4

1.1K 83 16
                                    

Mika PoV

Bau... Bau darah... menggoda juga menjijikan disaat bersamaan. Hasrat dalam diriku berteriak menginginkan lebih... darah, kegilaan, penderitaan, keputusasaan, dan juga kebencian. Kebencian sangat cocok untuk bangsa yang dikutuk seperti kami. Bencilah kami, burulah kami, sampai tidak bersisa untuk mengurangi dosa-dosa bangsa kami yang terkutuk ini.

Kutatap tangan dan seluruh tubuhku yang tertutupi warna merah. Menjijikan! Ini adalah warna yang cocok untuk bangsa kami... Warna dosa. 

Ini semua salah mereka... dan aku adalah bagian dari mereka. Kalau saja mereka tidak melakukan hal terkutuk itu... Kalau saja mereka tidak melakukan perang-perang itu...Teman, sahabat, saudara, adik, kakak, dan.... Ibu ... Lalu pasanganku... Aku kehilangan semuanya... setelah itu sekarang aku harus mempunyai pasangan dari keturunan yang sama dengan mereka... Yang benar saja... 

Aku tahu... aku harus membunuhnya... jika tidak aku akan ragu untuk membasmi mereka.

Seperti apa pun caranya aku harus segera menyingkirkannya...

Author PoV

Mika melayang dalam masalalu yang selalu terbayang dan tidak pernah bisa ia singkirkan. Bahkan ingatan masalalunya itu terasa tajam dari waku ke waktu... bahkan ia ingat bagaimana Ibu yang sangat dicintainya melebur menjadi debu pasir yang berterbangan sehingga ia tidak bisa meraih segenggam atau bahkan sebutirpun ia tidak dapat meraihnya. Ia ingat ketika melihat sekitarnya mulai berterbang seperti ibunya... bahkan bangunan, tanaman, binatang yang hidup disekitarnya berubah. Hingga akhirnya yang tertinggal hanya lah dirinya... dan beberapa orang yang terlihat ketakutan dan merlarian melihat sekitarnya menghilang dan menyisakan hamparan gurun pasir. Ya...hanya Mika... dan beberapa orang dikejauhan... orang-orang dari keturunan yang dikutuk.

Perlahan orang dari kejauhan berlari kearah Mika. Sedangkan Mika masih terpukul dengan apa yang terjadi pada Ibunya dan sekitarnya. Beberapa saat yang lalu semuanya terlihat baik-baik saja bahkan Ibunya terlihat tersenyum manis padanya. Lalu semuanya berakhir begitu saja.

" Kamu... Selamat..." Ucap Seseorang pada Mika bergeming, masih terkejut.

" Rosa... Kamu Mika?" Ucap Seseorang lainnya berhasil membuat Mika Menatap seseorang didepannya. Mika menatapnya lekat, ia mengenal siapa orang didepannya ini. Seorang pria cukup berumur, wajahnya yang tegas dihiasi rasa khawatir, dengan pakaian yang terlihat mewah, dan jangan lupa dengan mahkota yang bertengger di kepalanya yang kini terlihat sedikit miring.

"Ayah mengenalnya?" Ucap orang lainnya yang terlihat baru saja sampai ditempatnya saat ini.

"Ya... Lebih baik kita mencari tempat terlebih dahulu. Mika, Lebih baik kamu ikut bersama kami." Ucap Sang pria yang Mika kenal sebagai Raja dan 3 anak yang ada disampingnya adalah pangeran dari negerinya yang bahkan tidak tersisa selain mereka berempat.

Entah beberapa lama mereka berjalan melewati gurun pasir yang sebelumnya adalah negeri yang mereka kenal luas dan makmur. Dimana pun itu sejauh mata memandang hanyalah padang pasir yang tidak terbatas. Tetapi meskipun mereka merasa lelah mereka harus mencari tempat dimana mereka bisa berteduh.

Setelah sekian lama akhirnya mereka bisa melihat hutan didepan mereka dan mereka mengetahui hutan itu adalah perbatasan dari negerinya dengan negeri sebrang. Mereka pun segera masuk kedalam hutan tersebut, hutan yang terkenal dengan sebutan terlarang tersebut.

Mereka melangkah semakin masuk kedalam hutan itu tanpa ragu seakan mengetahui apa yang ada didepan sana, kecuali Mika yang memang tidak tahu apa yang ada didalam hutan sana. Beberapa saat kemudian mereka pun sampai di depan kastil megah yang terlihat tidak pernah dihuni, terlihat dari beberapa akar pepohonan yang mehiasi dinding dan ilalang yang sangat tinggi.

Ikatan (DROP)Where stories live. Discover now