Lam memberikan tanganya pada Beam untuk berkenalan, Beam agak sedikit terkejut tapi dia membalas jabatan tangan Lam sambil tersenyum senang,
"Aku Beam, salam kenal p'Lam"

Lam tersenyum cerah seperti mendapatkan durian runtuh, dia berjalan kembali mendekati Forth, Lam menyengol Forth dan berbisik,
"Sialan kau Forth, kenapa tidak cerita padaku kau kenalan dengan pria cantik seperti Beam? Dia lebih cantik dari Yo tau. Aku yakin kalau Park tau dia akan minta kau bantu Park mendekati Beam"

Forth memutar matanya malas dan berkata,
"Dia tetanggaku dan aku baru tau seminggu yang lalu Lam, pokoknya nyebelin lah kalau diingat"

Lam diam mengingat- ingat lalu Lam berkata,
"Seminggu yang lalu? Saat kau menghubungiku soal bengkel langgananku?"

"Ya, mobilku mogok dan hampir ditabrak dengan mobil Beam, dan mobil Beam penyok depanya karena ia membanting stir dan menabrak pohon"

Jawab Forth, Lam menganggukan kepalanya mengerti dia melihat Beam yang berdiri sambil menganggumi hujan. Lam pun berkata,
"Beam pasti sangat populer?"

"Entahlah, coba saja kau tanya padanya"

Kata Forth acuh tak acuh, Lam menghela nafasnya dengan sikap Forth yang seperti ini. Lam berkata,
"Kenapa tidak mencoba dengan Beam, Forth?"

"Kau gila Lam, bagaimana kau bisa menyarankan aku dengan Beam, dia saja masih seorang pelajar menengah?"

"Lah??? Apa bedanya sama Yo?"

Tanya Lam, Forth menutup mulutnya bungkam, Lam menghela nafanya dan berkata.
"Forth tipe orang yang seperti Yo akan mengulangi lagi. Apa yang dia lakukan"

Forth hanya diam mendengarkan perkataan Lam, Lam kembali berbicara.
"Alasan Yo menyelingkuhimu pun kau tau bukan? Tidak ada salahnya kau mencoba dengan Beam itung- itung kau bisa belajar untuk lebih peduli pada orang lain. Jadikan Beam sebagai sasaran pelatihanmu, siapa tau Beam bisa mengubah dirimu, gak ada salahnya bukan mencoba?"

Tanpa sadar hujan pun berhenti. Lam menepuk pundak Forth dan berkata,
"Aku temanmu, seorang teman hanya bisa mengingatkan dan memberi nasihat, selebihnya kau yang menjalankan. Aku pulang yah, mumpung hujan berhenti"

Setelah itu Lam pergi meninggalkan Forth dan Beam dengan dunia mereka masing- masing.

Cukup lama dalam keheningan, Beam lah yang pertama bersuara,
"Weh.... Hujanya sudah berhenti toh?"

Forth menggelengkan kepalanya dan berkata,
"Sudah sejak tadi, kau saja yang terlalu antusias dengan hujan"

"Hujan itu memiliki kisahnya sendiri, setiap tetesnya mengandung berjuta kenangan, tergantung bagaimana kita menikmati setiap tetes hujan itu sendiri"

Jawab Beam sambil tersenyum pada Forth, Forth mendengus lalu berkata.
"Puitis sekali? Mau jadi pujangga?"

Beam menggelengkan kepalanya dan berkata,
"Kenapa p sinis sekali, hidup itu indah tergantung bagaimana p menikmatinya, karena tidak selamanya hujan itu menyebalkan, setelah hujan ada pelangi yang indah. Setiap masalah dalam hidup pasti ada solusinya"

Forth terdiam mendengar kata- kata Beam, Forth pun berkata.
"Sudahlah mumpung hujan berhenti mau pulang tidak, pulang bareng saja. Ayo p lapar nih"

"Beam juga lapar, tapi pho dan mae sedang pergi. Beam tidak bisa pulang p"

Jawab Beam pelan, Forth menatap Beam dia menimbang- nimbang lalu ia berkata.
"Wes lah, p traktir makan pizza mau gak?

Beam menatap Forth berbinar - binar, lalu ia berkata.
"Benarkah?"

Forth menganggukan kepalanya, Beam lalu menghambur ke arah Forth dia pun berkata,
"Beam mau p, tapi p yang bayar yah? Beam gak punya duit, dompet Beam dirumah"

"Iya! Iya, ayo lah nanti kemalaman"

Kata Forth, Beam menganggukan kepalanya lalu berjalan di samping Forth.

¤¤¤¤

"Kau mau pesan apa Beam?"

Tanya Forth di salah satu restoran Pizza yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka, Beam menatap Forth dan dia berkata dengan ragu- ragu,
"P yakin gak mau pesan yang sama - sama saja?"

Forth menganggukan kepalanya dan berkata,
"P tidak makan banyak kalau malam, jadi pesan saja yang kau mau?"

"P yakin aku boleh mesan apa saja?"

Tanya Beam kembali dengan hati- hati, Forth gemas ia pun berkata,
"Iyaaa Beam, pesanlah apa yang kau inginkan"

Beam mengangguk dan kebetulan pelayan datang, Beam menatap si  pelayan dan berkata,
"Garlic Bread 1, Tuna pizza 1, es krim cokelat 1, Fettucini 1, Coca Cola 1"

Jangan ditanya bagaimana ekspresi Forth sekarang, dia terkejut melihat porsi makan Beam, dan bisa di pastikan uang jajannya selama seminggu ludes tak ada bekasnya, setelah itu pelayan pergi meninggalkan Forth dan Beam terdiam dengan pikiran masing- masing. Forth berkata,
"Apa kau bisa memakan habis semua itu Beam?"

Beam menganggukan kepalanya, Forth menggelengkan kepalanya lalu berkata,
"Aku lupa, kau kan masih butuh banyak asupan yah, masih dalam masa pertumbuhan bukan?"

Beam memanyunkan bibirnya kesal di ledek seperti itu oleh Forth, Forth terkekeh geli, tak berapa lama pelayan datang membawa pesanan mereka. Beam menatap makanan itu dengan ekspresi gembira, mereka mulai memakan makanan pesanan mereka.

Beam menyendok es krimnya dia mengarhkan sendok itu ke mulut Forth,
"P'Forth, aaaa.......buka mulutmu"

"Tidak, aku tidak mau Beam"

Kata Forth sambil menghindar, Beam bangun dan memajukan tubuhnya ke arah Forth dan berkata,
"Buka mulutmu, es krim ini enak p, bener deh Beam gak bohong, aaaaa....."

"BEAM! Hentikan"

Kata Forth dengan marah, ini pertama kalinya Forth marah pada Beam. Beam kembali duduk dan dia menyuap ice cream ke dalam mulutnya, Forth menggaruk tengkuknya dan berkata,
"Maaf"

Beam menggeleng dan berkata,
"Beam yang mesti minta maaf karena memaksa p'Forth, maaf P, Beam hanya ingin berbagi ice cream ini dengan P'Forth, karena rasanya gak enak makan sendiri"

Forth terdiam mendengar kata- kata Beam, Forth pindah duduknya jadi di samping Beam dan Forth membuka mulutnya,
"Aaaaa....."

Beam terkekeh ia mulai menyuapi Ice cream itu ke mulut Forth, Beam berkata.
"Enak kan P?"

Forth menganggukan kepalanya, setelah itu Beam membagi ice creamnya kepada Forth. Mereka menghabiskan waktu malam itu bersama dan bercanda ria.

Tanpa kita sadari kita semangkin dekat. Benang takdir antara kau dan aku mulai semangkin nampak.

¤
¤
¤

Maaf kalo ceritanya mengecewakan, aku masih penyesuaian masih meraba - raba lagi udh lama gak nulis soalnya lagi. Maaf malah curhat

Selamat membaca.

Peinture De Pluie (End)Where stories live. Discover now