2

3.9K 287 38
                                    


Up nih... hehehe....

Met baca

------>>>>>>>>

Sementara itu ditempat berbeda...

Terlihat seorang wanita sedang menunggu didekat hutan. Sambil sesekali berjalan bolak-balik ditempat yang sama. Menunggu anak yang entah sejak kapan pergi dari rumah.

"Ah... Anak itu selalu saja pergi setiap bulan penuh. Mencari pasangan katanya, yang benar saja?!! Umurnya saja masih seumur benih cabe. Kalau umurnya sudah 100 tahun mungkin aku maklumi sudah masa remaja." Ucap Lota dengan wajah yang terlihat gelisah sambil menatap hutan.

Selesai mengeluarkan rasa kesalnya pada hutan. Lota pun kembali berjalan bolak-ballik disekitar hutan. Berharap orang yang dimintanya utuk menemukan anak yang katanya masih berumur benih cabe itu kembali alias Izael. Sampai sudutnya menemukan seseorang yang dia kenal. Lota hanya bia menghembuskan napas panjang. Anak dan Bapak sama saja, pikirnya.

"Lu? Mau kemana? Anakmu pergi entah kemana... Kamu juga mau pergi? Mencari Izael? Atau ada kepentingan lain yang lebih peting dibanding anakmu?" Ucap Lota sambil menghampiri Luca yang hendak masuk kedalam hutan, tetapi berhenti ketika Lota melihat dan bertanya padanya. Luca hanya tersenyum menatap Lota. Lota terdiam melihat Luca yang terlihat sangat pucat dan begitu lemah.

"Ada apa Lu? Wajahmu terlihat pucat. Kamu selalu terlihat seperti ini setiap bulan penuh Lu. Ada apa sebenarnya?" Ucap Lota terlihat khawatir melihat keadaan Luca yang terlihat berbeda sejak kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Kakak tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja, sepertinya hanya butuh dikit udara segar dari hutan. Setelah itu aku akan baikan. Ya... sekalian mencari Izael. Aku harus pergi sekarang Kak." Ucap Luca sambil terburu-buru masuk kedalam hutan.


Lota menatap hutan dimana Luca masuk tadi. Banyak pertanyaan yang melintas dikepalanya saat ini. Lota hanya berharap Luca dan Izael yang sudah dianggapnya sebagai anak tidak terlibat maslah atau apapun itu yang bisa menyebabkan kekacauan, seperti yang terjadi beberrapa tahun yang lalu. Mengingat hal tersebut membuat Lota sedih. Kehilangan seseorang yang dicintainya.

"Iza..." Bisik Lota. Lalu menghampiri sisi hutan yang lain ketika melihat orang-orang yang dimintannya untuk menemukan Izael keluar dari hutan tanpa Izael bersama mereka. Terlihat wajah pucat 2 orang yang mengejar Izael tadi. Lota menatap keduanya curiga...

"Dimana Izael?" Ucap Lota.

"Ta-tadi... kami mengejarnya... tetapi tidak berhasil menemukannya." Ucap salah satunya.

"Kami kehilangan Izael... tapi saat hendak kembali mencarinya... " Lanjutnya lagi. Lota hanya terdiam menunggu kelanjutannya.

"Seseorang... membawanya masuk kedalam hutan. Kami mengikutnya tetapi kehilanganya." Ucapnya dengan sedikit gemetar.

Lota hanya menatap kedua orang yang biasanya dipercaya untuk menjaga Izael itu, terutama saat bulan penuh seperti saat ini. Tetapi ini... kenapa bisa tidak terkejar? 2 orang dihadapannya ini bukan manusia biasa... keduanya sudah terlatih untuk berburu... bahkan keduannya bisa berlari jauh lebih cepat dari binatang manapun dihutan. Bagaimana bisa?

"Kalian tidak bisa mengejarnya?" Ucap Lota. Keduanya hanya mengangguk menjawab Lota.

Lota hanya terdiam memikirkan berbagai kemungkinan. Sampai Lota mengingat sesuatu yang dia dengar dari salah satu orang ditempat tinggalnya yang baru saja pergi kedesa yang dekat dengan tempat tinggalnya. Lota mendengar tentang Pemburu vampire yang mempunyai fisik melebihi manusia biasa dan selalu membawa panah sebagai ciri bahwa dia adalah seorang pemburu. Apa mungkin... pemburu??!! Pemburu vampire. Lota mulai gelisah memikirkan hal tersebut.

"Apa orang itu membawa panah?" Ucap Lota dan lagi kedua orag dihadapannya ini hanya menjawab dengann anggukan.

"Sial!' Umpat Lota lalu mulai merlari menuju tempatnya diikuti kedua orang dibelakangnya.

-

-

-

-

Disisi lain pada saat yang sama.

Terlihat Luca yang sedang menunggu seorang disebuah pohon besar didalam hutan. Sambil duduk disalah satu akar pohon. Keadaannya tidak bisa dibilang baik terllihat lemas dan juga pucat. Nafasnyya tercekat. Sesekali dia memegang tenggorokannya yang terasa panas.

"Ha... hhhh... haus... sakit... hhh." Luca berusaha untuk menahan rasa hausnya. Jika saja beberapa tahun yang lalu dia tidak menerima darah darinya. Dia tidak akan terikat dengan rasa haus seperti sekarang ini. rasa haus akan darahnya... ya hanya darahnya. Luca ttidak mengerti apa yang tterjadi pada tubuhnya dia tidak bisa menyembuhkan diriny saat itu.... Kehilangan banyak darah... dan... sebagai gantinya dia menerima darah darinya. Dan hanya darah miliknya saja yang yang mengalir dalam tubuh Luca. Menyebabkannya tidak bisa lepas darinya. Terikat dengannya. Membutuhkannya. Menginginkannya. Entah apa yang terjadi... dia merasa seperti manusia yang berubah menjadi vampie dan membutuhkan tuannya utuk terus hidup.

Setiap bulan baru Luca bertemu dengan Mika. Entah kebetulan atau memang rencana busuk dari Mika. Mika selalu ada untuknya saat dia membutuhkannya. Meskipun Luca sangat membenci Mika, tetapi darahnya selalu memikat Luca. Luca merasa hampir gila karena keadaannya sekarang dan sangat membenci dirinya.

"Ah... wangi ini..." Ucap Luca bahkan tidak menyangka akan menyukai wangi darahnya yang tercium olehnya.

"Saatnya makan Adikku sayang!" Ucap Mika tiba-tiba berada didekatnya sambil membuka baju dan menunjukan luka dipunggungnya yang mulai menutup walaupun prosesnya lebih lama dari biasanya. Senjata pemburu memang hebat.

Luca mendekat dengan senang hati meskipun pikirannya bertolak belakang dengan ekpresi, ucapan dan tindakannya.

"Kakak... terluka?" Ucap Luca sambil mengelus punggung Mika lalu menjilat Darah disekitar luka yang menutup sedikit demi sedikit. Jujur saja saat ini dia sangat ingin menghujamkan tangannya diluka yang masih terbuka tersebut, tapi tidakannya saat ini diluar kendalinya.

"Ya... Tadi aku bertemu dengan pemburu saat aku akan menyelesaikan urusanku." Ucap Mika. Luc trus menjilati luka tersebut sampai bersih dan luka tersebut tertutup sempurna.

"Mmmhh... Lu... kamu tahu... saat ini kamu sangat mirip... mirip sekali dengan jalang-jalang dirumah pelacuran. Mhhhh... Begitu penuh hasrat dan nafsu. Sangat menggoda... slurph!" Ucap Mika sambil menarik Luca kehadapannya lalu mengarahkan kepalanya pada leher Luca lalu menghirupnya dan menjilati jenjang leher Luca.

"Buka bajumu... Aku ingin menikmati Makananku." Perintah Mika, dengan segera Luca membuka bajunya.

"Hidangan siap tuan..." Ucap Luca sambil tersenyum menggoda tetapi sesuatu yang hangat mengalir dipipinya... Mika menyeringai menikmati pemandangan tersebut.

"Tenang... Aku akan melakukannya secepat mungkin. Lagi pula aku mempunyai urusan dengan seorang pemburu." Ucap Mika sambil mengusap air mata Luca dan mengecup pipi yag basah tersebut.

-

-

-

-

T

B

C

-

-

-

Akhirnya selesai juga.... Maaf ya kalo bahasanya agak gimana gitu sama typo yang berterbangan kemana-mana.

Jangan bosen nunggu ya... hehehe

Moga ceritanya seru...

Makasih udah nunggu sama baca cerita ini.

Jangan lupa vomentnya ya..

See you.

ZenoYuichi.

Ikatan (DROP)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora