Part 36. Behind The Fault

13.7K 1.4K 1K
                                    

"Everytime you call me with that damn 'Capt' shit. You'll get the consequences, Dear," Taehyung said.

🌏

Napasku terengah-engah hampir berlepas kontrol saat Taehyung mengendurkan cengkraman tangan di leherku. Namun tidak dengan satu lenganku yang masih ditahannya kuat.

Pria itu benar-benar menghukumku dengan serangan tiga kali ciuman berjeda. Bagian paling menyebalkan adalah ia menahan bibirku untuk waktu yang tidak sebentar. Aku tak bisa berkutik, tunduk pada perintahnya untuk menahan diri dan tidak membuat suara sedikit pun.

Black box sialan!

Sebelumnya, bahkan tak pernah terpikir olehku jika aku bisa sejauh ini berkelakuan di pesawat--- di dalam ruang kokpit pula. Jelas ini semua berada di luar nalarku saat telanjur mengikuti aturan permainan konyol dari Kim Taehyung.

Sesaat aku menjauhkan wajahku, mulut kami sama-sama bercelah juga terengah berusaha meraup oksigen tanpa suara. Baru menegakkan punggungku, Taehyung kembali menarik lenganku sehingga tubuhku membungkuk sekali lagi.

"Apa lagi sih? Tsk, dari tadi aku belum sempat menghadap purserku, Oppa," omelku berbisik kesal.

"Hei, tidak bisa berhitung? Kau masih punya hutang 1 lagi dan kau mau kabur begitu saja?" protesnya mengeraskan rahang.

Ya Tuhan, pria ini! Mana kuingat sudah berapa kali aku memanggilnya dengan sebutan 'Capt'. Mulutku tercinta, bisa tidak kau bekerja sama dengan otakku untuk mengingat satu larangan sialan yang diminta oleh Taehyung itu?

"Mau aku atau kau?" Taehyung mengangkat wajahnya, memainkan lidah sembari menatap bibir dan mataku secara bergantian. "Cepat sedikit. Kau ingin kita tertangkap basah oleh ground staff yang sebentar lagi akan masuk ke sini?" bisiknya mengancam.

Kedua mataku membesar optimal. Pilihan apa itu? Sama sekali tak ada yang bisa menguntungkan.

"Empat...."

Taehyung mengacungkan satu tangannya yang tak sibuk menahanku. Kemudian ia mengangkat jemarinya sebanyak empat jari.

"Tiga...."

Ia menekuk satu jarinya hingga sekarang berjumlah tiga. Memiringkan kepala lengkap beserta seringai petaka, selanjutnya ia lekas menurunkan bagian jari manisnya.

"Dua.... Sa---"

What a jerk! Is he too demanding?

"A--- aku saja," cicitku. Terpikir olehku bisa lepas dari siksaan Taehyung dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Lihat lah senyum kemenangan barusan. Sangat licik, tapi sayangnya aku tak keberatan pada segala cara aneh pria bernama Kim Taehyung itu.

Membingungkan.

Hanya bisa menggigit bibirku saat aku mendekatkan wajah pada pilot bermarga Kim itu, kembali menyentuh miliknya yang begitu lembap akibat sisa tautan kami sebelumnya.

Padahal aku hanya berminat untuk sekedar menyentuhkan bibir kami secara singkat. Namun Taehyung cepat-cepat menggigit kecil milikku, mengulum sebentar, baru setelahnya membolehkan aku menjauh.

"Mhhh...."

Dasar pria tidak tahu diri. Tadi siapa yang melarangku keras untuk bersuara? Sekarang ia malah melanggar aturannya sendiri saat bersuara pada uraian tautan birainya. Pria itu menyengir lebar seolah merasa bersalah padaku. Hingga rasanya aku ingin mencakar wajah proporsional milik Taehyung itu.

Seseorang, tolong aktifkan tombol kursi pelontar pada posisi duduk Taehyung!

Bodohnya aku melupakan sesuatu. Pesawat komersil tak dilengkapi dengan fitur itu, untuk Sukhoi Superjet sekali pun.

Final Approach (✔) [TERBIT]Where stories live. Discover now