#11; Rival

2K 315 36
                                    

Taeyong baru selesai geladi bersih untuk konser SM Town nanti malam ketika Kai tiba-tiba menghampirinya di back stage.

Dia menatap Taeyong tajam sebelum mengungkapkap tujuannya menghampiri junior satu agensinya itu.

"Apa hubunganmu dengan Jennie?" tanya Kai tanpa basa basi. Tangannya bersidekap angkuh.

"Sunbae, kau kemari hanya untuk menanyakan itu?" Suara Taeyong terdengar datar. Sebenarnya ia malas berurusan dengan Kai. Ia takut tidak bisa mengontrol emosinya.

"Jawab saja pertanyaanku!" gertak Kai, namun tak membuat Taeyong gentar.

"Sudah kukatakan padamu sunbae, apapun hubunganku dengan Jennie tidak ada hubungannya sama sekali denganmu!" Taeyong menghela napas pelan.

"Dan sudah kukatakan padamu juga kalau aku ini kekasih Jennie jadi apapun yang berhubungan dengan Jennie adalah urusanku juga." Kai menyeringai. Mencoba mengintimidasi Taeyong lewat tatapannya.

"Kenapa kau begitu penasaran dengan urusan orang lain?" Dari kejauhan Taeyong melihat Doyoung yang hendak menghampiri mereka, tapi ia buru-buru memberi kode agar Doyoung pergi meninggalkan mereka berdua.

Ia tidak mau teman-teman satu grupnya teribat dalam masalah ini.

"Sudah kubilang kalau aku ini kekasihnya Jennie dan urusanmu ada hubungannya dengan Jennie."

"Ah ... biar kuganti pertanyaannya. Kenapa kau begitu terobsesi pada Jennie? Kau bisa mendapatkan wanita lain yang jauh lebih cantik darinya, tapi kenapa kau malah memilih Jennie?" Taeyong sudah tidak peduli dengan tatapan penasaran dari orang-orang yang melewati mereka.

"Lalu bagaimana denganmu? Kenapa kau menyukai Jennie?" Kai balik bertanya membuat Taeyong mengumpat dalam hati.

"Aku tidak bilang kalau aku menyukai Jennie," bantah Taeyong. Jelas sekali kalau pria itu tak pandai berbohong. Kai hanya tertawa mengejek mendengarnya. "Wajahmu yang mengatakannya!"

"Baiklah aku mengaku. Aku memang menyukai Jennie, tapi aku tidak sampai terobsesi padanya." Kali ini Taeyong memberanikan diri membalas tatapan tajam Kai padanya.  "Obsesi itu ada bagusnya, tapi terlalu terobsesi seperti dirimu bukanlah suatu hal yang patut dipertahankan. Maaf kalau aku menyinggungmu sunbae, tapi sepertinya kau harus periksa kondisi kejiwaanmu. Kau selalu terobsesi pada seorang wanita dan memaksa mereka agar mau menjadi milikmu. Kau menghalalkan segara cara untuk mendapatkannya. Seharusnya kau bisa belajar dari kesalahanmu yang sebelumnya." Kai sedikit terkejut dengan ucapan Taeyong barusan. Ia tak menyangka Taeyong akan seberani itu padanya.

"Beraninya kau bicara seperti itu padaku. Kau lupa kalau aku ini seniormu?!" Nada suara Kai semakin meninggi. Beberapa crew yang melihat mereka sampai terkejut.

"Sekali lagi aku minta maaf kalau aku sudah keterlaluan, tapi aku tidak punya alasan untuk menghormatimu kalau kau sendiri tidak bisa menghormati orang lain."

Kai melotot tak terima. "Dasar kurang ajar!"

"Sunbae, sebaiknya kau menghentikan ini semua sebelum bertambah semakin rumit. Bukannya akan menyukaimu, Jennie justru malah akan semakin membencimu. Kalau kau benar-benar menyukai Jennie, dekati dia dengan cara yang benar. Bukan dengan cara seperti ini. Wanita tidak suka lelaki pemaksa. Aku tahu kalau kau masih mempunyai sisi yang baik, jadi dengan sangat aku mohon padamu untuk berhenti menyakiti Jennie. Normalnya seseorang tidak mungkin akan menyakiti orang yang disayanginya bukan?" Kai terperengah. Ini kali pertamanya ia melihat sosok lain dari seorang Lee Taeyong.

