........ 2 hari yang lalu
Kota besar seperti Seoul selalu saja riuh dan sibuk seakan tidak ada kata istirahat meski sejenak. Orang orang berlalu lalang, mobil dengan klaksonnya yang berisik dan seorang gadis berlari kecil di antara orang orang yang menyeberang kala lampu untuk pejalan kaki berwarna hijau.
Netranya tak bisa teralihkan dari jam yang menghiasi pergelangan tangannya. Disaat ia hampir sampai di tujuan, Senyumnya mengembang saat seseorang yang akan ia temui mengetuk dinding kaca yang ada di sampingnya. Dengan tergesa gesa ia masuk dan menghampiri mejanya. Kim Sowon.
"Maaf aku sedikit terlambat,"
"Tidak biasanya macet seperti ini," matanya ia alihkan keluar untuk menunjuk keadaan diluar dan respon lawan bicaranya hanya mengangkat bahunya.
"Bagaimana kursus mu, Yun?"
"Yah tidak buruk,"
"Lalu bagaimana hubunganmu dengan Park Jimin? Membaik?"
Choi Yuna. Ia sangat tidak menyukai pemuda yang bernama Park Jimin, teman satu kursusnya yang ㅡkatanya menyebalkan dan Sowon tahu masalah yang menimpa kedua manusia itu. Bahkan tak jarang ketika Jimin mengusili Yuna, ia akan datang bercerita dengan meledak ledak. Mau itu bertemu langsung ataupun via telepon.
"Ah dia? Tak berubah dan masih tetap sama. Aku tak tahan berada disekitarnya,"
Sowon hanya mengulum senyumnya dan mengangguk paham.
"Mau pesan sesuatu?"
"Kebetulan aku sudah makan, aku pesan lemon tea saja,"
Baiklah," Sowon beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri kasir untuk membeli minuman mereka.
Yuna yang semula berkutat pada ponselnya teralihkan begitu saja saat satu majalah terbuka lebar di sampingnya. Majalah yang berisikan kumpulan rumah sewa maupun apartement. Yuna sedikit tertegun.
"Tidak pesan makanan?" Yuna melempari pertanyaan saat Sowon telah duduk disampingnya dengan nampan yang berisi minuman pesanan mereka
"Tapi katanya kau sudah makan,"
"Bukan untukku,"
"Ah nanti saja, lagipula shiftku kan sudah selesai jadi aku makan dirumah saja," Sowon melempari Yuna dengan nyegiran khasnya
"Hm.. kau berencana untuk pindah ya?" Satu pertanyaan itu membuat Sowon berhenti meminum minumannya.
"Heh?"
"Aku melihat majalah yang kau baca,"
"Rencananya begitu tapi rasanya aku tak sanggup membayar uang mukanya. Terlalu mahal,"
Yuna berdesis pelan, "sudah ku bilangkan, tinggal ditempatku saja, Won"
"Seperti kataku juga, aku tidak mau merepoti keluargamu,"
"Dasar keras kepala," sungutnya
"Jadi.. bagaimana rencanamu?"
"Ntahlah, jika seperti ini apa aku harus tinggal di sauna saja ya?" Badannya ia luruhkan dengan lesu
Satu pukulan mendarat di lengan Sowon dan membuat empunya kesakitan.
"Jangan coba coba, Sowon. Kau tak ingat dulu barang barangmu hilang disana" Amuk Yuna kesal
Sowon bersungut kesal setelah mendapat omelan dari Yuna. Ia kembali meminum mocha lattenya. Rasa manis dan pahitnya espresso bersatu didalam mulutnya, benar benar menyengarkan untuk siang yang sibuk ini.
"Hey!" Seluruh badan Sowon berekasi ketika Yuna memukul meja dengan tangannya dan itu membuat sebagian pengunjung cafe langsung menatap ke meja mereka.
"Kau kenapa?"
"Aku baru ingat. Aku kan punya bibi yang memiliki usaha sewa rumah, aih bodoh kenapa baru kepikiran sekarang," ucap Yuna berbicara sendiri
Sowon hanya menatap temannya itu heran dan berdesis kecil.
* * *
Setelah pertemuan di cafe tadi, Sowon telah menjatuhkan dirinya diatas tempat tidur. Memejamkan matanya untuk merilekskan kinerja tubuhnya. Ia mendesah pelan dan menatap layar ponselnya yang bergetar.
<1 pesan masuk >
"Sowon, jangan lupa hubungi bibi ku ya. Dia pasti akan menolongmu. Tenang saja, uang sewanya tidak mahal dan tempat tinggalnya aku jamin sangat nyaman. Selamat malam Wonie.. ㅋㅋㅋ"
Sowon tersenyum kecil setelah membaca pesan dari Yuna. Yah sebelum berpisah, dia sudah mengirimkan nomor ponsel bibinya dan menyuruh Sowon untuk tidak lupa mengabari bibinya.
Sowon sangat bersyukur memiliki teman seperti Yuna, meski dia terkadang suka tak tertebak jalan pikirannya dan juga sedikit keras kepala.
Jemari Sowon tergerak mencari nomor ponsel bibi Yuna yang berada di list penyimpanan nomor. Disana tertulis Bibi Han Bora.
"Haruskah aku menghubunginya malam ini?" Tanya Sowon sedikit bimbang, "sepertinya besok saja. Iya besok,"
"Tapi ini tidak begitu larut untuk menghubunginya,"
"mm... jangan dulu,"
Dan begitu terus hingga ia tak bisa memutuskan untuk menghubungi bibi Han atau tidak.
"Baiklah.. jika ini tidak diangkat, aku akan menghubunginya besok saja. Siapa tahu bisa langsung melihat lihat rumah sewanya,"
Panggilannya tersambung. Sowon menggigit kecil bibir bawahnya sambil menunggu panggilannya diangkat. Ini bukanlah telpon penerimaan interview tapi gugupnya terasa sama.
"Ah lupaka....,"
"Halo?"
Panggilannya di terima.
"Halo, selamat malam Bibi Han. Maaf aku mengganggu malammu. Ah aku temannya Choi Yuna, Bi. namaku Kim sowon. Aku ingin menanyakan tentang rumah sewa milikmu, apakah masih ada yang kosong?"
Sesaat hanya keheningan yang di dengar oleh Sowon. Terputuskah?
"Halo?" Ulang Sowon. Ia sedikit meringis mengingat ia langsung menyerang Bibi Han dengan point utamanya.
"Jika berbagi tempat tinggal tak apakah?"
Dahi Sowon sedikit berkerut, namun tidak lagi.
"Ah tidak apa, asal yang penghuni sebelumnya tidak keberatan,"
"Baiklah, aku akan mengirimmu alamat rumahku. Kita bisa melanjutkan obrolan ini besok. Maafkan aku, tapi aku sedang berada di rumah mertuaku,"
"Ah tidak tidak, justrunya saya yang harus meminta maaf karena menelpon anda di jam seperti ini. Maafkan aku, Bi," dan refleks Sowon membungkuk sedikit seiring dengan permintaan maafnya
"Tidak apa. Sebelumnya Yuna juga sudah mengabariku terlebih dulu bahwa ada temannya yang akan menelpon. Baiklah sampai jumpa besok, Sowon,"
"Ya Bibi. Selamat malam,"
Panggilannya terputus secara sepihak oleh Bibi Han dan saat itu juga Sowon tersenyum lebar. dan sangkin senangnya ia meloncat kegirangan.
Sampai jumpa, rumahku..
Tbc.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Survive, Mate
Детектив / Триллер[ ┊͙ Late Update ! ] Seharusnya Dowoon Yoon berbahagia mendapatkan roommate baru yang membantunya membayar uang sewa bulanan, tapi ia tak tahu jika disaat ia membuka pintu rumahnya semua tak sesuai ekspetasinya. Lalu, Yang di inginkan Sowon Kim han...
