan Kim Seokjin--- pria terjahat di dunia ini.

"Hei, yang kemarin itu kau kan?"

"Kemarin?" tanya Eunseo berusaha untuk tidak canggung terhadap kakakku.

Jin Oppa menunjuk-nunjuk hidung gadis itu santai. "Di apron gate 7, aku meneriakimu 'Eunseo-ya', tapi kau malah buru-buru lari."

"A-ah, itu. Maaf, aku tak melihatmu, Oppa," lirihnya.

"Heol, kau ini." Jin Oppa mencubit ringan pipi sahabatku yang sudah lebih dulu merona dan melebihi pewarna blush on-nya. "Mainlah ke Gwacheon, ibu sering menanyakanmu 'mana gadis pemakan segala itu?' Eunseo-ya, hanya kau yang sanggup memakan sup ayam tauco menjijikkan buatan ibuku. Sojung saja menolak keras untuk memakannya."

Setelah melihat situasi semakin tak kondusif, aku menyelamatkan Eunseo dari kondisi terpojoknya itu. Sampai-sampai Jin Oppa berteriak marah saat kami berdua menjauh darinya.

"Yaa, Kim Jinae ratu kebodohan! Aku belum selesai bicara dengan Eunseo!"

Aku mengacungkan kepalan tanganku padanya dan berlalu pergi bersama sahabatku yang masih saja terbengong. Dasar Eunseo si gadis payah, kau harus sadar sekarang jika pria tadi bukanlah yang terbaik untukmu.

"Jinae-ya, dadaku. Sakit sekali," lirih Eunseo tertunduk.

"Ya Tuhan, kau baik-baik saja?" Bukannya mereda, Eunseo terisak menyedihkan di dalam rangkulanku. Langsung saja aku menyeretnya ke sudut lobby yang tersembunyi. Menenangkan gadis itu perlahan.

"Aish, make up-ku. Aku ke toilet sebentar, kau masuk saja duluan."

Setelah ditinggalkan Eunseo, aku berusaha untuk memberanikan diri masuk ke ruangan ballroom hotel. Masih saja berjalan menghindari orang-orang, menyusuri dinding terluar. Semoga saja aku cepat mendapat papan petunjuk namaku sendiri.

Namun kesialan menghampiriku lebih dulu. Taehyung yang tengah berbincang dengan seseorang itu melihatku, lalu melambaikan tangannya. Jelas sekali menyuruhku untuk menghampiri tempatnya.

Astaga, wajah itu tidak asing untukku sebagai buruh maskapai. Choi Wontae, CEO dari Skywalk Air kan?

Mencoba menghindar pun tidak bisa karena semua orang di situ sudah melihatku. Lalu aku mendekat ke arahnya dengan kikuk. Sedikit membungkuk hormat, tapi beliau langsung menyodorkan untuk berjabat tangan. Aku pun menyambut baik salamnya.

"Ternyata gadis ini alasannya? Pantas saja akhir-akhir ini Kim Taehyung semangat sekali dalam bekerja. Semua rute diambilnya tanpa sedikit pun mengeluh."

"Sajang-nim, jangan membuatnya tersipu seperti itu." Taehyung tertawa bersama ketiga orang paruh baya lainnya. Mereka tak lain adalah para direksi di maskapai ini.

Taehyung membawaku untuk menyingkir setelah obrolan basa-basi itu usai. Pria itu melepas pergelangan tanganku, menatapku mula-mula dari rambut yang tersampir bergelombang ke samping. Bagian leherku yang tertutup oleh turtle neck, juga lenganku yang terbuka.

Taehyung mengulum senyumnya sembari menatap kedua ujung sepatu hak tinggiku, lalu bergumam. "Kenapa berdandan secantik ini sih? Apa niatmu itu membuatku tergila-gila padamu?"

Final Approach (✔) [TERBIT]Where stories live. Discover now