KONFLIK RINGAN

2.3K 46 0
                                    

Queenzya POV.

"Ham~"ya tuhan,katakan jika adegan di depan mataku ini hanya mimpi burukku,anak anak? Ya! Anak anakku jangan sampai melihat kebejatan sang ayahnya.

Aku keluar dari ruangan laknat itu,menghapus air mata dan berjongkok di depan ketiga anakku,"baby's ayah nggak bisa di ganggu,ayah lagi sibuk banget,gimana kalo bunda ajak kalian main di suatu tempat?" Anak keduaku sama sekali tak merespon ucapanku,dengan lembut aku membelai puncak kepalanya.

"Kita pergi ya Ivan?"Ivan menggeleng,"ndak au! pan au ain ama nyah"(*nggak mau! Ivan mau main sama ayah) Aku menarik nafas panjang untuk membuatku sedikit tenang,"van,bunda janji nanti kita kesini lagi ok?" Lagi dan lagi Ivan menggeleng,yang membuatku kaget saat dia berteriak memanggil sang ayah.

"NYAH!PAN AU AIN AMA NYAH!"Aku mengapai tubuh Ivan dan menggendongnya,"Vander,gandeng Ana,kita pergi dari kantor ayah" Dengan segera Vander menggandeng tangan anak bungsuku,aku meraih tangan Vander dan membawa mereka menuju Lift sedangkan Ivan masih berteriak memanggili ayahnya.

Dapat kulihat saat Ilham hendak berlari ke arahku yang telah masuk ke Lift dengan pintu yang ingin tertutup,dengan cepat aku menekan tombol Lobby kantor.

Sesampainya di lobby,aku membawa anak anak untuk masuk ke dalam mobil menaruh mereka di kursi khusus untuk mereka dengan Ivan yang terus saja mengoceh dan merengek untuk bersama sang ayah.

Aku menutup pintu belakang,dan hendak membuka pintu depan hingga sebuah tangan menahannya dan membuat pintu itu tertutup kembali.

"Sayang,kau salah faham"apa maksudnya?! jelas didepan mataku jika dia sedang berciuman,iya! bercium dengan seorang wanita yang sangat seksi,bakhan aku merasa jika ia berlari sedikit saja rok span yang ia gunakan akan naik dan menampakkan pahanya itu.

"Terserah!,katamu sibuk kan,itukah yang kau bilang sibuk?bagus pak,untung saja anak anak tak ikut masuk dan menyaksikan kebejatan ayahnya"aku menepis tangannya dan segera masuk ke dalam mobil lalu melajukannya.

"Nyah.."oh god! Tidakkan anakku tau jika sang ayah melakukan kesalahan terbesar?maafkan bunda sayang,untuk sementara kalian jangan bertemu dengan ayah kalian dulu.

Aku melajukan mobilku menuju mansion pribadiku yang bisa di bilang asri dan sangat nyaman,"kita sampai!kalian bisa bermain sepuasnya disini,bunda udah siapin kejutan untuk kalian"aku menurunkan ketiga anakku dan membawanya masuk ke dalam mansion,di sambut dengan beberapa pelayan.

"Bawa anak anakku ke taman belakang,jaga mereka dengan baik jika kalian tak ingin aku pecat"mereka mengangguk dan segera membawa anak anakku bermain di belakang sedangkan aku menelfon sang supir pribadi.

"Aku minta kau jemput ibuku dan bawa ke Mansionku" setelah itu panggilan terputus,aku menunggu sekitar setengah jam hingga mama datang.

"Queen ada apa nak?Dan Mansion siapa ini?"tangisku pecah di pelukan mama,"sayang,coba cerita ke mama,ada apa?"butuh beberapa menit sampai aku membaik.

"Ini Mansion pribadi Queen ma,cuma sahabat Queen yang tau mansion ini"sang ibu menangguk,ia mengusap punggung sang anak,"ada apa?mama tau kamu ada masalah kan?nggak biasanya loh,walaupun dulu mama nggak perhatian tapi batin kita terikat"

Tangis Queen pecah kembali,rasa sakit di hatinya kembali terasa,sang ibu mencoba untuk mendesak Queen dan pada akhirnya Queen bercerita pada sang ibu.

"Queen,dalam pernikahan itu harus ada komunikasi dan kepercayaan,komunikasi kamu dengan Ilham akhir akhir ini saja merenggang,coba dengarkan penjelasan dari Ilham Queen,mama yakin kamu cuma salah faham"Queen mengangguk dan menghapus air matanya.

"Jadi,kapan kamu bakal pulang ke Mansion?kasihan anak kamu yang harus pisah sama ayahnya"Queen menangkat bahunya dan menatap luruh kedepan,"enggak tau,aku mau tenangin diri dulu,aku minta ke mama untuk jangan kasih tau ke Ilham kalo aku disini,kalo Ilham sampai tau,aku nggak akan pulang ma"sang ibu mengangguk mengerti,ia pamit dengan sang anak untuk menemui ketiga cucunya yang sedang bermain.

*****

Dua hari kemudian Adinka terbang menuju Indonesia,tak ada yang tau tentang kepergian Queen kecuali Ilham dan ibunya Queen,sahabat Queen pun tak tau menau tentang kejadian tersebut.

Tepat pukul 2 siang Adinka telah sampai di rumah sang ibunda,sambutan hangat di dapat adinka dari ketiga abangnya dan orang tuanya.

Keesokan harinya Adinka berkunjung ke Mansion Queen,dengan perasaan senang ia menekan bel mansion tersebut.

Pintu terbuka,menampilkan Ilham dengan muka yang sangat tak terawat,"ham?lo kenapa?Queen mana?"Ilham mempersilahkan Adinka masuk,Adinka berkunjung hanya sendirian lantaran Axel dan Adel sedang asik bermain dengan orang tuanya.

"Din,Queen pergi dari beberapa hari yang lalu,ini sudah hari ketiga dia pergi dan nggak ada kabar sedikitpun,nomernya juga nggak aktif"Adinka terlonjak kaget,dengan cepat ia merogok kantong dan menelfon nomer Queen,benar kata Ilham bahwa nomer Queen tak aktif.

"Kenapa ham?kok bisa begini sih?bukannya hubungan kalian baik baik aja?"Ilham mengeleng,tatapan matanya sendu,"setahun belakangan kantor gw ada masalah,jadi gw selalu pergi pagi pulang larut malem saat anak anak sudah tidur"Adinka mengerti,ternyata hubungan mereka sedang tak baik lantaran hilangnya komunikasi dan merengangnya hubungan antara keduanya.

"Terus,beberapa hari yang lalu dia dateng ke kantor gw tanpa ngasih kabar,dan akhirnya dia ngeliat sesuatu yang tak seharusnya ia lihat dan tak seharusnya terjadi"Ilham mengacak rambutnya frustasi,rasa rindu kepada anak anaknya dan istrinya telah di puncaknya,rasanya sangat merindukan ketiga anaknya dan istri yang selalu bermanja kepadanya.

"Gw akan coba untuk cari Queen di tempat kesukaannya,dan semoga aja gw bisa bawa pulang mereka"mata Ilham berbinar,berkali kali ia mengucapkan terima kasih kepada adinka.

******

Waktu berjalan begitu cepatnya,seminggu berlalu namun Adinka tak kunjung menemukan keberadaan Queen,"lo dimana sih Queen?lo tinggal dimana kalo bukan di rumah atau mansion-"kata mansion mengingatkan ia akan satu tempat yang belum ia datangi,dengan gerakan cepat ia mengambil kunci mobilnya dan masuk ke dalam mobilnya.

*****

20 menit perjalanan dan Adinka sampai di sebuah Mansion yang lumayan besar,ia memarkirkan mobilnya di halaman tersebut dan segera menekan bel sampai seorang wanita paruh baya membuka pintu utama tersebut.

"Selamat siang nona Adinka,ada perlu apa ya?"Adinka tersenyum ramah,"Queen ada di sini bi?"wanita tersebut mengangguk dan di susul suara tangis seorang anak yang lumayan kuat.

"Silakan masuk nona,nyonya ada di halaman belakang"Adinka mengangguk dan segera berjalan menuju halaman belakang.

"Queen"

TBC

DIAMOND DEAD SQUAD (LENGKAP)Where stories live. Discover now