9. Teruskan Atau Hentikan

3.1K 556 84
                                    

Calya duduk di dalam kereta Prameks dengan hati gundah gulana. Dalam perjalanan pulangnya ke Solo, ia sibuk berpikir bagaimana cara mencari surat ijin menumpang menikah. Karena kegalauannya itu, Calya tidak sadar jika dirinya yang seharusnya turun di Stasiun Purwosari sampai menyasar di stasiun Palur.

"Aduh....."
Calya mengeplak kepalanya. Bisa - bisanya ia menyasar hingga stasiun terakhir.

Saat sedang dilanda kebingungan sebuah pesan dari Davina masuk.

Davina syanteek : Calya.... aku kangeeeen.

Calya mengulum senyum. Davina itu memang sang devi penolongnya Calya. Tahu saja sahabatnya itu jika saat ini Calya sedang bingung.

Calya segera naik ojek yang mangkal di depan stasiun untuk mengantarkannya ke rumah Davina.

കകകകകക

Davina sedang menonton televisi bersama suami dan anaknya ketika bel rumahnya berdenting.

Saat daun pintu terbuka, tampaklah sosok Calya. Sahabat yang baru beberapa saat yang lalu ia kirimi pesan rindu.

"Calya?"
Davina memekik senang dan langsung memeluk tubuh Calya.

"Assalamualaikum, Dav. Sorry aku datang petang - petang begini. Uh... mana aku lupa nggak bawa oleh - oleh pula."

"Waalaikumsalam. Aku nggak minat dengan oleh - olehnya. Yang penting kamu baik - baik saja aku sudah seneng banget."

Davina langsung menarik tangan Calya untuk masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.

"Gimana side job mu?"

Wajah Calya yang terlihat lelah kini jadi semakin kusut. Davina menatap Calya dengan kening berkerut.

"Kamu baik - baik saja kan Cal?"

"Aku bingung Dav. Kenapa jobdesknya makin berat?"
Calya mengambil bantalan kursi dan membenamkan wajahnya.

"Maksud kamu apa Cal?"

Calya pun menceritakan semuanya pada Davina mulai dari A hingga Z. Sedangkan Davina mendengarkan dengan serius sambil melihat perubahan raut wajah Calya. Sesekali ia menggeleng - gelengkan kepalanya karena sahabatnya itu jadi kelewat bodoh hingga mau - maunya terjebak dalam situasi seperti saat ini.

"Si Jerry pasti tampan iya kan? Kalau tidak kamu nggak bakalan jadi sebodoh ini dong....."

Ucapan Davina telak menghujam Calya. Detik berikutnya Calya hanya bisa bengong seperti orang songong yang baru sadar dirinya sudah kena gendam. Oh may......

"Sebaiknya aku harus bagaimana, Dav?"

"Tolak saja. Beres kan!"
Davina memberi sebuah solusi. Karena Davina tahu, mengurus ijin menikah itu sangatlah ribet. Jadi terlalu sayang jika kerepotan Calya nanti hanya untuk main - main.

"Lalu bagaimana dengan mama?"

"Katakan pada mamanya Jerry jika kalian akan menikah tahun depan."

"Tapi Dav, mama sakit. Siapa tahu dengan melihat Jerry menikah mama akan sembuh dari sakitnya karena semangat hidupnya kembali menyala."

Davina menatap Calya sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Lalu kamu nggak memikirkan dirimu sendiri Cal? Demi orang lain kamu rela mengorbankan perasaan dan menolong Jerry. Lalu setelah mamanya Jerry meninggal, kamu akan mendapat apa dari pria itu? Menurutku kamu berhak bahagia. Tentang penyakitnya mama Jerry itu sudah menjadi tanggungjawab Jerry. Kamu pikirkan hidupmu sendiri saja ya."

Kekasih PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang