The Problem's Begin

30 2 6
                                    

Belum mau menjalin komitmen, bukan berarti gak laku.

Edzard Arvino Wilder

“Untuk apa kakak jauh-jauh balik dari LA ke Jakarta kalo gak bawain aku hadiah apa-apa. Sepertinya kakak memang lupa hari ini hari apa.”

Helaan nafas panjang Nada Aranee Wilder terdengar oleh kedua anak mereka, “Berhentilah merajuk Lala Aranee Wilder, kakak kamu ini baru pulang dan dia pasti sangat kelelahan.”

Lala mendengus mendengar perkataan sang Mama, “Tapi dia udah janji mau beliin aku hadiah, Ma.”

“Kakak kamu pasti beliin hadiahnya, dia gak mungkin lupa, sayang.” Nada bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur untuk melihat kue yang sedang ia panggang.

“Buktinya dia lupa, berarti hari ini gak penting buat dia. Kerja aja terus sampe lupa keluarga. Papa aja sibuk gak gini-gini amat, dia tadi udah beliin kado buat Lala, Lah kakak? Inget aja kagak.”

I’m sorry then. I think everyone can makes a mistakes. Kakak lupa, La, disana kakak benar-benar sibuk karena harus ngurusin perusahaan papa yang mulai berkembang, kakak harap kamu ngerti kakak gak lupa hari ini hari apa.” Edzard mendekati Lala memeluknya meskipun Lala masih terlihat sangat kesal, tak lupa ia mencium kening adik kesayangannya itu. “Happy Birthday my Little Princess, I know I was wrong but Forgive me please, can you?

Mendengar itu Lala sebenarnya mulai luluh, tapi ia tidak ingin menunjukannya pada kakaknya itu, hari ini adalah hari ulang tahunnya dan hadiah ulang tahun dari kakaknya tetap harus ia dapatkan, “Aku maafin kakak, tapi kakak harus tetap belikan aku hadiah ulang tahun yang aku mau!”

Edzard tersenyum mendengarnya, ia merasa senang adiknya mau memaafkannya, “Don’t worry, Honey. I’ll give anything you want, just tell me what it is?

Mata Lala tiba-tiba berbinar mendengar jawaban dari Edzard, “Anything?”

Anggukan dan senyum manis yang diberikan Edzard semakin meyakinkan Lala bahwa kakaknya itu pasti akan mengabulkan semua keinginannya, meski hal sulit sekalipun. “Kakak tahu kan siapa penulis favorit aku? Dan novel-novel karya siapa yang paling banyak aku miliki?”

Of course I know. Limisa Aileen, kan?”

That’s right.” Senyum Lala semakin melebar, hal itu justru membuat Edzard kebingungan.

“Jadi, apa hubungannya hadiah yang harus kakak kasih sama penulis favorit kamu itu?”

Perasaan Edzard mulai tidak tenang, apalagi sudah beberapa kalli ia memeregoki adiknya menyeringai.

“Kakak harap kamu gak minta yang aneh-aneh.” Ya, Edzard harap Lala hanya akan meminta sesuatu yang normal yang dapat dengan mudah ia dapatkan dan pastinya tidak meribetkan seperti meminta dibelikan boneka panda besar kesukaannya atau mungkin minta dibelikan gadget baru yang sedang naik daun musim ini, tapi sepertinya itu hanya akan menjadi sebuah harapan saja, karena ternyata perasaan tidak enaknya itu terbeukti setelah Lala mengutakarakan keinginnannya.

“Aku mau kakak beliin aku novel-novel terbaru dari Kak Limisa Aileen yang berjudul Just to be with you sama yang The Reason is Not You, lengkap dengan tanda tangannya dan kakak juga harus minta kak Limisa Aileen kasih tanda tangannya untuk semua novel-novel karya dia yang aku punya, Cuma tujuh novel kok, sama dua novel terbarunya jadi sembilan. Gimana, gampang kan?”

“Kalo kakak udah bisa buat janji sama Kak Limisa Aileen kakak harus ajak aku buat ketemu dia, dan aku mau foto bareng sama Kak Limisa.”

“Dan satu lagi, Kakak yang fotoin!”

Love, LimisaWhere stories live. Discover now