Part 7. Hatred On Me

13.8K 1.5K 202
                                    

🌏

Hangatnya matahari yang menerobos jendela kamar mulai menyapu wajahku. Ditambah omelan seorang wanita yang aku sangat hapal suaranya itu, langsung saja alarm di kepala ini berfungsi.

Aku sedang berada di rumah kediaman orangtuaku yang terletak di Gwacheon, sebelah selatan kota Seoul. Sepertinya aku harus segera bangun jika masih ingin selamat.

"Jinae-ya, sampai kapan kau akan terus tidur? Kuhitung sampai sepuluh, kalau kau belum bangun juga---"

"Eommaaaaa..." Oke aku menyerah dengan mengangkat paksa tubuhku sendiri.

Kulirik jam digital di atas nakas kamarku. Masih pukul 8 pagi KST. Tak bisakah aku tidur dengan damai barang sebentar lagi?

Ibuku mengelus rambut kusutku dengan meringis. "Kau ini seorang gadis. Oppa-mu bahkan sudah pergi berkencan."

"Lalu apa hubungannya denganku? Apa Eomma masih saja kecewa padaku? Tenang saja, aku akan punya kekasih saat aku siap," ucapku malas.

Ibuku terlihat tenang tapi aku juga sadar ia memaksakan dirinya. "Ten--- tentu saja tidak."

"Eung.... I love you to the moon and back." Aku memeluk salah satu lengan ibuku dengan erat.

"Cepatlah, kutunggu di meja makan. Eomma sudah memasak sup ayam ginseng untukmu," ucapnya dengan tawa kecil. Ia segera bangkit dari kasur lalu keluar dari kamarku.

Langkah kaki ini terasa gontai saat menuju ke kamar mandi utama. Keran air itu kuputar separuh ke arah titik merah. Aku benar-benar butuh mandi air hangat saat ini.

Tubuhku seakan remuk dihantam oleh penerbangan selama 7 jam, dengan landing menjelang subuh. Bahkan aku tak sempat memakai baju saat tidur. Lagi-lagi hanya berpakaian dalam.

Sepertinya kebiasaan buruk ini harus segera aku hilangkan.

Setelah kejadian pertikaian kakakku dengan Kim Taehyung di restoran, aku mendapat jadwal penerbangan rute menengah untuk satu minggu penuh. Dan dinas terakhir tadi malam itu benar-benar jackpot untukku.

Ritme tidurku berantakan total. Kadang aku merasakan tubuhku melayang-layang karena jadwal terbang yang tak menentu.

Aku pun mulai masuk dan bersemadi di dalam bath tub yang berisi air hangat selama hampir satu jam. Hingga ibuku kembali memaksaku untuk sarapan bersamanya.

Oh Gosh, anaknya ini baru tidur pada pukul 5 pagi KST.

Lalu aku pun menuruti titahnya dengan baik, sehingga saat ini juga aku sudah berada di meja makan. Ibu mengambilkan sup ayam ginseng dengan senyumnya yang mematikan itu.

Tak salah jika ia memang pernah menyabet gelar Miss Korea saat dirinya masih lajang. Dimana ayahku yang sedang merintis perusahaannya, bisa tergila-gila oleh ibuku. Hingga akhirnya mereka berdua memiliki Seokjin Oppa.

Kakakku itu dididik sangat baik oleh mereka berdua. Walaupun ia sering kali bertingkah dorky, tapi kesopanan dan kebaikan hati masih tetap menjadi yang utama. Tapi aku cukup kaget dengan kejadian di luar akal sehatnya. Yang ternyata aku baru melihat sisi gelapnya saat di restoran, dimana ia memukul Taehyung tanpa ampun.

Lalu aku pun penasaran. Masalah apa yang dimiliki keduanya? Kenapa Jin Oppa sampai mengancamku untuk menjauhi Taehyung? Dari kata-kata yang Taehyung tujukan, sepertinya mereka berdua bukan seseorang yang sejak awal sudah bertengkar.

Hell no, sejauh yang aku tahu, kakakku tak punya musuh.

"Eomma, apa Jin Oppa pernah membicarakan koleganya sesama pilot?" tanyaku tiba-tiba.

Final Approach (✔) [TERBIT]Where stories live. Discover now