"Jika kau benar-benar menyukai Jennie aku yakin kau tidak akan tega melihatnya menderita, tapi jika kau hanya bermain-main untuk sekadar memenuhi obsesimu tolong cari saja orang lain. Jennie terlalu berharga untuk kau jadikan mainan!" Taeyong tak memberikan kesempatan Kai untuk bicara sepatah katapun. "Aku permisi dulu sunbae." Taeyong membungkukkan tubuhnya sedikit lalu melengos pergi begitu saja.

Sementara Kai masih terdiam di tempatnya sambil mengepalkan kedua tangannya geram.

Ia ingin menghajar Taeyong, tapi ia masih sadar kalau ia tidak mungkin melakukannya di sini.

Baru saja Kai akan beranjak pergi saat Kyungsoo menghampirinya. Ia menatap Kai dengan tatapan yang seperti sedang meremehkan. "Kau sangat  menyedihkan Kai. Kau bahkan sampai dinasehati oleh juniomu."

Kyungsoo tersenyum miring. Tadi ia tak sengaja menguping semua pembicaraan Kai dengan Taeyong, tapi ia memilih untuk membiarkan mereka daripada mencoba melerainya.

Sama seperti Kai, Kyungsoo pun kaget dengan keberanian Taeyong. Ia tidak menyangka Taeyong berani mengatakan hal semacam itu kepada Kai. Yang bahkan Suho saja sampai lelah menasehati Kai karena tak pernah didengarnya.

"Hyung, sebaiknya kau tidak usah ikut campur."

"Kau ini kekanakan sekali. Taeyong lebih muda darimu, tapi pemikirannya jauh lebih dewasa. Harusnya kau malu!" Kai terdiam sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sekasar apapun perkataan Kyungsoo padanya ia tidak pernah sakit hati. Kai cukup segan pada Kyungsoo.

"Kalau kau penasaran dengan hubungan mereka, biar kuberi tahu kalau Taeyong memang kekasih Jennie, tapi tadi kau dengar sendiri bukan? Dia bilang kalau kau benar-benar menyukai Jennie, dekati dia dengan cara yang benar. Aku tidak percaya Taeyong mengatakan hal itu. Jika aku ada di posisinya aku mungkin sudah mengahajarmu, tapi Taeyong tidak melakukan apapun. Dan kau tahu kenapa? Karena dia benar-benar menyayangi Jennie. Taeyong berusaha agar tidak menimbulkan masalah apapun yang akan menyeret Jennie ke dalam dalamnya." Kai masih bungkam. Ia merasa kalah telak dari Taeyong.

Bahkan Kyungsoo yang diseganinya pun malah ikut membela Taeyong.

Benar-benar menyebalkan.

Semuanya saja membela Taeyong. Kemarin Chanyeol, sekarang Kyungsoo. Besok siapa lagi?

"Kau harus belajar mencintai seseorang dengan tulus Kai. Tidak ada ceritanya seseorang akan menyakiti orang yang dicintainya, kecuali jika dia memang gila." Kai berdecih pelan. Bahkan perkataan Kyungsoo pun sama dengan apa yang diucapkan Taeyong tadi.

"Sudahlah hyung aku pusing mendengarmu berbicara terus!" Kai memilih melarikan diri dari Kyungsoo, jika tidak ia mungkin akan terus diceramahi sampai kedua telinganya panas.

"Aku harus membuat perhitungan pada Taeyong. Enak saja dia sok menasehatiku seperti itu. Dia pikir dia siapa?" gerutu Kai. Kedua telapak tangannya masih terkepal kuat.

"Dia pikir aku bodoh apa? Mana mungkin aku mempermainkan wanita secantik Jennie. Dia itu milikku. Aku akan membuatnya menyerah pada Jennie dan menyuruhnya putus. Lihat saja!"

TBC

============================================

12 Februari 2019

Irregular [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt