Bagian 12

2K 188 19
                                    

Seminggu ini Beam susah sekali di temui, kalau bukan karena Paul yang datang menjemput mengajak Beam pergi sesuka hati membuat Forth uring- uringan dan emosi yang tidak stabil membuat Ming dan Tin jadi pelampiasanya.

Forth berdiri di depan pintu sambil bertolak pinggang menunggu Beam pulang. Ia mau menangkap Paul dan menghajarnya karena seenaknya membawa Beam.

Tak lama sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah Beam, Paul dan Beam turun. Forth buru- buru menghampiri mereka diikuti Ming dan Tin,Forth berkata,
"Beam"

Beam menengok ke arah suara yang memanggilnya dan dia tersenyum, jangan tanya ekspresi Beam sebelumnya soalnya gak keliatan terhalang tanaman mae. Beam berkata,
"Ada apa P?"

"Untung kau pulang, bisa tolong p tidak ini gawat?"

Kata Forth panik, Beam mengerutkan keningnya dan berkata,
"Apa yang gawat P?"

Forth menarik Beam masuk ke dalam rumah, Beam memohon maaf ke Paul. Setelahnya Beam dan Forth menghilang dari pandangan Ming dan Tin menggelengkan kepala dalam hati mereka berkata,
'Pembohong payah'

Paul masih menatap kepergian Beam dan Forth dengan kesal, Ming melihat itu tersenyum dan berkata,
"Paul de Bold? Salam untuk ayahmu Pierre na"

Paul menengok ke arah Ming mengerutkan kening dan berkata dengan angkuh,
"Apa anda mengenal ayah saya?

"Tentu saja, keluarga Jaturaphom mana yang tidak kenal dengan Pierre de Bold yang meminjam uang dengan jumlah besar untuk menangani krisis keuangan bisnisnya?"

Kata Ming dengan santai, Paul memicingkan mata curiga dia pun berkata,
"Siapa kau?"

"Aw maaf tidak sopan"

Kata Ming, Ming mengarahkan tanganya pada Paul dan Paul membalasnya Ming menarik tangan Paul dan berbisik di telinganya,
"Ming Jaturaphom salam kenal Paul dr Bold "

Paul terkejut wajanya memucat, Tin terkikik melihat itu, Ming kembali melanjutkan kata- katanya.
"Ah!!! Aku tau rencanamu ke Beam, bila kau macam- macam aku bisa meminta grandma mencabut saham dan bantuan ke perusahan ayahmu dan BOOM.... Kalian bangkrut, dan kalau kau berani aku tidak akan segan menghancurkan dirimu dan anak buah mu Paul, mengerti?"

Ming menarik dirinya dari Paul, Ming tersenyum dan berkata,
"Terima kasih sudah mengantar Beam pulang, sekarang kau pulang saja, kau tidak ada perlu lagi kan?"

Paul menganggukan kepalanya ia membalikan badanya lalu berjalan menuju mobil dan masuk ke dalamnya, lalu menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Beam. Tin sejak tadi sudah tertawa terbahak - bahak dia mendekati Ming dan ber highfive. Sementara itu di dalam rumah, Beam menatap Forth bingung lalu berkata,
"Jadi apa yang gawat P'Forth?"

"Eng... Gawat P lapar, mae lagi keluar gak ada makanan"

Kata Forth sambil menyunggingkan gigi putihnya, Beam menggelengkan kepalanya.
"Bilang ajah minta dimasakin gitu p, bikin orang kaget ajah"

Forth hanya senyum- senyum bodoh dan Beam mengambil celemek dan mulai memasak, Forth tersenyum saat mendengar Beam berbisik
"Terima kasih p"

¤¤¤¤

Ming dan Tin masuk ke dalam rumah setelah sesi tertawa tapi selesai, mereka melihat pemandangan yang adem dimana Forth sedang makan dan Beam yang sedang mengelap piring benar- benar seperti suami istri sekali.

Ming duduk di meja makan diikuti Tin. Beam membalikan badan dan berkata,
"Apa P'Ming dan P'Tin mau makan juga?"

Ming dan Tin menganggukan kepalanya dan berkata,
"Boleh, kalo Be tidak repot"

"Aku hanya memasak nasi kare Jepang yang bahanya ada di lemari es p"

Kata Beam, Forth menatap Ming dan Tin lalu menunjukan jempol pada mereka, Ming dan Tin mengangguk dan berkata,
"Boleh"

Beam mengangguk lalu ia membawakan 2 piring nasi kari Jepang untuk Ming dan Tin, Beam menaruh piring itu di depan keduanya dan Beam mengambil piringnya lalu duduk. Ming berkata,
"Woah.... Ini lebih enak dari restoran Jepang langgananku"

"Stuju, jika grandpa masih hidup dia pasti bahagia sekali bisa makan ini"

Kata Tin, Forth dan Ming stuju. Ming menatap Beam dan berkata.
"Grandpa adalah orang Jepang asli yang menikah dengan Grandma yang berdarah Thai-France, aku yakin masakanmu akan sangat di terima oleh Grandma"

"Beam pernah tinggal di Jepang benarkan Beam?"

Kata Forth, Beam mengangguk lalu kembali menyuap nasi nya. Ming mengangguk, Tin pun berkata,
"Bentar lagi Grandma ulang tahun, Forth bawa Beam kenalkan pada Grandma"

Baik Forth dan Beam berhenti mereka saling tatap, Beam yang pertama berkata,
"Ah tidak P'Tin, aku hanya orang luar. Pasti banyak tamu undangan yang lebih ingin disana?"

"Mereka hanya para penjilat saja, tenang nanti P yang akan bilang pada grandma"

Kata Ming lagi, Forth berkata,
"Bentar lagi yah? Boleh tidak yah tidak datang?"

"Kalau mau di pecat jadi cucu silahkan ajah Forth"

Kata Tin santai, Forth menghela nafas dan berkata.
"Kau tau sendiri kalau aku tidak suka acara seperti itu?"

"Apakah ramai P?"

Tanya Beam, Ming mengangguk dan berkata,
"Kerabat, para selebriti, dan colega bisnis"

"Um.... Terlalu ramai, lebih nyaman di kamar sambil menikmati hujan"

Kata Beam dan dihadiah jitakan oleh Forth, Beam menatap kesal Forth, Forth nyengir lalu mengusap kepala Beam yang di jitak olehnya. Ming dan Tin melengos sebal melihat pasangan P dan Nong lagi lovelydolvy.

Ming pun berkata,
"Makasih makananya na Beam, kami pulang dulu"

Tin juga berkata,
"Beam.... Kalo pak tua itu gantungin perasaanmu. Mending jadian sama aku saja. Makasih juga makananya"

Forth melotot ke arah Tin, Tin hanya nyengir setelahnya Forth mengantar Tin dan Ming ke luar, Beam menggelengkan kepalanya lalu berlalu dari sana.



Pendek iya hahahaha..... Rasanya kalo ini dipanjangin lagi bakal.aneh percakapanya.

Selamat membaca ajah deh.

Peinture De Pluie (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang