✨ Everything Has Fallen

Comenzar desde el principio
                                    

"Aku benar-benar bangga padamu, Tae."

Taehyung tersenyum, lalu menghela nafas lega. Melalui kehidupan yang sulit dengan Jeongguk disisinya, jadi terasa lebih mudah. Oh, tapi terkutuklah Taehyung yang selalu ceroboh itu. Ia tidak mengenakan sarung tangan di cuaca berangin seperti sekarang ini. Memasukkan tangan ke saku jaket pun rasanya tidak cukup.

Beruntunglah karena Jeongguk mengajaknya untuk berjalan-jalan di sekitar pedagang kaki lima. Kebanyakan dari mereka menjual makanan hangat dan ada beberapa yang menjual aksesoris. Jeongguk memilih untuk berhenti di pedangan makanan yang baru saja membuka panci penuh kepulan uap panas. Ada berbagai macam sate tusuk disana dan Jeongguk langsung menyodorkan setusuk eomuk pada Taehyung.

"Makanlah. Untuk menghangatkan perutmu."

Memang dasar keduanya menyukai makanan, ada sekitar sepuluh tusuk sate habis. Jeongguk memaksa untuk membayar dan Taehyung membungkuk pada penjual sebagai ucapan terima kasih. Mereka kemudian berhenti di tempat aksesoris dan Jeongguk membeli sebuah cincin berbatu biru untuk ayahnya. Taehyung yang pilihkan rupanya.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju halte bis terdekat. Jeongguk tiba-tiba ingin melakukan sebuah hal yang romantis setelah melihat hanya dirinyalah yang mengenakan sarung tangan sore itu. Ia menarik salah satu tangan Taehyung lepas dari saku jaketnya, kemudian menggenggamnya. Taehyung tersenyum. Namun, tangannya kembali ditarik masuk ke dalam saku jaket Jeongguk dan pria itu tetap menggenggamnya.

Disitulah Taehyung baru menoleh dengan wajah yang dihiasi warna kemerahan. "A-apa yang kau lakukan?"

"Menggenggam tanganmu yang terlihat kedinginan."

"Kenapa dimasukkan ke dalam saku jaketmu?"

"Hanya ingin." Balas Jeongguk dengan mata yang melihat ke pohon-pohon sekitar. "Sepasang kekasih melakukan hal seperti ini di drama televisi."

"O-oh."

"Lain kali pakai sarung tangan jika tidak sedang berjalan bersamaku."

"Oke."

"Tidak ingin tanya kenapa?"

"B-baiklah. Kenapa?"

"Karena aku tidak ingin ada orang lain yang menggenggam tanganmu dengan alasan serupa."

Keduanya tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum. Perlakuan ini bodoh jika ditonton di televisi, padahal kenyataan begitu romantis dan hangat jika di dunia nyata. Taehyung sepertinya harus berterima kasih pada pembuat naskah yang mengadakan adegan berpegangan tangan seperti ini di dramanya. Meski ia harus kesulitan saat mereka naik di tangga bis, karena Jeongguk tidak mau melepaskannya.

Jeongguk membiarkan Taehyung duduk di sebelah jendela. Pria itu menatap pemandangan senja dengan wajah penuh kekaguman. Jeongguk tersenyum dan menggenggam jemari Taehyung dalam sakunya lebih erat. Beberapa saat kemudian dering ponsel Taehyung berbunyi. Pria itu mengeceknya dengan tangan yang bebas dan membuka pesan yang baru saja masuk.

Wajahnya cerah saat melihat nama Jeongguk berada di atas tidak jauh dari namanya. "Kita satu kelas!" Teriaknya girang.

"Serius?"

"Iya! Lihat ini!" Taehyung memperlihatkan pesan yang berisi daftar kelas berisi siswa yang telah diacak untuk tahun ajaran baru.

"Baguslah. Tahun ajaran akhir ini akan menjadi menyenangkan."

"Bukannya justru lebih sibuk? Kita harus ujian akhir sekolah, ujian praktek, dan setelahnya masih ada ujian masuk universitas untukmu."

"Kalau begitu sibuk dan menyenangkan." Jeongguk tersenyum. "Menyenangkan karena ada kau di dalamnya."

Young God(s) || KookV [ √ ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora