14 : us?

295 41 0
                                    

Haruto menatap ke arah perpustakaan dengan takut-takut. Ruang radio memang menyambung dengan ruang perpustakaan. Kedua ruangan ini hanya di batasi oleh kaca dan sebuah pintu.

Sehingga sangat mungkin bagi mereka yang melakukan siaran radio dapat melihat ke arah ruang perpustakaan begitu pula sebaliknya.

Haruto menghela napas lalu menguatkan dirinya. Tidak ia tidak boleh takut. Ia sendiri yang memilih keputusan untuk melarikan diri kemarin, maka ia pula lah yang harus menghadapi segala resiko yang ada.

Tak lama, pintu perpustakaan terbuka menampilkan Anggi di situ. Tidak seperti biasanya, hari ini ia mengikat rambutnya ala ekor kuda.

"Haruto?"

Haruto terdiam. Ia tidak tahu harus membalas apa.

"Kayaknya harusnya aku deh yang marah kamu tinggal gitu aja."

Haruto menunduk. "Maaf kak."

Anggi tersenyum. "Yuk bolos pertemuan, aku mau ngomong sesuatu."

Haruto menatap ke arah Anggi lalu mengangguk mengiyakan.

※※

"Haruto kamu nggak pengen tahu apa balesan aku sama pernyataan kamu kemarin?"

Haruto menatap lurus ke arah mata hazel favoritnya itu. Ia ingin. Sungguh ingin tahu apa jawaban gadis itu.

Namun ia menggeleng. "Aku nggak bisa denger jawabannya sekarang. Bahkan mungkin sampai kapanpun aku nggak akan bisa denger jawabannya. Aku takut."

"Kalau jawabannya aku juga suka sama kamu, kamu tetep nggak mau denger?"

______________
Sharkyylava
27/02/2019

Noona | Haruto ✔Where stories live. Discover now