Prolog

475 86 74
                                    

Jingga.

Matahari berangsur-angsur turun dan Tuhan pun menampakkan kuasa-Nya tentang keindahan. Ada sebuah lukisan yang sangat indah di atas langit. Sebuah gambaran yang didominasi warna keemasan dan menyatu dengan warna lainnya, menciptakan karya seni yang apik hasil dari tangan Tuhan.

Tak lama peran Matahari digantikan oleh Bulan dan warna jingga mulai berubah menjadi warna gelap, dihiasi oleh cahaya Bulan. Angin berembus lebih kencang dari sebelumnya, menyakiti kulit hewan mungil yang hanya dilindungi oleh bulu-bulu tipis. Meski begitu dia tetap gigih berusaha menemukan sesuatu yang dicarinya. Sesuatu yang akan mewujudkan mimpi, keinginan dan barangkali mengubah seluruh hidupnya.

Beberapa jam kemudian ....

Beberapa jam kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wuuushhh ....

Angin kencang mulai berembus, temperatur udara menjadi lebih dingin lagi tak hanya menyakiti kulit, namun terasa membekukan seluruh tubuh. Hewan mungil itu, mulai merasa semakin dekat dengan tujuannya. Tempat yang jauh dari kata indah, bahkan bisa dibilang mengerikan.

Dari kejauhan, terlihat gerbang tinggi raksasa berwarna gelap. Akar-akar pohon yang tak kalah besarnya, mengelilingi seluruh bangunan yang ingin dituju si hewan mungil. Seolah-olah tempat tersebut lama ditinggalkan, tak berpenghuni. Namun, lain dari kenyataan tempat tersebut dihuni oleh makhluk raksasa berkekuatan iblis.

Makhluk itu lah tujuan si hewan mungil, yang dipercayai dapat membuat mimpinya menjadi kenyataan. Sebagaimana rumor yang didengarnya di belahan hutan Alaric tempat dia tinggal. Itulah sebabnya ia berusaha menemukan makhluk itu.

Selain mengabulkan keinginan, ia mendengar hal lain tentang rumor itu. Bahwa siapapun yang ingin dikabulkan harapannya, harus mengorbankan hal besar. Tak peduli hal tersebut berat bagi sang pemilik harapan, atau bahkan membuatnya menderita. Ia harus mengorbankannya, karena keinginan yang besar membutuhkan pengorbanan yang besar.

Meski demikian, si hewan mungil tak peduli. Ia hanya ingin mimpinya terkabul, tak peduli apa yang harus dikorbankan.

"HOYYY! Kancil boncel! Apa yang kau lakukan di istanaku?!"

Deg ... deg ... deg ....

"Ini dia, ini yang kau inginkan. Kau sudah menemukannya, sekarang hadapi dia!" Batin si kancil.

Wuuush ... Braakkk ... Drakk ... krakk ....

Sesosok makhluk melompat dan mendarat tepat dihadapannya. Membuat sang kancil merasa jantungnya akan berhenti seketika. Ukurannya sangat jauh dari tubuh sang kancil yang mungil. Mungkin lengan-lengan hijau itu bisa meremukkan tubuh kecilnya hanya dengan sebelah tangannya.

Benar saja, jari-jari berwarna gelap menjijikkan itu mulai melingkupi tubuh si kancil. Raksasa itu mengangkat tubuh malang si kancil. Menatap kedua mata kecilnya dengan mata merah menyala sang raksasa.

"Apa kau sama dengan mereka?" Sang raksasa mulai berucap.

Kancil pun menguatkan hatinya dan bertekad. "Ya, aku sama seperti mereka, tolong kabulkan keinginanku."

"Kau tahu siapa aku?" Ujar Raksasa.

"Namamu adalah Green Philloutropus. Kau mampu membuat semua mimpi menjadi kenyataan."

"Mimpi yang besar membutuhkan pengorbanan yang besar, kau tahu itu?"

"Ya aku tahu, dan aku siap"

Sang raksasa menyeringai lebar dan membuat mata merahnya semakin melotot.

"Kau tahu, terkadang aku akan langsung menewaskan makhluk-makhluk malang yang menginginkan mimpinya menjadi kenyataan, namun merasa ragu dengan pilihannya. Aku akan langsung membunuh makhluk seperti itu atau menyantapnya hidup-hidup, tetapi kau ...," Phillou menggantungkan ucapannya.

Glup ....

Kancil menelan ludah gugup, mempertanyakan nasibnya, berakhir di sini dengan kematian, atau ....

"Siapa namamu?" Phillou tiba-tiba bertanya.

"Huhh?? Namaku? Ccc ... Cass ... Casstor," jawab kancil kebingungan.

"Kau tau Casstor, jika ingin menyantap sesuatu, kau tak membutuhkan untuk tau nama benda itu"

"Jadi??!!" Casstor bertanya dengan semangat dan mata yang berbinar-binar."

Phillou pun tersenyum lebar.

"Bersiaplah Casstor, si kancil yang cerdik."

~o0o~

Kira-kira apa yang diminta oleh si Kancil?
Apakah permintaannya akan dikabulkan oleh raksasa Phillou?
Tunggu di Chapter berikutnya.

Bagian ini ditulis oleh Tira_Kawaii_Chan
Silueters yang dengan gagah berani menjadi pembuka cerita.

Tahukah kamu, ada nama-nama dari Silueters yang terselip dalam cerita?

Coba cari dan sebut itu nama siapa?

Jika kamu suka, jangan lupa beri satu bintang untuk cerita KTP ini.

Jika rindu, silakan katakan di kolom komentar. Karena kami merindukan segala masukan, baik kritik maupun saran.

Salam
Min Silueters!

KANCIL & TIMUN PERAK (Siluet Berkarya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang