pertama

47 3 0
                                    



Pagi ini adalah pagi yang cerah dan membuat siapapun pasti merasa bersemangat, berbeda dengan Dira yang pagi ini dengan sialnya ia kesiangan dan sampai disekolah dengan wajah kucel. Dan lebih sialnya lagi pagar sekolah sudah ditutup rapat dan pak security yang biasa jaga pintu sekolah juga tidak ada karna sekarang sudah masuk pukul 07:10. biasanya ia akan menyogok pak rudi dengan traktiran makan siang namun sayangnya pak rudi sudah cus duluan dari pagar sekolah. akhirnya ia pun pasrah menunggu guru piket datang dan sebelum masuk pasti ia akan dihukum lebih dulu.

Tak jauh dari luar pagar ia melihat lelaki berperawakan tinggi,badan tegap,berhidung mancung,dan memakai kacamata  oh ayolah siapa yang tidak kenal dengan dia murid pintar seantero sekolah sedang melintas di lapangan parkir entah sedang apa namun terlihat seperti habis mengambil barang yang tertinggal .

“Aldi” teriak Dira dari luar pagar.
Ya dia Aldi Ammar Alhafizh teman sekelas yang pintarnya subhanallah namun kecil di sejarah. Tidak salah jika orang pintar berhitung pasti malas menghafal.

Sedang melintas dengan santainya Aldi menengok ke arah pagar sekolah karena merasa terpanggil.

Shadira yang melihat aldi menengok pun melambaikan tangannya tanda memanggil. Dan dengan mengerti aldi menghampiri Dira.

“Aldi bantu gue dong bukain pagar sekolah gue telat nih?!”

“lo telat udah melanggar aturan enggak boleh masuk sekolah” jawabnya datar.

“ayolah Di bantu gue masuk sekali ini aja” mohonnya lagi sambil mengangkat kedua tangannya dan disatukan seperti orang memohon.

“enggak nanti kalo gue  ketahuan bantu lo masuk, gue ikut dihukum juga lagi” balasnya sengit.

“ya ampun Di lagian juga enggak ketahuan kok guru piketnya lagi enggak ada dimejanya coba lo liat belakang” timpal dira dan menunjuk ke arah belakang aldi.  “nah kan udah liat ayolah Di bantu gue yayaya” bujuknya lagi.

Akhirnya dengan hati nurani yang sedikit tersisa untuk Dira, ia pun membukakan pintu pagar sekolahnya sepelan mungkin agar tidak terdengar dan ketahuan. Dira pun masuk ke sekolahnya dengan selamat karna bantuan aldi, dan saat dikoridor ia pun mengucapkan terimakasih ke aldi.

“Aldi makasih ya lo udah mau bantuin gue masuk diem-diem” ungkap dira tulus dengan tersenyum di akhir kata nya.

Tidak ada jawaban dari aldi dia hanya menatap lurus kedepan macam orang yang tidak mendengar perkataan Dira dan itu membuat Dira kesal sendiri.

“Aldi lo dengerkan” Dira pun menyentak Aldi. Tidak terjadi reaksi apapun Aldi tetap berjalan santai menganggap lorong panjang ini benar – benar kosong dan tidak ada mahkluk lagi selain dia. ‘huh menyebalkan’.

Akhirnya karena kesal Dira berjalan duluan menuju kelas sambil menghentakan kakinya karna sebal ucapan terimakasih nya tidak digubris oleh Aldi, dan beruntung juga karna hari ini guru nya pun datang telat.

Dan dibelakang sana Aldi mengangkat sebelah alisnya melihat tingkah laku Dira teman sekelas nya itu, setelah merasa Dira sudah jauh Aldi baru menjawab ucapan terimakasih Dira dengan menggumam.

“sama - sama”

Setelahnya Aldi masuk ke kelas dan tidak lama guru yang datang telat sudah masuk di dalam kelas yang akan memberikan ilmu pagi ini.

                               ***


Bel istirahat sudah berbunyi Dira yang sedang menunggu pesanannya yang sedang dipesankan Arum, membuka ponselnya menscroll timeline namun tidak ada yang menarik akhirnya ia kembali menaruh ponselnya di saku rok.

Matanya menjelajahi isi kantin dan berhenti di satu titik dimana banyak gerombolan kelas dua belas yang iseng menggoda adik kelas yang lewat. Tanpa sadar Dira memutar bola mata-nya lelah melihat setiap hari gerombolan kelas dua belas itu tidak ada capek nya mengganggu adik kelas.

“ngeliatin apaan sih dir?” tanya Arum yang tiba – tiba sudah duduk di kursi sampingnya dan sudah menyajikan semangkuk mie ayam juga es teh manis.

“astagfirullah lo tuh rum ngagetin tau nggak”

“ya lagian muka lo serius banget ngeliatin ke arah sana tuh gerombolan nya kak Nabil dan kawan - kawan”  sahut Arum jeram.

“nggak tuh biasa aja”

“iyadeh terserah lo, oh iya tadi pagi kenapa telat?. terus lo nyogok pak rudi lagi?” tanya Arum, seketika dira langsung tersenyum semringah.

“gue kesiangan dan nggak nyogok pak rudi, dosa tau rum nyogok begitu tuh” Arum yang mendengar pun melotot tidak percaya.

“halah gak percaya gue sama penuturan kata sok polos lo itu, terus kalo nggak nyogok lo manjat? Aduh lebih gak percaya gue ”

“serius arum gue nggak nyogok dan manjat”

“lalu?”

“gue nerobos mas‒” belum sempat Dira menyelesaikan omongannya sudah di potong oleh Arum.

“tuh kan sama aja” tukas Arum.

“ish Arum dengerin dulu, gue tuh masuk nerobos dibantu Aldi tadi pagi dan beruntung guru nya telat juga” jawabnya lugas dalam satu tarikan nafas.

Arum melotot kaget ‒‘oh iya arum itu spesies lebay’ ‒ ke arah shadira.

“serius?” tanya Arum dijawab Dira menganggukkan kepala.

“bagus lah gue kira dia cuman bisa bully lo karna nilai fisika lo anjlok trus jadi lebih baik” timpal Arum.

“that’s right” Dira sambil mengangkat jari jempol nya.

“lagian cowok modelan aldi, yang demen banget bully lo itu baik, se – enggak nya lo jadi bisa mikir sedikit” lanjutnya sambil menyuapkan mie aya ke dalam mulutnya.

“gua bisa kok mikir cuman gue gasuka cara dia nasehatin pake pembullyan” jawabnya dan menyudahi acara mengisi perut dan mengelap bibir nya.

“yayaya terserah lo yuk masuk kelas”
Dan setelahnya mereka kembali melanjutkan makan sebelum memasuki kelas dan belajar.

Sebenarnya dari tadi Dira merasa ganjal, ia mencari dimana Aldi karna sejak tadi ia tidak melihat nya dan juga merasa khawatir.

‘khawatir?!’

***

Setengah jam sudah pelajaran dimulai dan sejak dari bel masuk kelas Dira merasa gelisah. Ya ia gelisah karna Aldi sang professor nya tidak ada dikelas. Entah pergi kemana manusia jenius itu, dari tadi tidak menunjukkan batang hidung nya sama sekali.

“Dira lo kenapa sih?” tanya Arum merasa Dira yang dari tadi terlihat gelisah.

“ah-  anu nggak apa- apa kok rum”

“aneh”

Dan dengan segenap keberanian Dira mengangkat tangan dan izin ke toilet untuk keluar kelas.

Setelah keluar dari kelas dira langsung mencari Aldi dari kantin, ruang musik,studio foto,perpus,lab IPA,lab Bahasa,lapangan depan,lapangan indoor, taman belakang sekolah, naik turun tangga dan akhirnya ia menyerah setelah  mencari dari taman belakang sekolah.

Dira kembali naik ke lantai dua dimana letak kelas nya berada dan saat mau berbelok dari tangga ia melihat Aldi turun dari tangga yang tersambung ke lantai tiga. Ia berhenti dan menatap kaget ke arah Aldi dan banyak pertanyaan muncul di kepalanya.

tadi gue nyari ke lantai tiga dia nggak ada, terus dia dari mana dong?’

Sedangkan aldi mengangkat sebelah alisnya, heran kenapa gadis yang ada di depannya terlihat seperti orang linglung dan kelelahan.

“lo kenapa?”tanya Aldi lalu turun selangkah menempelkan tangannya di dahi gadis itu, mengecek apa ada yang salah dengan gadis ini?. 

“enggak panas”  lanjutnya.

Dira yang sudah sadar itu langsung mengerjapkan matanya dan menunduk.

“lo dari mana?”

“lo cari gue?” tanya Aldi lagi.

“enggak” Jawab Dira cepat.

“terus kenapa kayak orang kecapean?” ucap Aldi kembali bertanya.

“emang nya gue kaya orang kecapean ya?” Sahut Dira balik bertanya.

Dan dijawab aldi mengangkat kedua bahunya.

“lo belom jawab pertanyaaan gue lo abis kemana, dari tadi?” Ucap Dira lagi mengulang.

“ck. Ternyata benar lo cari gue”

“ya gue emang cari lo, emang nya lo dari mana?” tanya nya jujur kali ini ke Aldi.

“ngapain lo cari gue?” balasnya kembali bertanya.

“ah‒ anu”

“anu apa?” tanya Aldi semakin bingung.

“itu bu tyas ngedumel karna professor nya ilang” jawabnya cepat daan sedikit kikuk karna tatapan tajam aldi.

“ohh kirain kenapa” dan langsung melengos pergi.

Dira yang tadi berdiri di depan aldi masih diam tidak bisa bergerak entah karena apa. Dan tanpa pikir panjang lagi dira  berjalan berlalu untuk kembali ke kelas- nya.


***

Erzsa
22032017

Someone PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang