Forty Three (2)

1.1K 104 418
                                    

Weihh, fast update dong haha

Oke, like what i said before ini jadi part 'ending' bagi kalian yang menginginkan perubahan nasib dari 2 cast, bagi kalian yang nyari ending berbeda ya ini khusus buat kalian. Kalau ada yang lebih suka ending yang kemarin, mending gak usah baca yang ini daripada nanti ai dapet komen2 yang gak enak.

'Bagusan yang kemaren', 'udah bener gak dilanjutin juga' dan yang semacamnya. Jangan kotori my comment section with those comments!

Ini gak tau ya kalian bakalan suka apa enggak, yang jelas ini semacam apa ya, 'penyegar' mungkin bagi kalian yang kecewa dan gak mau nerima ending yang kemarin, jadi ya jangan terlalu berharap banyak.

Oh iya, kalian nanti bakalan kedatangan 'tamu' loh, semoga kalian masih inget sama dia ya :')

Jadi, enjoy ya guys!

•••

'Tiff, lo jadi ke apart kan?'

Tiffany langsung hela napasnya pas baru angkat telfon pertanyaan itu yang terlontar. Ini udah kali ketiga dari orang yang sama menanyakan hal yang serupa pula. Gimana gak kesel dia?

Cewe itu jalan sambil nenteng satu kresek berisi berbagai macam makanan yang sebenernya didominasi sama buah-buahan.

"Astaga Ji, sepuluh menit yang lalu baru aja lo nanyain hal yang sama! Iya Jisoo, gue ke apart lo. Khawatir banget sih."

Abis itu, terdengar kekehan dari sebrang sana. Jisoo langsung ketawa denger Tiffany yang jengkel banget ini.

'Hehe sorry deh, gue kan pengen buru-buru ketemu sama lo soalnya.' Tiffany otomatis muter mata. Cewe itu segera masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka 8, lantai di mana teman seperjuangannya itu tinggal.

"Geli nyet!"

'Lah, lo udah di lift?' Tiffany cuma bisa gelengin kepala denger pertanyaan Jisoo barusan. Mungkin dia baru sadar kalau Tiffany bener-bener udah sampe di gedung apartmentnya.

"Kenapa? Kaget gue bisa masuk?" Lagi, Jisoo ketawa di sebrang sana. Gak tau ya, Jisoo ini makin demen ketawa deh sampai bikin Tiffany heran aja.

'Udah buru ke sini, gue kangen berat nih sama lo.' Tiffany gak habis pikir dan lost for word sama tingkahnya Jisoo ini. Makin kesini makin menjijikkan saja.

Pintu lift selanjutnya terbuka, dan Tiffany langsung aja menuju unit apartment Jisoo. Cewe itu masih repot sama kantong kresek di tangan kanan dan tangan kirinya sibuk dengan ponsel yang masih nempel di telinganya.

"Udah, buru bukain. Gue udah nyampe." Tiffany ngomong kayak gitu dengan posisi berdiri tegap di depan pintu salah satu unit dan kurang dari sepuluh detik, pintu itu akhirnya terbuka nampakin muka Jisoo yang sumringah banget kayak gak ketemu temen lama.

"Tiffanyyyyy, akhirnya lo dateng!" Jisoo langsung meluk Tiffany dan cewe itu cuma bisa diem aja dipeluk kayak gitu. Tiffany udah paham banget lah sama tingkah Jisoo kali ini.

"Ji, dua hari yang lalu gue juga udah ke sini kenapa heboh banget sih?" Jisoo cuma nyengir dan persilahin Tiffany masuk. Tangan Jisoo udah mau ambil kantong kresek yang dibawa Tiffany tapi langsung ditepis sama cewe itu.

"Heh!" Tiffany buka alas kakinya dan langsung aja menuju dapur, gak peduliin Jisoo yang udah agak kesel padahal dia niatnya mau bantu bawain belanjaan yang dibawa Tiffany.

"Duduk aja deh lo, bumil gak boleh capek." Tiffany ngomong kayak gitu sambil ngeluarin belanjaan yang dia bawa sedangkan Jisoo ya nurut aja. Iya, bumil yang dimaksud itu ya si Jisoo ini. Baru tiga bulan dan lagi masa ngidam-ngidamnya.

AFTERMATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang